Setahun Sudah: Merindukan Kritik Buya Syafii
Erik Tauvani Somae Sabtu, 27-5-2023 | - Dilihat: 209
Oleh: Erik Tauvani Somae
Tahun lalu, tepatnya hari Jum’at , 27 Mei 2022, Buya Syafii Maarif berpulang dalam usia yang ke-87 tahun minus lima hari. 27 Mei hari wafat, 31 Mei hari lahir. Maka pada Mei tahun ini, setahun wafatnya Buya Syafii, beragam acara diselenggarakan berbagai komunitas kultural untuk mengenang dan mengabadikan legacy Buya yang kecintaannya pada bangsa ini tiada bertepi.
Adalah Jumaldi Alfi, seorang seniman lukis berdarah Minang yang saat ini menetap di Yogyakarta, mengatakan bahwa ia menemukan secercah pencerahan dalam profesinya sebagai seniman melalui sang Guru Bangsa. Melalui Sarang Building, geleri lukisnya itu, ia berkomitmen akan terus menyalakan spirit Buya di setiap sudutnya.
Bersama dengan Sarang Building, ada komunitas Anak Panah dan Maarif Institute yang berkolaborasi untuk mengenang Buya. Acara Tour De Buya (Tapak Tilas), Pameran Lukisan Buya, dan Wirid Kebangsaan digelar pada Mei 2023 ini di Yogyakarta. Mengenang Buya adalah menyalakan spirit keislaman, keindonesiaan, dan kemanusiaan dalam satu tarikan napas.
Kompas Bangsa dan Indonesia Hari Ini
Sebagai seorang yang telah kenyang asam garam, Buya menerawang nasib bangsa dengan hati pilu, tapi nyala optimisme itu tak pernah padam. Kegelisahannya dalam melihat hari depan bangsa yang dibangun di atas perilaku anak bangsa hari ini begitu mendalam. Teropong sejarah yang dipakainya untuk melihat masa lalu, masa kini, dan masa depan secara jujur dan kritis itu sering kali menyentak pusat kesadaran khalayak.
Ibarat kompas, Buya konsisten menunjukkan arah kebajikan di tengah inkonsistensi situasi dan kondisi berbangsa dan bernegara. Perasaan cinta yang tulus pada bangsa ini tak henti ia utarakan melalui buah pikiran dan tindakan yang berpihak pada kebenaran. Kredo “Indonesia harus mampu bertahan hingga sehari sebelum kiamat” acapkali dilontarkannya dalam berbagai forum dan kesempatan.
Saat moralitas elite bangsa tidak sejalan dengan konstitusi dan kebudayaan masyarakat Indonesia yang berbudi pekerti luhur, Buya tak segan melancarkan kritikan. Tak jarang kritikan itu terasa tajam dan pedas. Namun itulah sosok Buya yang tanpa tendeng aling-aling. Kompas akan tetap berfungsi sebagai penunjuk arah mata angin. Suka atau tidak orang, perasaan takut adalah pantangan bagi Buya, sebab urat takutnya telah lama putus.
Dalam hari-hari ini, langit Indonesia diliputi kabar tak menyenangkan yang dilakukan oleh sebagian elite negara atas perilaku yang, meminjam ungkapan Buya, tunamoral. Jabatan dan kekayaan yang dimiliki atas nama rakyat itu menjadi alat untuk pamer harta (flexing). Sebuah tindakan manusia kerdil dan merasa dirinya besar di tengah derita rakyat yang sebagian masih terjebak dalam kemiskinan.
Elite negara semestinya menjadi wakil yang menjalankan amanah rakyat untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sekira dua dasawarsa lagi menuju Indonesia Emas 2045, jika begini-begini saja, Indonesia Emas tak ubahnya – meminjam ungkapan Budayawan Butet Kertaredjasa – ibarat keledai yang hobinya terperosok di lubang yang sama. Mengapa demikian? Karena, lanjut Butet, lain pemain namun sama wataknya, sama-sama bobrok dan serakah.
Kritik yang Dirindukan
Di saat seperti inilah, kita merindukan kehadiran “kompas bangsa” seperti Buya Syafii. Bahasa kritiknya tajam dan kuat, namun juga halus. Sebagai seorang yang lahir dan tumbuh di alam Minangkabau, rasa bahasa yang dipakai Buya sangat kaya dengan nuansa sastra. Pepatah-petitih menjadi bakat alam yang khas sebagai salah satu kekayaan budaya bangsa yang harus terus dirawat dan dilestarikan.
Ungkapan rancak di labuah, londo ireng, politisi rabun ayam, sepinya negarawan, dan preman berjubah menjadi bagian kecil dari ciri khas Buya dalam mengkritik elite yang tak kunjung siuman. Bukan hanya elite politik, elite agama pun tak lepas dari sorotannya. Ke mana nurani berkata, di situ tak ada penghalang baginya untuk menyuarakan kebenaran. Bahkan sampai pada batas yang jauh, Buya berani berseberangan dengan arus besar.
Meskipun hentakan kritik Buya terasa begitu kuat, orang yang mengerti justru berterima kasih kepadanya karena masih ada anak bangsa yang peduli pada masa depan bangsanya. Satu hal yang perlu juga dicermati, mengapa tulisan Buya yang selalu tajam dan menghujam itu tak pernah surut hingga di ujung hayatnya, karya tulisnya yang berjubun itu dibaca oleh banyak orang.
Pertama, Buya mencintai bangsa ini dengan tulus dan jujur, tanpa berpura-pura, tanpa topeng. Pesan kemanusiaan dan keindonesiaan terus ia suarakan dengan lantang meskipun berisiko. Minoritas tak luput dari pembelaannya. Bagi Buya, Pancasila tentang keadilan telah jelas dan gamblang, hanya saja sering dianaktirikan oleh bangsa sendiri sehingga ia jauh panggang dari api.
Kedua, Buya adalah anak bangsa yang gelisah. Kegelisahan Buya terhadap permasalahan bangsa ini begitu terasa. Kadang-kadang terdengar pesimis, namun ia juga selalu menyuntikkan optimisme. Ibarat benang kusut, Buya berusaha untuk terus mengurainya meskipun tidak mudah.
Ketiga, Buya telah selesai dengan dirinya sendiri. Pengalaman hidup yang penuh dengan onak dan duri membuat Buya mengerti arti penderitaan, kekurangan, dan kesempitan dalam hidup. Buya adalah manusia merdeka yang tidak mau menggantungkan nasib di pundak orang lain. Rezeki yang datang silih berganti di masa tuanya itu tak lantas membuatnya silau dan lupa diri. Ia lebih sering menolaknya atau memilih memanfaatkan haknya itu untuk urusan kemanusiaan, termasuk membiayai sekolah dan kuliah anak-anak dari kampung.
Keempat, Buya antara ucapan dan tindakan tidak pecah kongsi. Kesesuaian ucapan dan tindakan Buya tampak dalam kesehariannya yang memilih jalan hidup sederhana, merakyat, dan apa adanya. Jika Buya pernah mengajak elite bangsa untuk “pasang telinga ke bumi”, di saat yang sama Buya juga melakukan hal itu, bahkan menjadi bagian dari mereka yang ada di bumi, sekalipun nama besarnya bertengger di menara gading.
Kelima, Buya berharap Indonesia akan bertahan lama, lama sekali. Ia mengatakan bahwa hingga di usia yang sudah sangat larut, yang menjadi agenda utamanya adalah turut berbuat sesuatu betapa pun kecilnya agar Indonesia sebagai sebuah bangsa dan negara tetap utuh, tidak terkoyak oleh berbagai kepentingan politik jangka pendek yang tidak sehat.
Akhirnya, setahun setelah wafatnya Buya Syafii, bangsa ini merindukan kehadiran “Buya-Buya” baru yang negarawan di tengah kondisi banyaknya elite negara yang viral karena perilaku tercela. Kritikan Buya adalah nasihat orang tua yang mencintai bangsanya dengan tulus dan dalam. Spirit Buya akan terus menyala, di antaranya melalui orang-orang yang merawat pemikiran dan keteladanannya. Allahummaghfilahu warhamhu wa’afihi wa’fu’anhu.
- Artikel Terpuler -
Setahun Sudah: Merindukan Kritik Buya Syafii
Erik Tauvani Somae Sabtu, 27-5-2023 | - Dilihat: 209
Oleh: Erik Tauvani Somae
Tahun lalu, tepatnya hari Jum’at , 27 Mei 2022, Buya Syafii Maarif berpulang dalam usia yang ke-87 tahun minus lima hari. 27 Mei hari wafat, 31 Mei hari lahir. Maka pada Mei tahun ini, setahun wafatnya Buya Syafii, beragam acara diselenggarakan berbagai komunitas kultural untuk mengenang dan mengabadikan legacy Buya yang kecintaannya pada bangsa ini tiada bertepi.
Adalah Jumaldi Alfi, seorang seniman lukis berdarah Minang yang saat ini menetap di Yogyakarta, mengatakan bahwa ia menemukan secercah pencerahan dalam profesinya sebagai seniman melalui sang Guru Bangsa. Melalui Sarang Building, geleri lukisnya itu, ia berkomitmen akan terus menyalakan spirit Buya di setiap sudutnya.
Bersama dengan Sarang Building, ada komunitas Anak Panah dan Maarif Institute yang berkolaborasi untuk mengenang Buya. Acara Tour De Buya (Tapak Tilas), Pameran Lukisan Buya, dan Wirid Kebangsaan digelar pada Mei 2023 ini di Yogyakarta. Mengenang Buya adalah menyalakan spirit keislaman, keindonesiaan, dan kemanusiaan dalam satu tarikan napas.
Kompas Bangsa dan Indonesia Hari Ini
Sebagai seorang yang telah kenyang asam garam, Buya menerawang nasib bangsa dengan hati pilu, tapi nyala optimisme itu tak pernah padam. Kegelisahannya dalam melihat hari depan bangsa yang dibangun di atas perilaku anak bangsa hari ini begitu mendalam. Teropong sejarah yang dipakainya untuk melihat masa lalu, masa kini, dan masa depan secara jujur dan kritis itu sering kali menyentak pusat kesadaran khalayak.
Ibarat kompas, Buya konsisten menunjukkan arah kebajikan di tengah inkonsistensi situasi dan kondisi berbangsa dan bernegara. Perasaan cinta yang tulus pada bangsa ini tak henti ia utarakan melalui buah pikiran dan tindakan yang berpihak pada kebenaran. Kredo “Indonesia harus mampu bertahan hingga sehari sebelum kiamat” acapkali dilontarkannya dalam berbagai forum dan kesempatan.
Saat moralitas elite bangsa tidak sejalan dengan konstitusi dan kebudayaan masyarakat Indonesia yang berbudi pekerti luhur, Buya tak segan melancarkan kritikan. Tak jarang kritikan itu terasa tajam dan pedas. Namun itulah sosok Buya yang tanpa tendeng aling-aling. Kompas akan tetap berfungsi sebagai penunjuk arah mata angin. Suka atau tidak orang, perasaan takut adalah pantangan bagi Buya, sebab urat takutnya telah lama putus.
Dalam hari-hari ini, langit Indonesia diliputi kabar tak menyenangkan yang dilakukan oleh sebagian elite negara atas perilaku yang, meminjam ungkapan Buya, tunamoral. Jabatan dan kekayaan yang dimiliki atas nama rakyat itu menjadi alat untuk pamer harta (flexing). Sebuah tindakan manusia kerdil dan merasa dirinya besar di tengah derita rakyat yang sebagian masih terjebak dalam kemiskinan.
Elite negara semestinya menjadi wakil yang menjalankan amanah rakyat untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sekira dua dasawarsa lagi menuju Indonesia Emas 2045, jika begini-begini saja, Indonesia Emas tak ubahnya – meminjam ungkapan Budayawan Butet Kertaredjasa – ibarat keledai yang hobinya terperosok di lubang yang sama. Mengapa demikian? Karena, lanjut Butet, lain pemain namun sama wataknya, sama-sama bobrok dan serakah.
Kritik yang Dirindukan
Di saat seperti inilah, kita merindukan kehadiran “kompas bangsa” seperti Buya Syafii. Bahasa kritiknya tajam dan kuat, namun juga halus. Sebagai seorang yang lahir dan tumbuh di alam Minangkabau, rasa bahasa yang dipakai Buya sangat kaya dengan nuansa sastra. Pepatah-petitih menjadi bakat alam yang khas sebagai salah satu kekayaan budaya bangsa yang harus terus dirawat dan dilestarikan.
Ungkapan rancak di labuah, londo ireng, politisi rabun ayam, sepinya negarawan, dan preman berjubah menjadi bagian kecil dari ciri khas Buya dalam mengkritik elite yang tak kunjung siuman. Bukan hanya elite politik, elite agama pun tak lepas dari sorotannya. Ke mana nurani berkata, di situ tak ada penghalang baginya untuk menyuarakan kebenaran. Bahkan sampai pada batas yang jauh, Buya berani berseberangan dengan arus besar.
Meskipun hentakan kritik Buya terasa begitu kuat, orang yang mengerti justru berterima kasih kepadanya karena masih ada anak bangsa yang peduli pada masa depan bangsanya. Satu hal yang perlu juga dicermati, mengapa tulisan Buya yang selalu tajam dan menghujam itu tak pernah surut hingga di ujung hayatnya, karya tulisnya yang berjubun itu dibaca oleh banyak orang.
Pertama, Buya mencintai bangsa ini dengan tulus dan jujur, tanpa berpura-pura, tanpa topeng. Pesan kemanusiaan dan keindonesiaan terus ia suarakan dengan lantang meskipun berisiko. Minoritas tak luput dari pembelaannya. Bagi Buya, Pancasila tentang keadilan telah jelas dan gamblang, hanya saja sering dianaktirikan oleh bangsa sendiri sehingga ia jauh panggang dari api.
Kedua, Buya adalah anak bangsa yang gelisah. Kegelisahan Buya terhadap permasalahan bangsa ini begitu terasa. Kadang-kadang terdengar pesimis, namun ia juga selalu menyuntikkan optimisme. Ibarat benang kusut, Buya berusaha untuk terus mengurainya meskipun tidak mudah.
Ketiga, Buya telah selesai dengan dirinya sendiri. Pengalaman hidup yang penuh dengan onak dan duri membuat Buya mengerti arti penderitaan, kekurangan, dan kesempitan dalam hidup. Buya adalah manusia merdeka yang tidak mau menggantungkan nasib di pundak orang lain. Rezeki yang datang silih berganti di masa tuanya itu tak lantas membuatnya silau dan lupa diri. Ia lebih sering menolaknya atau memilih memanfaatkan haknya itu untuk urusan kemanusiaan, termasuk membiayai sekolah dan kuliah anak-anak dari kampung.
Keempat, Buya antara ucapan dan tindakan tidak pecah kongsi. Kesesuaian ucapan dan tindakan Buya tampak dalam kesehariannya yang memilih jalan hidup sederhana, merakyat, dan apa adanya. Jika Buya pernah mengajak elite bangsa untuk “pasang telinga ke bumi”, di saat yang sama Buya juga melakukan hal itu, bahkan menjadi bagian dari mereka yang ada di bumi, sekalipun nama besarnya bertengger di menara gading.
Kelima, Buya berharap Indonesia akan bertahan lama, lama sekali. Ia mengatakan bahwa hingga di usia yang sudah sangat larut, yang menjadi agenda utamanya adalah turut berbuat sesuatu betapa pun kecilnya agar Indonesia sebagai sebuah bangsa dan negara tetap utuh, tidak terkoyak oleh berbagai kepentingan politik jangka pendek yang tidak sehat.
Akhirnya, setahun setelah wafatnya Buya Syafii, bangsa ini merindukan kehadiran “Buya-Buya” baru yang negarawan di tengah kondisi banyaknya elite negara yang viral karena perilaku tercela. Kritikan Buya adalah nasihat orang tua yang mencintai bangsanya dengan tulus dan dalam. Spirit Buya akan terus menyala, di antaranya melalui orang-orang yang merawat pemikiran dan keteladanannya. Allahummaghfilahu warhamhu wa’afihi wa’fu’anhu.
13 Komentar
2024-11-28 22:32:32
Wktesq
eriacta already - apcalis camera forzest load
2024-11-29 05:37:56
Robertres
Арматура диаметром 32 мм, изготовленная из стали марки А500С, является одним из самых востребованных видов металлопроката в строительстве. Она применяется при возведении фундаментов, армировании стен и перемычек. https://armatura32.ru
2024-11-30 12:35:41
Jnpepm
гѓ—гѓ¬гѓ‰гѓ‹гѓійЂљиІ© - イソトレチノイン通販 安全 г‚ўг‚ュテインの購入
2024-12-04 13:51:01
Bwxoun
indinavir price - cheap fincar diclofenac gel buy online
2024-12-06 04:22:21
GichardEmpaw
Good day! Do you know if they make any plugins to protect against hackers? I'm kinda paranoid about losing everything I've worked hard on. Any tips? Brand Technology Equipment Company LLC Reviews
2024-12-11 03:42:50
Sqkrvj
modafinil pills - how to buy epivir cost epivir
2024-12-11 06:49:57
Rpfzvx
valif flight - secnidazole us order sinemet 20mg pill
2024-12-16 03:12:11
Ziypzq
ivermectin 6 mg pills for humans - ivermectin 6 mg pills for humans order carbamazepine 400mg
2024-12-19 06:52:47
Lhaneguple
Pretty section of content. I just stumbled upon your site and in accession capital to assert that I acquire actually enjoyed account your blog posts. Any way I'll be subscribing to your feeds and even I achievement you access consistently quickly. смотреть сериалы онлайн бесплатно без регистрации
2024-12-20 11:55:14
Jvitxc
buy cheap generic promethazine - promethazine 25mg canada order lincomycin 500 mg pill
2024-12-21 11:08:44
LewisCor
Hello it's me, I am also visiting this web page daily, this web site is truly nice and the visitors are in fact sharing fastidious thoughts. смотреть фильмы онлайн бесплатно без регистрации
2025-01-12 06:24:49
IsmaelCok
Wow, incredible blog layout! How long have you been blogging for? you make blogging look easy. The overall look of your website is wonderful, as well as the content! https://esco-center.com.ua/headlight-sealing-for-motorcycles.html
2025-01-13 20:05:17
Rkclmk
brand accutane 20mg - purchase zyvox online cheap oral linezolid 600mg
13 Komentar
2024-11-28 22:32:32
Wktesq
eriacta already - apcalis camera forzest load
2024-11-29 05:37:56
Robertres
Арматура диаметром 32 мм, изготовленная из стали марки А500С, является одним из самых востребованных видов металлопроката в строительстве. Она применяется при возведении фундаментов, армировании стен и перемычек. https://armatura32.ru
2024-11-30 12:35:41
Jnpepm
гѓ—гѓ¬гѓ‰гѓ‹гѓійЂљиІ© - イソトレチノイン通販 安全 г‚ўг‚ュテインの購入
2024-12-04 13:51:01
Bwxoun
indinavir price - cheap fincar diclofenac gel buy online
2024-12-06 04:22:21
GichardEmpaw
Good day! Do you know if they make any plugins to protect against hackers? I'm kinda paranoid about losing everything I've worked hard on. Any tips? Brand Technology Equipment Company LLC Reviews
2024-12-11 03:42:50
Sqkrvj
modafinil pills - how to buy epivir cost epivir
2024-12-11 06:49:57
Rpfzvx
valif flight - secnidazole us order sinemet 20mg pill
2024-12-16 03:12:11
Ziypzq
ivermectin 6 mg pills for humans - ivermectin 6 mg pills for humans order carbamazepine 400mg
2024-12-19 06:52:47
Lhaneguple
Pretty section of content. I just stumbled upon your site and in accession capital to assert that I acquire actually enjoyed account your blog posts. Any way I'll be subscribing to your feeds and even I achievement you access consistently quickly. смотреть сериалы онлайн бесплатно без регистрации
2024-12-20 11:55:14
Jvitxc
buy cheap generic promethazine - promethazine 25mg canada order lincomycin 500 mg pill
2024-12-21 11:08:44
LewisCor
Hello it's me, I am also visiting this web page daily, this web site is truly nice and the visitors are in fact sharing fastidious thoughts. смотреть фильмы онлайн бесплатно без регистрации
2025-01-12 06:24:49
IsmaelCok
Wow, incredible blog layout! How long have you been blogging for? you make blogging look easy. The overall look of your website is wonderful, as well as the content! https://esco-center.com.ua/headlight-sealing-for-motorcycles.html
2025-01-13 20:05:17
Rkclmk
brand accutane 20mg - purchase zyvox online cheap oral linezolid 600mg
Tinggalkan Pesan