• Berita
  • Pandangan
  • Inspirasi
  • Kajian
  • Perkaderan
  • Sastra
  • Khutbah
  • Resensi
  • Kirim Tulisan
  • Berita
  • Pandangan
  • Inspirasi
  • Kajian
  • Perkaderan
  • Sastra
  • Khutbah
  • Resensi
  • Kirim Tulisan
  • Donasi? Klik disini

Saat Mata Buya Berkaca-kaca

Erik Tauvani Somae Ahad, 19-12-2021 | - Dilihat: 1667

banner

Oleh: Erik Tauvani Somae

 

"Mu’allimin adalah mini Indonesia yang siswanya berasal dari berbagai penjuru negeri."

Siang itu, 18 Desember 2021, matahari tengah memancarkan sinar cerah di atas kampus terpadu Mu’allimin di Sedayu. Namun awan hitam telah tampak di langit utara. Cerahnya siang di musim penghujan menjadi penanda kemungkinan hujan di sore hari. Sorenya, air dari langit itu pun turun jua membasahi bumi di sepanjang perjalanan pulang kami.

Ini adalah kali pertama Buya Syafii Maarif melihat secara langsung kegiatan belajar mengajar di gedung madrasah yang baru. Kampus terpadu yang telah lama diperjuangkan itu kini membuahkan hasil. Sejak Juli 2021, para siswa kelas satu mulai berdatangan secara bertahap sesuai protokol. Suasana pesantren mulai hidup.

Saat memasuki ruang kelas, Buya menyapa para siswa. Secara serempak mereka berdiri dan memberikan salam hormat pada Buya. “Dari mana saja Anda berasal? Ada yang dari Papua? Maluku? Sulawesi? Kalimantan? Sumatra? Nusa Tenggara?”, tanya Buya dengan penuh rasa bangga.

Mata Buya tampak berkaca-kaca. Air mukanya haru nan bahagia. Madrasah yang pernah mendidiknya ini memanggil nuraninya untuk turut berbuat semampunya, meski usia telah senja. Baginya, Mu’allimin adalah mini Indonesia yang siswanya berasal dari berbagai penjuru negeri.

Buya kemudian seperti larut dalam kenangan masa lalu saat menjadi guru. Di ruang kelas itu, Buya bertanya pada seorang siswa, “Anda tahu ini siapa?” tanya Buya sambil menunjuk halaman depan sebuah buku pelajaran Bahasa Indonesia. “Ini adalah Andrea Hirata, penulis novel yang sangat fenomenal. Anda tahu novelnya?” Siswa menjawab, “Laskar Pelangi”. Kata Buya kemudian, “Anda hebat!”.

Dari seorang guru di kelas pada masa lalu, kini Buya adalah Guru Bangsa. Betapa beruntungnya para siswa di kelas ini. Mereka belum tentu mengenal siapa Buya, tapi mereka telah merasakan diajar oleh Guru Bangsa meskipun hanya sebentar saja.

Di atas tanah sekitar 7 hektar ini, kini telah berdiri sebuah masjid, asrama, sekolahan, dan embung. Sementara kebutuhan fasilitas lain masih terus diupayakan. Masih ada lima gedung asrama yang harus dibangun, sebuah gedung sekolah, lapangan sepak bola, auditorium, dapur, ruang makan, dan rencana perluasan tanah. Jalan masih panjang. Semoga Allah memudahkan.

Bagi Buya dan Tim Pengembangan yang diketuainya, upaya terus dilakukan. Selagi napas masih lagi berembus, ikhtiar dan tawakal tak pernah putus.

Bagi Tuan dan Puan yang ingin turut berperan dalam pembangunan ini, boleh berdonasi melalui Bank BNI dengan nomor rekening 129-937-7025 atas nama Ahmad Syafii Maarif. Selanjutnya, informasi dan konfirmasi lebih lanjut dapat melalui M. Ikhwan Ahada dengan nomor HP 0852-1903-1001. Terima kasih

Tags
5 Komentar
banner

2021-12-19 18:11:25

Nisa

Semoga Buya sehat selalu. Aamiin. Terimakasih atas ilmu yg selalu menginspirasi kami. ????????

banner

2021-12-21 15:02:20

rameezt

Semoga Buya selalu diberi kekuatan dan kesehatan oleh Allah SWT

banner

2021-12-21 15:21:26

Nurul

Semoga ananda dan teman2 istiqomah, menjadi santri2 yang hebat, penuh kesholehan. Titip sang kakak... Sehat selalu buya

banner

2021-12-21 16:43:50

Sehat selalu Buya

Sehat Selalu Buya

banner

2022-05-30 11:52:58

Kiki Alvaro

top

Tinggalkan Pesan

- Artikel Teropuler -

Nyala Muhammadiyah Hingga Akhir Hayat
Erik Tauvani Somae
Ahad, 29-5-2022
thumb
Saat Mata Buya Berkaca-kaca
Erik Tauvani Somae
Ahad, 19-12-2021
thumb
Kerja Sama Militer Indonesia dan Malaysia
Iqbal Suliansyah
Selasa, 27-12-2022
thumb
Percakapan Terakhir dengan Buya Syafii
Sidiq Wahyu Oktavianto
Sabtu, 28-5-2022
thumb
Buya Syafii, Kampung Halaman, dan Muhammadiyah
Erik Tauvani Somae
Senin, 16-5-2022
thumb
Kekerasan Seksual Menjadi Cambuk bagi Semua
Nizar Habibunnizar
Kamis, 6-1-2022
thumb
Pengalaman Seorang Anak Panah
Ahmad Syafii Maarif
Ahad, 21-11-2021
thumb
Cinta, Patah Hati, dan Jalaluddin Rumi
Muhammad Iqbal Kholidin
Ahad, 15-5-2022
thumb
Menjernihkan Kesalahpahaman Terhadap Buya Syafii Maarif
Robby Karman
Senin, 30-5-2022
thumb
BNPT dan Perang Melawan Terorisme
Iqbal Suliansyah
Selasa, 29-11-2022
thumb
Kemenangan Muhammadiyah di Kandang Nahdlatul Ulama
Achmad Ainul Yaqin
Senin, 14-11-2022
thumb
Childfree dan Mengatur kelahiran dalam Islam
Nofra Khairon
Selasa, 18-1-2022
thumb

Saat Mata Buya Berkaca-kaca

Erik Tauvani Somae Ahad, 19-12-2021 | - Dilihat: 1667

banner

Oleh: Erik Tauvani Somae

 

"Mu’allimin adalah mini Indonesia yang siswanya berasal dari berbagai penjuru negeri."

Siang itu, 18 Desember 2021, matahari tengah memancarkan sinar cerah di atas kampus terpadu Mu’allimin di Sedayu. Namun awan hitam telah tampak di langit utara. Cerahnya siang di musim penghujan menjadi penanda kemungkinan hujan di sore hari. Sorenya, air dari langit itu pun turun jua membasahi bumi di sepanjang perjalanan pulang kami.

Ini adalah kali pertama Buya Syafii Maarif melihat secara langsung kegiatan belajar mengajar di gedung madrasah yang baru. Kampus terpadu yang telah lama diperjuangkan itu kini membuahkan hasil. Sejak Juli 2021, para siswa kelas satu mulai berdatangan secara bertahap sesuai protokol. Suasana pesantren mulai hidup.

Saat memasuki ruang kelas, Buya menyapa para siswa. Secara serempak mereka berdiri dan memberikan salam hormat pada Buya. “Dari mana saja Anda berasal? Ada yang dari Papua? Maluku? Sulawesi? Kalimantan? Sumatra? Nusa Tenggara?”, tanya Buya dengan penuh rasa bangga.

Mata Buya tampak berkaca-kaca. Air mukanya haru nan bahagia. Madrasah yang pernah mendidiknya ini memanggil nuraninya untuk turut berbuat semampunya, meski usia telah senja. Baginya, Mu’allimin adalah mini Indonesia yang siswanya berasal dari berbagai penjuru negeri.

Buya kemudian seperti larut dalam kenangan masa lalu saat menjadi guru. Di ruang kelas itu, Buya bertanya pada seorang siswa, “Anda tahu ini siapa?” tanya Buya sambil menunjuk halaman depan sebuah buku pelajaran Bahasa Indonesia. “Ini adalah Andrea Hirata, penulis novel yang sangat fenomenal. Anda tahu novelnya?” Siswa menjawab, “Laskar Pelangi”. Kata Buya kemudian, “Anda hebat!”.

Dari seorang guru di kelas pada masa lalu, kini Buya adalah Guru Bangsa. Betapa beruntungnya para siswa di kelas ini. Mereka belum tentu mengenal siapa Buya, tapi mereka telah merasakan diajar oleh Guru Bangsa meskipun hanya sebentar saja.

Di atas tanah sekitar 7 hektar ini, kini telah berdiri sebuah masjid, asrama, sekolahan, dan embung. Sementara kebutuhan fasilitas lain masih terus diupayakan. Masih ada lima gedung asrama yang harus dibangun, sebuah gedung sekolah, lapangan sepak bola, auditorium, dapur, ruang makan, dan rencana perluasan tanah. Jalan masih panjang. Semoga Allah memudahkan.

Bagi Buya dan Tim Pengembangan yang diketuainya, upaya terus dilakukan. Selagi napas masih lagi berembus, ikhtiar dan tawakal tak pernah putus.

Bagi Tuan dan Puan yang ingin turut berperan dalam pembangunan ini, boleh berdonasi melalui Bank BNI dengan nomor rekening 129-937-7025 atas nama Ahmad Syafii Maarif. Selanjutnya, informasi dan konfirmasi lebih lanjut dapat melalui M. Ikhwan Ahada dengan nomor HP 0852-1903-1001. Terima kasih

Tags
5 Komentar
banner

2021-12-19 18:11:25

Nisa

Semoga Buya sehat selalu. Aamiin. Terimakasih atas ilmu yg selalu menginspirasi kami. ????????

banner

2021-12-21 15:02:20

rameezt

Semoga Buya selalu diberi kekuatan dan kesehatan oleh Allah SWT

banner

2021-12-21 15:21:26

Nurul

Semoga ananda dan teman2 istiqomah, menjadi santri2 yang hebat, penuh kesholehan. Titip sang kakak... Sehat selalu buya

banner

2021-12-21 16:43:50

Sehat selalu Buya

Sehat Selalu Buya

banner

2022-05-30 11:52:58

Kiki Alvaro

top

Tinggalkan Pesan

Anakpanah.id adalah portal keislaman yang diresmikan di Yogyakarta pada 8 Agustus 2020 di bawah naungan Jaringan Anak Panah (JAP).
Ingin Donasi? Klik disini

Copyright © AnakPanah.ID All rights reserved.
Develop by KlonTech