TULAR NALAR DI SPADA: PENGUATAN MODUL LITERASI DIGITAL DI PENDIDIKAN TINGGI
Maarif Institute Kamis, 19-5-2022 | - Dilihat: 19
Oleh: Maarif Institute
Peluncuran modul Tular Nalar di SPADA sebagai bagian dari penguatan literasi digital di tingkat perguruan tinggi yang diprakarsai oleh Maarif Institute, Mafindo dan Love Frankie, bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek serta didukung oleh Google.org.
Jakarta, 18 Mei 2022 - Masifnya penggunaan internet turut mempengaruhi perilaku digital masyarakat, terutama perilaku bermedia sosial. Meningkatnya penggunaan internet, salah satunya disebabkan oleh anjuran untuk beraktivitas di rumah karena adanya wabah pandemi covid-19. Hasil survei INDIKATOR pada 21 Feb – 16 Maret 2022 menunjukan bahwa saat ini mayoritas masyarakat menjadikan internet sebagai media yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak terkecuali di dunia pendidikan.
Sayangnya penggunaan internet di Indonesia yang sangat masif belum dibarengi dengan tingkat literasi media dan digital, serta belum secara maksimal kita manfaatkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana amanat cita-cita kemerdekaan Republik Indonesia yang dinyatakan pada Pembukaan UUD 45. Hasil survei literasi digital nasional 2021 yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Katadata Insight Center (KIC) menunjukan bahwa secara nasional, indek literasi digital di Indonesia masih berada pada level sedang atau berada pada level 3,49 dari skala skor indeks 0-5.
Data tersebut menunjukan bahwa kemampuan literasi digital masyarakat Indonesia perlu ditingkatkan kembali. Terlebih di masa pandemi Covid 19 ini tantangan yang dihadapi lebih berat lagi. Data Kementerian Komunikasi dan Informatika menunjukkan sampai Februari 2022, telah memblokir 5.299 hoaks yang ada di media sosial. Hoaks tersebut makin cepat tersebar di tengah kekalutan masyarakat menghadapi wabah dan dorongan untuk hidup dalam dunia digital.
Selama pandemic Covid-19 aktivitas belajar mengajar dilakukan dengan metode Pendidikan Jarak Jauh (PJJ), pada level pendidikan tinggi PJJ dilaksanakan dengan menggunakan Learning Menajemen System (LMS). Dalam rangka memfasilitasi PJJ yang dilakukan oleh setiap perguruan tinggi Direktorat Jenderal DIKTI Kemedikbudristek mengembangkan LMS Sistem Pembelajaran Daring (SPADA) Indonesia. Selama pandemic covid-19 SPADA Indonesia telah menjadi LMS yang digunakan oleh mayoritas perguruan tinggi baik negeri maupun swasta.
Dalam rangka mendukung pembelajaran daring tersebut MAARIF Institute, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) dan Love Frankie didukung oleh Google.org bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek meluncurkan modul literasi digital dan media Tular Nalar dengan tema: “Tular Nalar di SPADA: Penguatan Modul Literasi Digital di Pendidikan Tinggi”. Modul ini diharapkan dapat mendukung dan memfasilitasi pengajar dalam mengajarkan keahlian literasi digital dan media, termasuk di dalamnya dalam menangkal hoax, disinformasi dan misinformasi dalam konteks Covid-19.
Kegiatan ini akan digelar Rabu, 18 Mei 2022 Pukul 09.00 – 11.00 WIB melalui aplikasi Zoom Meeting dengan menghadirkan Dr. Ir. Kiki Yuliati, M.Sc (Plt. Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen DIKTI Kemendikbudristek), Abd. Rohim Ghazali (Perwakilan Konsorsium Tular Nalar/Direktur Eksekutif MAARIF Institute), Arianne Santoso (Government Affairs and Public Policy, Google Indonesia), Dr. Muhammad Sulhan (Ketua Umum Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi - ASPIKOM) dan Santi Indra Astuti, S.Sos. M,Si (Program Manager MAFINDO/Penyusun Modul Tular Nalar).
Plt. Direktur Belmawa Ditjen DIKTI Kemendikbudristek, Dr. Ir. Kiki Yuliati, M.Sc menyambut baik hadirnya modul Tular Nalar di SPADA Indonesia ini. “Modul ini merupakan materi esensial bagi mahasiswa dan dosen, oleh karena itu diharapkan dapat memperkaya materi yang ada di SPADA Indonesia dan dapat dimanfaatkan oleh seluruh dosen dari berbagai program studi dalam membekali para mahasiswanya dengan kemampuan literasi digital untuk menghadapi banjir informasi di masa ini dan masa yang akan datang.”
Santi Indra Astuti, S.Sos. M,Si, Program Manager MAFINDO/Penyusun Modul Tular Nalar menambahkan bahwa “Modul Tular Nalar dibagi menjadi terdiri dari 8 (delapan) kompetensi, yaitu (1) Mengakses Informasi. (2) Mengelola Informasi. (3) Memproses Informasi. (4) Mendesain Informasi. (5) Berbagi Informasi. (6) Ketangguhan Diri. (7) Perlindungan Data, dan (8) Kolaborasi. Dari delapan kompetensi tersebut dikelompokan menjadi 3 (tiga) level kemampuan untuk menjadi insan literate, pertama level TAHU, level TANGGAP, dan level TANGGUH.
Keunikan Tular Nalar terletak pada aplikasinya di beragam tema, mulai dari kecakapan digital dasar, literasi digital bagi isu kebencanaan, isu kesehatan, internet di ruang kelas, internet di tengah keluarga, internet damai, serta menjadi warga digital. Itu sebabnya, kurikulum literasi digital Tular Nalar sangat fleksibel sebagai penunjang materi-materi berbagai prodi, apapun disiplinnya. Tular Nalar hadir di tengah masyarakat sebagai terobosan baru dengan harapan dapat mengatasi deficit critical thingking yang meluas di segala bidang.”
Di kesempatan ini Arianne Santoso, Senior Analyst Government Affairs and Public Policy, Google Indonesia menjelaskan, “upaya dalam mengantisipasi penyebaran misinformasi dan disinformasi tidak hanya terbatas dalam pengembangan teknologi, namun juga memperluas kerjasama dengan organisasi masyarakat sipil dan pihak pihak terkait untuk membangun ketahanan diri terhadap misinformasi dan disinformasi masyarakat Indonesia pada umumnya.
Dengan hadirnya modul Tular Nalar di SPADA kami mendorong para mahasiswa untuk lebih berpikir kritis dalam menerima segala informasi di dunia digital dan merupakan perwujudan komitmen Google.org untuk menciptakan ruang digital yang aman dan sehat.”
“Melalui hadirnya modul Tular Nalar di SPADA ini diharapkan dapat memberikan ilmu, pengetahuan dalam kehidupan bermedia sosial. Dengan semakin kritisnya pemikiran masyarakat khususnya para dosen dan mahasiswa diharapkan mampu memerangi hoax dan informasi salah yang destruktif yang mengganggu kehidupan bermasyarakat.
Tentunya, hal ini bisa dicapai melalui kerjasama berbagai pihak mulai dari pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat sipil. Bagi dosen dan mahasiswa yang ingin mengakses modul Tular Nalar di SPADA Indonesia dapat mengunjungi link https://bit.ly/38BdDTz. Mari sama-sama berjihad melawan hoaks untuk kebaikan Indonesia,” Tutup Abd.Rohim Ghazali, Perwakilan Konsorsium Tular Nalar/Direktur Eksekutif MAARIF Institute
Informasi lebih lanjut hubungi:
Deni Murdiani, MAARIF Institute, +62 813-9424-5906
Santi Indra Astuti, Mafindo, +62 857-9467-1508
Juli Binu, Love Frankie, +62 819-3289-1595
Tentang MAARIF Institute
MAARIF Institute berkomitmen sebagai gerakan budaya dalam berbagai konteks Islam, kemanusiaan, dan kewarganegaraan. Sebagai lembaga swadaya masyarakat terkemuka dan wadah pemikir untuk isu-isu pluralisme, toleransi, dan melawan ekstremisme kekerasan di Indonesia, MAARIF Institute banyak terlibat di dalam ruang lingkup pekerjaan penelitian dan intervensi sosial.
Tentang Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia)
Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia) adalah organisasi masyarakat sipil anti-hoax yang telah memelopori banyak inisiatif untuk melawan infodemic atau wabah hoax. Visi dan misinya adalah menciptakan masyarakat yang tercerahkan dan kebal terhadap berbagai
tipuan dan ujaran kebencian. Saat ini Mafindo memiliki lebih dari 85.000 anggota online dan 17 cabang di berbagai penjuru Indonesia.
Tentang Love Frankie
Love Frankie merupakan agensi perubahan sosial yang berfokus pada penelitian dan komunikasi, serta bertujuan menyatukan tim pembuat perubahan yang kreatif dan penuh semangat. Misinya adalah mendukung, memberdayakan, dan meningkatkan kualitas berbagai komunitas yang berjuang bersama demi dunia yang lebih adil, setara, dan berempati. Love Frankie menggabungkan pemikiran kreatif yang unik dengan wawasan lokal yang mendalam untuk menciptakan inisiatif yang relevan secara budaya dan fokus menciptakan dampak nyata.
Tentang Google.org
Google.org adalah organisasi filantropi Google yang mendukung organisasi-organisasi non profit yang berupaya mengatasi masalah-masalah kemanusiaan dan menerapkan inovasi berbasis data yang bisa diskalakan untuk memecahkan tantangan-tantangan terbesar di dunia. Kami membantu mereka dengan menyediakan akses terhadap kombinasi dukungan yang unik yang mencakup pendanaan, produk, dan keahlian teknis dari para relawan di Google. Kami bekerja sama dengan para pembawa perubahan ini, yang membawa dampak signifikan bagi komunitas mereka, dan yang karyanya berpotensi untuk menghadirkan perubahan bermakna. Kami menginginkan dunia yang ideal bagi semua orang—dan kami yakin bahwa teknologi dan inovasi bisa mentransformasi empat area penting ini: pendidikan, ekonomi, peluang, inklusi, dan respons terhadap krisis.
- Artikel Terpuler -
TULAR NALAR DI SPADA: PENGUATAN MODUL LITERASI DIGITAL DI PENDIDIKAN TINGGI
Maarif Institute Kamis, 19-5-2022 | - Dilihat: 19
Oleh: Maarif Institute
Peluncuran modul Tular Nalar di SPADA sebagai bagian dari penguatan literasi digital di tingkat perguruan tinggi yang diprakarsai oleh Maarif Institute, Mafindo dan Love Frankie, bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek serta didukung oleh Google.org.
Jakarta, 18 Mei 2022 - Masifnya penggunaan internet turut mempengaruhi perilaku digital masyarakat, terutama perilaku bermedia sosial. Meningkatnya penggunaan internet, salah satunya disebabkan oleh anjuran untuk beraktivitas di rumah karena adanya wabah pandemi covid-19. Hasil survei INDIKATOR pada 21 Feb – 16 Maret 2022 menunjukan bahwa saat ini mayoritas masyarakat menjadikan internet sebagai media yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak terkecuali di dunia pendidikan.
Sayangnya penggunaan internet di Indonesia yang sangat masif belum dibarengi dengan tingkat literasi media dan digital, serta belum secara maksimal kita manfaatkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana amanat cita-cita kemerdekaan Republik Indonesia yang dinyatakan pada Pembukaan UUD 45. Hasil survei literasi digital nasional 2021 yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Katadata Insight Center (KIC) menunjukan bahwa secara nasional, indek literasi digital di Indonesia masih berada pada level sedang atau berada pada level 3,49 dari skala skor indeks 0-5.
Data tersebut menunjukan bahwa kemampuan literasi digital masyarakat Indonesia perlu ditingkatkan kembali. Terlebih di masa pandemi Covid 19 ini tantangan yang dihadapi lebih berat lagi. Data Kementerian Komunikasi dan Informatika menunjukkan sampai Februari 2022, telah memblokir 5.299 hoaks yang ada di media sosial. Hoaks tersebut makin cepat tersebar di tengah kekalutan masyarakat menghadapi wabah dan dorongan untuk hidup dalam dunia digital.
Selama pandemic Covid-19 aktivitas belajar mengajar dilakukan dengan metode Pendidikan Jarak Jauh (PJJ), pada level pendidikan tinggi PJJ dilaksanakan dengan menggunakan Learning Menajemen System (LMS). Dalam rangka memfasilitasi PJJ yang dilakukan oleh setiap perguruan tinggi Direktorat Jenderal DIKTI Kemedikbudristek mengembangkan LMS Sistem Pembelajaran Daring (SPADA) Indonesia. Selama pandemic covid-19 SPADA Indonesia telah menjadi LMS yang digunakan oleh mayoritas perguruan tinggi baik negeri maupun swasta.
Dalam rangka mendukung pembelajaran daring tersebut MAARIF Institute, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) dan Love Frankie didukung oleh Google.org bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek meluncurkan modul literasi digital dan media Tular Nalar dengan tema: “Tular Nalar di SPADA: Penguatan Modul Literasi Digital di Pendidikan Tinggi”. Modul ini diharapkan dapat mendukung dan memfasilitasi pengajar dalam mengajarkan keahlian literasi digital dan media, termasuk di dalamnya dalam menangkal hoax, disinformasi dan misinformasi dalam konteks Covid-19.
Kegiatan ini akan digelar Rabu, 18 Mei 2022 Pukul 09.00 – 11.00 WIB melalui aplikasi Zoom Meeting dengan menghadirkan Dr. Ir. Kiki Yuliati, M.Sc (Plt. Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen DIKTI Kemendikbudristek), Abd. Rohim Ghazali (Perwakilan Konsorsium Tular Nalar/Direktur Eksekutif MAARIF Institute), Arianne Santoso (Government Affairs and Public Policy, Google Indonesia), Dr. Muhammad Sulhan (Ketua Umum Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi - ASPIKOM) dan Santi Indra Astuti, S.Sos. M,Si (Program Manager MAFINDO/Penyusun Modul Tular Nalar).
Plt. Direktur Belmawa Ditjen DIKTI Kemendikbudristek, Dr. Ir. Kiki Yuliati, M.Sc menyambut baik hadirnya modul Tular Nalar di SPADA Indonesia ini. “Modul ini merupakan materi esensial bagi mahasiswa dan dosen, oleh karena itu diharapkan dapat memperkaya materi yang ada di SPADA Indonesia dan dapat dimanfaatkan oleh seluruh dosen dari berbagai program studi dalam membekali para mahasiswanya dengan kemampuan literasi digital untuk menghadapi banjir informasi di masa ini dan masa yang akan datang.”
Santi Indra Astuti, S.Sos. M,Si, Program Manager MAFINDO/Penyusun Modul Tular Nalar menambahkan bahwa “Modul Tular Nalar dibagi menjadi terdiri dari 8 (delapan) kompetensi, yaitu (1) Mengakses Informasi. (2) Mengelola Informasi. (3) Memproses Informasi. (4) Mendesain Informasi. (5) Berbagi Informasi. (6) Ketangguhan Diri. (7) Perlindungan Data, dan (8) Kolaborasi. Dari delapan kompetensi tersebut dikelompokan menjadi 3 (tiga) level kemampuan untuk menjadi insan literate, pertama level TAHU, level TANGGAP, dan level TANGGUH.
Keunikan Tular Nalar terletak pada aplikasinya di beragam tema, mulai dari kecakapan digital dasar, literasi digital bagi isu kebencanaan, isu kesehatan, internet di ruang kelas, internet di tengah keluarga, internet damai, serta menjadi warga digital. Itu sebabnya, kurikulum literasi digital Tular Nalar sangat fleksibel sebagai penunjang materi-materi berbagai prodi, apapun disiplinnya. Tular Nalar hadir di tengah masyarakat sebagai terobosan baru dengan harapan dapat mengatasi deficit critical thingking yang meluas di segala bidang.”
Di kesempatan ini Arianne Santoso, Senior Analyst Government Affairs and Public Policy, Google Indonesia menjelaskan, “upaya dalam mengantisipasi penyebaran misinformasi dan disinformasi tidak hanya terbatas dalam pengembangan teknologi, namun juga memperluas kerjasama dengan organisasi masyarakat sipil dan pihak pihak terkait untuk membangun ketahanan diri terhadap misinformasi dan disinformasi masyarakat Indonesia pada umumnya.
Dengan hadirnya modul Tular Nalar di SPADA kami mendorong para mahasiswa untuk lebih berpikir kritis dalam menerima segala informasi di dunia digital dan merupakan perwujudan komitmen Google.org untuk menciptakan ruang digital yang aman dan sehat.”
“Melalui hadirnya modul Tular Nalar di SPADA ini diharapkan dapat memberikan ilmu, pengetahuan dalam kehidupan bermedia sosial. Dengan semakin kritisnya pemikiran masyarakat khususnya para dosen dan mahasiswa diharapkan mampu memerangi hoax dan informasi salah yang destruktif yang mengganggu kehidupan bermasyarakat.
Tentunya, hal ini bisa dicapai melalui kerjasama berbagai pihak mulai dari pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat sipil. Bagi dosen dan mahasiswa yang ingin mengakses modul Tular Nalar di SPADA Indonesia dapat mengunjungi link https://bit.ly/38BdDTz. Mari sama-sama berjihad melawan hoaks untuk kebaikan Indonesia,” Tutup Abd.Rohim Ghazali, Perwakilan Konsorsium Tular Nalar/Direktur Eksekutif MAARIF Institute
Informasi lebih lanjut hubungi:
Deni Murdiani, MAARIF Institute, +62 813-9424-5906
Santi Indra Astuti, Mafindo, +62 857-9467-1508
Juli Binu, Love Frankie, +62 819-3289-1595
Tentang MAARIF Institute
MAARIF Institute berkomitmen sebagai gerakan budaya dalam berbagai konteks Islam, kemanusiaan, dan kewarganegaraan. Sebagai lembaga swadaya masyarakat terkemuka dan wadah pemikir untuk isu-isu pluralisme, toleransi, dan melawan ekstremisme kekerasan di Indonesia, MAARIF Institute banyak terlibat di dalam ruang lingkup pekerjaan penelitian dan intervensi sosial.
Tentang Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia)
Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia) adalah organisasi masyarakat sipil anti-hoax yang telah memelopori banyak inisiatif untuk melawan infodemic atau wabah hoax. Visi dan misinya adalah menciptakan masyarakat yang tercerahkan dan kebal terhadap berbagai
tipuan dan ujaran kebencian. Saat ini Mafindo memiliki lebih dari 85.000 anggota online dan 17 cabang di berbagai penjuru Indonesia.
Tentang Love Frankie
Love Frankie merupakan agensi perubahan sosial yang berfokus pada penelitian dan komunikasi, serta bertujuan menyatukan tim pembuat perubahan yang kreatif dan penuh semangat. Misinya adalah mendukung, memberdayakan, dan meningkatkan kualitas berbagai komunitas yang berjuang bersama demi dunia yang lebih adil, setara, dan berempati. Love Frankie menggabungkan pemikiran kreatif yang unik dengan wawasan lokal yang mendalam untuk menciptakan inisiatif yang relevan secara budaya dan fokus menciptakan dampak nyata.
Tentang Google.org
Google.org adalah organisasi filantropi Google yang mendukung organisasi-organisasi non profit yang berupaya mengatasi masalah-masalah kemanusiaan dan menerapkan inovasi berbasis data yang bisa diskalakan untuk memecahkan tantangan-tantangan terbesar di dunia. Kami membantu mereka dengan menyediakan akses terhadap kombinasi dukungan yang unik yang mencakup pendanaan, produk, dan keahlian teknis dari para relawan di Google. Kami bekerja sama dengan para pembawa perubahan ini, yang membawa dampak signifikan bagi komunitas mereka, dan yang karyanya berpotensi untuk menghadirkan perubahan bermakna. Kami menginginkan dunia yang ideal bagi semua orang—dan kami yakin bahwa teknologi dan inovasi bisa mentransformasi empat area penting ini: pendidikan, ekonomi, peluang, inklusi, dan respons terhadap krisis.
2 Komentar
2024-11-30 00:42:51
Haqapx
eriacta smaller - sildigra ridiculous forzest wire
2024-12-05 22:29:19
Zeihjj
buy indinavir cheap - purchase crixivan sale purchase voltaren gel online
2 Komentar
2024-11-30 00:42:51
Haqapx
eriacta smaller - sildigra ridiculous forzest wire
2024-12-05 22:29:19
Zeihjj
buy indinavir cheap - purchase crixivan sale purchase voltaren gel online
Tinggalkan Pesan