Kekerasan Seksual Menjadi Cambuk bagi Semua
Nizar Habibunnizar Kamis, 6-1-2022 | - Dilihat: 811
Oleh: Nizar Habibunnizar
Lagi, kekerasan seksual menjadi perbincangan hangat di lingkungan pendidikan. Terlebih yang menjadi terduga pelaku adalah anggota sebuah organisasi kemahasiswaan. Kabar dugaan kasus pelecehan seksual ini meluas di kalangan mahasiswa UMY sejak akun Instagram @dear_umycatcallers mengunggah narasi dugaan kasus beserta foto tangkapan layar percakapan antara terduga pelaku dan penyintas.
Hal ini tentu membawa bayangan gelap masa lalu dengan kasus serupa. Tidak bermaksud untuk mengumbar aib tapi juga hal seperti ini tidak elok jika ditutupi apalagi melakukan pembenaran demi nama baik kampus dan organisasi. Justru hal ini perlu kita buka lebar karena mungkin saja masih ada kasus lain namun tak terungkap.
Dengan demikian ini menjadi cambukan keras bagi semua, khususnya dalam hal ini organisasi kemahasiswaan, agar bisa lebih menciptakan ruang aman bagi semua kalangan dari kekerasan seksual. Apalagi kampus dan gerakan mahasiswa ini lekat dengan kereligiusan dan kerap lantang menyuarakan stop kekerasan seksual.
Penanganan kasus kekerasan seksual di kampus sangat kompleks, bukan saja terkait dengan aturan mekanisme pencegahan dan penanggulangan kekerasan seksual, tetapi juga dengan sistem birokrasi dan kualitas sumber daya manusia. Kampus dan organisasi kemahasiswaan bisa kolaborasi dalam menciptakan ruang aman dari kekerasan seksual.
Jika melihat kasus yang sedang berkembang nampaknya sistem upaya pencegahan bukan pada saat mahasiswa sedang di area kampus tapi justru di luar area kampus. Oleh karena itu upaya pencegahan dan penanganan harus diperluas dan tetap efektif.
Kampus bisa berperan dalam menangani kekerasan seksual melalui sistem dan aturan yang jelas dan tegas. organisasi kemahasiswaan pun harus mampu mencegah dan menciptakan ruang aman dari kekerasan seksual baik di dalam maupun luar kampus yang notabene kegiatan luar kampuslah yang justru rentan dan minim pendampingan.
Adapun langkah yang bisa dilakukan untuk menangani kejadian yang saat ini berkembang adalah sebagai berikut:
Bantu upaya pemulihan korban
Karena kasus ini sudah terjadi, maka hal pertama yang dilakukan adalah penanganan. Dalam hal ini organisasi kemahasiswaan bisa secara langsung atau tidak langsung harus terlibat dalam pemulihan korban. Membantu secara langsung bisa dengan memberikan ruang aman bagi korban, mencegah beredarnya privasi korban atau hal lainya.
Organisasi kemahasiswaan dapat bekerja sama dengan kampus atau lembaga profesional lainya untuk mendampingi dan memulihkan psikis korban. Karena butuh waktu panjang untuk menerima menjadi korban. Hanya orang yang menjadi korban atau keluarga yang merasakan dampak buruk perlakuan kekerasan seksual, sebab itulah diperlukan tenaga profesional agar upaya pemulihan korban bisa maksimal.
Lembaga harus tegas terhadap pelaku
Tidak ada ruang sedikitpun untuk pelaku kejahatan seksual. Lembaga harus tegas dalam bersikap terhadap setiap kasus kekerasan seksual. Menjaga nama baik lembaga adalah keharusan, namun menciptakan rasa aman dan nyaman di lingkungan lembaga adalah juga keharusan.
Organisasi kemahasiswaan pun harus tegas pada pelaku kekerasan seksual. Pernyataan sikap IMM tentang memberhentikan pelaku sebagai kader/anggota IMM menjadi langkah yang sangat tegas dan diharapkan dapat mebuat jera. Jika lembaga dan organisasi kemahasiswaan tidak mampu menangani kasus, baiknya kasus ini dilimpahkan pada pihak berwajib terutama jika berkaitan dengan muatan pidana.
Kawal rehabilitasi pelaku
Mengakui atau tidak mengakui pelaku sebagai kader Ikatan belumlah menyelesaikan masalah. Artinya permasalahan ini tidak bisa dianggap usai hanya karena pelaku sudah mendapatkan sanksi hukum maupun sosial. Harus ada rehabilitasi pelaku dan tentu organisasi kemahasiswaan harus tutut serta.
Hal ini dilakukan agar dikemudian hari pelaku tidak mengulangi kasus serupa. Jika melihat dari kasus korban ketiga yang mengalami kekerasan melalui anus dan pelaku mengaku hypersex serta suka dengan cara BDSM (bondage, dominance, sadism, dan masochism).
Merujuk pada Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III, sadisme dan masokisme termasuk dalam kelainan seksual atau parafilia jika salah satu pihak tak menyetujui untuk melakukannya.
Jadi, ketika seseorang melakukan tindakan tersebut hanya untuk kepuasan sendiri tanpa melibatkan kehendak pasangan, maka itu dianggap sebagai perlakukan menyimpang. Oleh karena itu perlu treatment khusus dari kalangan profesional untuk merehabilitasi pelaku dan organisasi kemahasiswaan wajib mengawal agar proses rehabilitasi betul-betul tuntas.
Lacak kemungkinan ada kasus serupa
Di luar kasus yang sedang berkembang, baiknya lembaga dan organisasi kemahasiswaan juga peka terhadap permasalahan serupa yang belum terkuak. Belakangan ini kasus kekerasan seksual selalu menjadi headline dalam pemberitaan. Baik di lingkungan kampus, instansi pemerintahan, bahkan instansi keagamaan. Naasnya dari sekian banyak kasus itu sebagian besar terkuak setelah melalui waktu yang lama dari kejadian. Artinya masih banyak kemungkinan kasus serupa yang belum muncul ke permukaan.
Lembaga perlu kiranya untuk membentuk tim atau kerja sama dengan pihak lain untuk menyasar kasus serupa. Di banyak kasus kekerasan seksual, korban memilih untuk tetap diam dan tak melapor atas kasus kekerasan seksual yang dialaminya.
Korban pelecehan seksual sangat mugkin mengalami depresi, kepercayaan diri rendah, trauma hingga ketakutan untuk berinteraksi dengan lawan jenis. Selain itu, sebagian besar korban memilih diam dan menyimpan masalah itu sebagai rahasia karena merasa malu dan takut dikucilkan.
Melihat kembali nilai falsafah perkaderan
Lebih jauh lagi IMM perlu marancang dari hulu perkaderan terkait permasalahan yang makin familiar ini. Nilai falsafah perkaderan uswah hasanah nampaknya semakin terkikis dengan benyaknya kader yang justru abai dan bahkan tak sedikit yang malah menjadi uswah yang kurang baik.
Padahal jika kita telaah kembali metode perkaderan paling mendasar dan efektif untuk membentuk karakter kader adalah dengan uswah hasanah baik dari aspek moral, spiritual maupun etos sosial. Hal ini perlu juga diirumuskan ulang agar nilai uswah hasanah dapat diamalkan secara praksis oleh kader IMM.
Nilai lain dari falsafah perkaderan IMM yakni hikmah, merujuk pada Tafsir Langkah Muhammadiyah, Hikmah adalah sebuah ungkapan tentang bagaimana menyelesaikan setiap masalah dengan ilmu yang benar. Hikmah juga bisa berarti meletakkan sesuatu pada tempatnya dan mengerjakan sesuatu pada momentum yang tepat.
Maka jika kita kontekskan dalam perkaderan IMM idealnya harus mampu melahirkan kader-kader yang arif dan bijaksana dalam melakukan dakwah maupun gerakan sosial lainya. Sehingga dalam menyikapi atau menyelesaikan masalah tidak menimbulkan masalah yang baru. Sikap hikmah ini tidak lantas selalu kita maknai hitam-putih atau benar-salah. Karena hikmah ini bisa diambil dengan berpikir secara mendalam, berpikir secara filosofis.
- Artikel Terpuler -
Kekerasan Seksual Menjadi Cambuk bagi Semua
Nizar Habibunnizar Kamis, 6-1-2022 | - Dilihat: 811
Oleh: Nizar Habibunnizar
Lagi, kekerasan seksual menjadi perbincangan hangat di lingkungan pendidikan. Terlebih yang menjadi terduga pelaku adalah anggota sebuah organisasi kemahasiswaan. Kabar dugaan kasus pelecehan seksual ini meluas di kalangan mahasiswa UMY sejak akun Instagram @dear_umycatcallers mengunggah narasi dugaan kasus beserta foto tangkapan layar percakapan antara terduga pelaku dan penyintas.
Hal ini tentu membawa bayangan gelap masa lalu dengan kasus serupa. Tidak bermaksud untuk mengumbar aib tapi juga hal seperti ini tidak elok jika ditutupi apalagi melakukan pembenaran demi nama baik kampus dan organisasi. Justru hal ini perlu kita buka lebar karena mungkin saja masih ada kasus lain namun tak terungkap.
Dengan demikian ini menjadi cambukan keras bagi semua, khususnya dalam hal ini organisasi kemahasiswaan, agar bisa lebih menciptakan ruang aman bagi semua kalangan dari kekerasan seksual. Apalagi kampus dan gerakan mahasiswa ini lekat dengan kereligiusan dan kerap lantang menyuarakan stop kekerasan seksual.
Penanganan kasus kekerasan seksual di kampus sangat kompleks, bukan saja terkait dengan aturan mekanisme pencegahan dan penanggulangan kekerasan seksual, tetapi juga dengan sistem birokrasi dan kualitas sumber daya manusia. Kampus dan organisasi kemahasiswaan bisa kolaborasi dalam menciptakan ruang aman dari kekerasan seksual.
Jika melihat kasus yang sedang berkembang nampaknya sistem upaya pencegahan bukan pada saat mahasiswa sedang di area kampus tapi justru di luar area kampus. Oleh karena itu upaya pencegahan dan penanganan harus diperluas dan tetap efektif.
Kampus bisa berperan dalam menangani kekerasan seksual melalui sistem dan aturan yang jelas dan tegas. organisasi kemahasiswaan pun harus mampu mencegah dan menciptakan ruang aman dari kekerasan seksual baik di dalam maupun luar kampus yang notabene kegiatan luar kampuslah yang justru rentan dan minim pendampingan.
Adapun langkah yang bisa dilakukan untuk menangani kejadian yang saat ini berkembang adalah sebagai berikut:
Bantu upaya pemulihan korban
Karena kasus ini sudah terjadi, maka hal pertama yang dilakukan adalah penanganan. Dalam hal ini organisasi kemahasiswaan bisa secara langsung atau tidak langsung harus terlibat dalam pemulihan korban. Membantu secara langsung bisa dengan memberikan ruang aman bagi korban, mencegah beredarnya privasi korban atau hal lainya.
Organisasi kemahasiswaan dapat bekerja sama dengan kampus atau lembaga profesional lainya untuk mendampingi dan memulihkan psikis korban. Karena butuh waktu panjang untuk menerima menjadi korban. Hanya orang yang menjadi korban atau keluarga yang merasakan dampak buruk perlakuan kekerasan seksual, sebab itulah diperlukan tenaga profesional agar upaya pemulihan korban bisa maksimal.
Lembaga harus tegas terhadap pelaku
Tidak ada ruang sedikitpun untuk pelaku kejahatan seksual. Lembaga harus tegas dalam bersikap terhadap setiap kasus kekerasan seksual. Menjaga nama baik lembaga adalah keharusan, namun menciptakan rasa aman dan nyaman di lingkungan lembaga adalah juga keharusan.
Organisasi kemahasiswaan pun harus tegas pada pelaku kekerasan seksual. Pernyataan sikap IMM tentang memberhentikan pelaku sebagai kader/anggota IMM menjadi langkah yang sangat tegas dan diharapkan dapat mebuat jera. Jika lembaga dan organisasi kemahasiswaan tidak mampu menangani kasus, baiknya kasus ini dilimpahkan pada pihak berwajib terutama jika berkaitan dengan muatan pidana.
Kawal rehabilitasi pelaku
Mengakui atau tidak mengakui pelaku sebagai kader Ikatan belumlah menyelesaikan masalah. Artinya permasalahan ini tidak bisa dianggap usai hanya karena pelaku sudah mendapatkan sanksi hukum maupun sosial. Harus ada rehabilitasi pelaku dan tentu organisasi kemahasiswaan harus tutut serta.
Hal ini dilakukan agar dikemudian hari pelaku tidak mengulangi kasus serupa. Jika melihat dari kasus korban ketiga yang mengalami kekerasan melalui anus dan pelaku mengaku hypersex serta suka dengan cara BDSM (bondage, dominance, sadism, dan masochism).
Merujuk pada Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III, sadisme dan masokisme termasuk dalam kelainan seksual atau parafilia jika salah satu pihak tak menyetujui untuk melakukannya.
Jadi, ketika seseorang melakukan tindakan tersebut hanya untuk kepuasan sendiri tanpa melibatkan kehendak pasangan, maka itu dianggap sebagai perlakukan menyimpang. Oleh karena itu perlu treatment khusus dari kalangan profesional untuk merehabilitasi pelaku dan organisasi kemahasiswaan wajib mengawal agar proses rehabilitasi betul-betul tuntas.
Lacak kemungkinan ada kasus serupa
Di luar kasus yang sedang berkembang, baiknya lembaga dan organisasi kemahasiswaan juga peka terhadap permasalahan serupa yang belum terkuak. Belakangan ini kasus kekerasan seksual selalu menjadi headline dalam pemberitaan. Baik di lingkungan kampus, instansi pemerintahan, bahkan instansi keagamaan. Naasnya dari sekian banyak kasus itu sebagian besar terkuak setelah melalui waktu yang lama dari kejadian. Artinya masih banyak kemungkinan kasus serupa yang belum muncul ke permukaan.
Lembaga perlu kiranya untuk membentuk tim atau kerja sama dengan pihak lain untuk menyasar kasus serupa. Di banyak kasus kekerasan seksual, korban memilih untuk tetap diam dan tak melapor atas kasus kekerasan seksual yang dialaminya.
Korban pelecehan seksual sangat mugkin mengalami depresi, kepercayaan diri rendah, trauma hingga ketakutan untuk berinteraksi dengan lawan jenis. Selain itu, sebagian besar korban memilih diam dan menyimpan masalah itu sebagai rahasia karena merasa malu dan takut dikucilkan.
Melihat kembali nilai falsafah perkaderan
Lebih jauh lagi IMM perlu marancang dari hulu perkaderan terkait permasalahan yang makin familiar ini. Nilai falsafah perkaderan uswah hasanah nampaknya semakin terkikis dengan benyaknya kader yang justru abai dan bahkan tak sedikit yang malah menjadi uswah yang kurang baik.
Padahal jika kita telaah kembali metode perkaderan paling mendasar dan efektif untuk membentuk karakter kader adalah dengan uswah hasanah baik dari aspek moral, spiritual maupun etos sosial. Hal ini perlu juga diirumuskan ulang agar nilai uswah hasanah dapat diamalkan secara praksis oleh kader IMM.
Nilai lain dari falsafah perkaderan IMM yakni hikmah, merujuk pada Tafsir Langkah Muhammadiyah, Hikmah adalah sebuah ungkapan tentang bagaimana menyelesaikan setiap masalah dengan ilmu yang benar. Hikmah juga bisa berarti meletakkan sesuatu pada tempatnya dan mengerjakan sesuatu pada momentum yang tepat.
Maka jika kita kontekskan dalam perkaderan IMM idealnya harus mampu melahirkan kader-kader yang arif dan bijaksana dalam melakukan dakwah maupun gerakan sosial lainya. Sehingga dalam menyikapi atau menyelesaikan masalah tidak menimbulkan masalah yang baru. Sikap hikmah ini tidak lantas selalu kita maknai hitam-putih atau benar-salah. Karena hikmah ini bisa diambil dengan berpikir secara mendalam, berpikir secara filosofis.
8 Komentar
2024-11-29 23:57:34
Nryvwf
eriacta introduce - zenegra girl forzest decide
2024-12-05 21:52:52
Xadwlj
buy generic crixivan for sale - diclofenac gel where to purchase voltaren gel order online
2024-12-09 04:14:26
Ovdxwc
valif online invent - valif sensible sinemet 20mg tablet
2024-12-12 03:40:15
Eovpqx
modafinil 100mg cheap - purchase duricef without prescription buy combivir tablets
2024-12-17 00:06:03
Vtquzt
stromectol usa - atacand 8mg oral carbamazepine 200mg pills
2024-12-17 10:47:50
Bbkgme
promethazine cheap - how to get phenergan without a prescription lincomycin 500 mg over the counter
2024-12-29 18:39:43
Ibhmtv
order prednisone 5mg generic - buy nateglinide tablets capoten 25 mg pills
2025-01-03 00:38:01
Rjpaoh
deltasone 20mg over the counter - nateglinide 120mg over the counter capoten tablet
8 Komentar
2024-11-29 23:57:34
Nryvwf
eriacta introduce - zenegra girl forzest decide
2024-12-05 21:52:52
Xadwlj
buy generic crixivan for sale - diclofenac gel where to purchase voltaren gel order online
2024-12-09 04:14:26
Ovdxwc
valif online invent - valif sensible sinemet 20mg tablet
2024-12-12 03:40:15
Eovpqx
modafinil 100mg cheap - purchase duricef without prescription buy combivir tablets
2024-12-17 00:06:03
Vtquzt
stromectol usa - atacand 8mg oral carbamazepine 200mg pills
2024-12-17 10:47:50
Bbkgme
promethazine cheap - how to get phenergan without a prescription lincomycin 500 mg over the counter
2024-12-29 18:39:43
Ibhmtv
order prednisone 5mg generic - buy nateglinide tablets capoten 25 mg pills
2025-01-03 00:38:01
Rjpaoh
deltasone 20mg over the counter - nateglinide 120mg over the counter capoten tablet
Tinggalkan Pesan