Selayang Pandang Muhammadiyah Tamansari
Unik Rasyidah Sabtu, 13-8-2022 | - Dilihat: 66

Oleh: Unik Rasyidah
Saat kita memasuki kota Purbalingga dari arah Purwokerto, maka akan disambut satu patung seorang tokoh yang menjadi ikon kota ini. Panglima Besar Jenderal Soedirman. Pahlawan perang gerilya kader pandu Hizbul Wathan Muhammadiyah. Seorang pejuang yang agamis yang jiwa raganya ia serahkan untuk menjaga marwah bangsa Indonesia.
Seorang mujahid yang hingga wafatnya begitu disegani penjajah Belanda. Seorang jenderal yang meninggal dunia dalam usia muda, 34 tahun. Seorang perwira tinggi Indonesia pada masa Revolusi Nasional Indonesia yang dilahirkan di kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga Di tempat kelahirannya dibangun sebuah monumen untuk mengenang perjuangannya, museum sederhana yang bernama meseum Jendral Sudirman.
Tidak jauh dari kecamatan Rembang itu ada satu kecamatan yang bernama Karangmoncol. Di situlah terletak desa Tamansari. Memasuki desa itu kita bisa temui area persawahan di kanan kiri jalan. Sungai kecil penuh bebatuan hitam dengan air mengalir deras. Jika anda memandang lepas ke depan nampak perbukitan hijau dengan pepohonan rindang yang menyejukkan mata.
Kami akan mengajak anda sekilas menyusuri desa Tamansari untuk melihat kiprah pergerakan dakwah Muhammadiyah di sana. Mengamati bukti nyata peran sosial kemasyarakatan yang ditorehkan oleh Ormas ini.
Pertama kali, begitu memasuki desa ini, kita akan berpapasan dengan satu amal usaha dalam bidang pendidikan yakni SMP Muhammadiyah 10 Tamansari. Sampai sekarang sekolah menengah ini masih eksis di tengah munculnya sekolah-sekolah negeri dan swasta yang ada di wilayah kecamatan yang sama.
Sekitar 5 menit dari sekolah itu anda akan bertemu masjid Baitul Hikmah yang merupakan binaan Ranting Muhammadiyah Tamansari. Masjid ini menjadi salah satu bagian penting dari dakwah Muhamadiyah di desa itu.
Sekitar 500 meter ke utara kita dapat menjumpai TK Aisyiyah dikelola oleh ibu-ibu Aisyiah dan Nasyiatul Aisyiyah.
Ibu-ibu Aisyiah dan NA mempunyai acara rutin tiap minggu sekali yang digelar di waktu para muslimin sudah selesai dari shalat Jum’at. Para perempuan yang bernaung dalam ortom Muhammadiyah itu melakukan kegiatan terpisah dalam bentuk pengajian.
Tak jauh dari gedung TK, ada Baitul Tamwil Muhammadiyah (BTM). Ini adalah amal usaha dalam bentuk koperasi simpan pinjam.
Dalam jarak 100 meter kemudian kita dapat menyaksikan satu gedung bertingkat, Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM). Sekolah yang sudah meluluskan banyak warga yang tersebar sampai dengan di luar negeri. Sekolah ini sekarang mempunyai delapan kelas paralel.
Dengan gedung yang meyakinkan. Terlihat beberapa papan bertulis beberapa fasilitas dan kegiatan diantaranya Perpustakaan, Hizbul Wathon, UKS dan lain-lain yang menggambarkan betapa dinamis dan berkembangnya sekolah ini.
Tepat di seberang MIM, berdiri megah Masjid Al Haq yang masih sedang direnovasi. Masjid terbesar di desa Tamansari ini merupakan pusat pergerakan Muhammadiyah di desa ini. Meski belum selesai diperbaiki, masjid ini terlihat anggun dan indah. Membuat orang yang pernah shalat di masjid itu merasa rindu untuk berjamaah kembali di sana.
Masjid yang selalu digunakan untuk shalat berjamaah lima waktu. Dengan muadzin dan imam yang bersuara merdu. Di sana juga ada dibentuk Himpunan Remaja Masjid dan sebagian gedung dekat masjid digunakan untuk madrasah diniyah. Di sebelah seletan Masjid ada PAUD KB Aisyiyah yang semakin memperkaya gerakan pendidikan milik Persyarikatan di desa itu.
Di ujung desa, kita dapat menemui satu lagi sekolah yang potensial untuk terus berkembang maju, yakni MTs Muhammadiyah.
Di sepanjang jalan Tamansari anda akan menemukan puluhan rumah warga di pinggir jalan bertuliskan dengan sangat jelas Kampung Markerter (KM). KM adalah satu usaha penyedia layanan customer service dan digital marketing para pebisnis online di Indonesia.
KM sekarang banyak mendidik dan melatih pemuda desa dengan kurikulum e-commerce, sehingga menghasilkan SDM terampil. Selanjutnya, SDM tersebut diberdayakan oleh ratusan pebisnis online di Indonesia untuk membantu mengoptimalkan bisnis di internet.
Ratusan pemuda desa mendapat kemanfaatan dari KM ini. KM didirikan oleh seorang pemuda yang mempunyai tekad kuat membangun desa. Pendiri KM itu adalah Nofi Bayu Darmawan. Menurut informasi dari salah seorang tokoh Muhammadiyah desa Tamansari, Pak Kamil Hamdani, sosok pemuda inspiratif ini adalah salah satu alumni sekolah MIM dan juga pernah mengenyam pendidikan di MTs Muhammadiyah Tamansari. Ia pernah meraih prestasi tingkat nasional berupa dua penghargaan di ajang Wirausaha Muda Mandiri (WMM) pada tahun 2019.
Muhammadiyah Tamansari telah menunjukkan karya nyata aktualisasi gerakan Islam Berkemajuan dalang lingkup desa. Sayang jika dinamika pergerakan mulai sejarah berdirinya hingga perkembangannya tidak dituliskan. Kiranya perlu ada upaya di bawah Ranting Tamansari atau Cabang Muhammadiyah untuk mengumpulkan tenaga muda dan para penggerak amal usaha berkoordinasi membuat program penelusuran sejarah Muhammadiyah Tamansari dan menuliskanya menjadi sebuah buku yang akan sangat bermakna tentunya.
Dengan demikian generasi muda akan mendapatkan inspirasi dari pendahulu dari hadirnya buku sejarah itu. Pun demikian Muhammadiyah di tempat lain niscaya akan dapat belajar dari sini bagaimana sebuah gerakan dakwah pencerahan dilakukan di tengah masyarakat desa. []
_____
Unik Rasyidah & Sucipto Jumantara
- Artikel Teropuler -
Selayang Pandang Muhammadiyah Tamansari
Unik Rasyidah Sabtu, 13-8-2022 | - Dilihat: 66

Oleh: Unik Rasyidah
Saat kita memasuki kota Purbalingga dari arah Purwokerto, maka akan disambut satu patung seorang tokoh yang menjadi ikon kota ini. Panglima Besar Jenderal Soedirman. Pahlawan perang gerilya kader pandu Hizbul Wathan Muhammadiyah. Seorang pejuang yang agamis yang jiwa raganya ia serahkan untuk menjaga marwah bangsa Indonesia.
Seorang mujahid yang hingga wafatnya begitu disegani penjajah Belanda. Seorang jenderal yang meninggal dunia dalam usia muda, 34 tahun. Seorang perwira tinggi Indonesia pada masa Revolusi Nasional Indonesia yang dilahirkan di kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga Di tempat kelahirannya dibangun sebuah monumen untuk mengenang perjuangannya, museum sederhana yang bernama meseum Jendral Sudirman.
Tidak jauh dari kecamatan Rembang itu ada satu kecamatan yang bernama Karangmoncol. Di situlah terletak desa Tamansari. Memasuki desa itu kita bisa temui area persawahan di kanan kiri jalan. Sungai kecil penuh bebatuan hitam dengan air mengalir deras. Jika anda memandang lepas ke depan nampak perbukitan hijau dengan pepohonan rindang yang menyejukkan mata.
Kami akan mengajak anda sekilas menyusuri desa Tamansari untuk melihat kiprah pergerakan dakwah Muhammadiyah di sana. Mengamati bukti nyata peran sosial kemasyarakatan yang ditorehkan oleh Ormas ini.
Pertama kali, begitu memasuki desa ini, kita akan berpapasan dengan satu amal usaha dalam bidang pendidikan yakni SMP Muhammadiyah 10 Tamansari. Sampai sekarang sekolah menengah ini masih eksis di tengah munculnya sekolah-sekolah negeri dan swasta yang ada di wilayah kecamatan yang sama.
Sekitar 5 menit dari sekolah itu anda akan bertemu masjid Baitul Hikmah yang merupakan binaan Ranting Muhammadiyah Tamansari. Masjid ini menjadi salah satu bagian penting dari dakwah Muhamadiyah di desa itu.
Sekitar 500 meter ke utara kita dapat menjumpai TK Aisyiyah dikelola oleh ibu-ibu Aisyiah dan Nasyiatul Aisyiyah.
Ibu-ibu Aisyiah dan NA mempunyai acara rutin tiap minggu sekali yang digelar di waktu para muslimin sudah selesai dari shalat Jum’at. Para perempuan yang bernaung dalam ortom Muhammadiyah itu melakukan kegiatan terpisah dalam bentuk pengajian.
Tak jauh dari gedung TK, ada Baitul Tamwil Muhammadiyah (BTM). Ini adalah amal usaha dalam bentuk koperasi simpan pinjam.
Dalam jarak 100 meter kemudian kita dapat menyaksikan satu gedung bertingkat, Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM). Sekolah yang sudah meluluskan banyak warga yang tersebar sampai dengan di luar negeri. Sekolah ini sekarang mempunyai delapan kelas paralel.
Dengan gedung yang meyakinkan. Terlihat beberapa papan bertulis beberapa fasilitas dan kegiatan diantaranya Perpustakaan, Hizbul Wathon, UKS dan lain-lain yang menggambarkan betapa dinamis dan berkembangnya sekolah ini.
Tepat di seberang MIM, berdiri megah Masjid Al Haq yang masih sedang direnovasi. Masjid terbesar di desa Tamansari ini merupakan pusat pergerakan Muhammadiyah di desa ini. Meski belum selesai diperbaiki, masjid ini terlihat anggun dan indah. Membuat orang yang pernah shalat di masjid itu merasa rindu untuk berjamaah kembali di sana.
Masjid yang selalu digunakan untuk shalat berjamaah lima waktu. Dengan muadzin dan imam yang bersuara merdu. Di sana juga ada dibentuk Himpunan Remaja Masjid dan sebagian gedung dekat masjid digunakan untuk madrasah diniyah. Di sebelah seletan Masjid ada PAUD KB Aisyiyah yang semakin memperkaya gerakan pendidikan milik Persyarikatan di desa itu.
Di ujung desa, kita dapat menemui satu lagi sekolah yang potensial untuk terus berkembang maju, yakni MTs Muhammadiyah.
Di sepanjang jalan Tamansari anda akan menemukan puluhan rumah warga di pinggir jalan bertuliskan dengan sangat jelas Kampung Markerter (KM). KM adalah satu usaha penyedia layanan customer service dan digital marketing para pebisnis online di Indonesia.
KM sekarang banyak mendidik dan melatih pemuda desa dengan kurikulum e-commerce, sehingga menghasilkan SDM terampil. Selanjutnya, SDM tersebut diberdayakan oleh ratusan pebisnis online di Indonesia untuk membantu mengoptimalkan bisnis di internet.
Ratusan pemuda desa mendapat kemanfaatan dari KM ini. KM didirikan oleh seorang pemuda yang mempunyai tekad kuat membangun desa. Pendiri KM itu adalah Nofi Bayu Darmawan. Menurut informasi dari salah seorang tokoh Muhammadiyah desa Tamansari, Pak Kamil Hamdani, sosok pemuda inspiratif ini adalah salah satu alumni sekolah MIM dan juga pernah mengenyam pendidikan di MTs Muhammadiyah Tamansari. Ia pernah meraih prestasi tingkat nasional berupa dua penghargaan di ajang Wirausaha Muda Mandiri (WMM) pada tahun 2019.
Muhammadiyah Tamansari telah menunjukkan karya nyata aktualisasi gerakan Islam Berkemajuan dalang lingkup desa. Sayang jika dinamika pergerakan mulai sejarah berdirinya hingga perkembangannya tidak dituliskan. Kiranya perlu ada upaya di bawah Ranting Tamansari atau Cabang Muhammadiyah untuk mengumpulkan tenaga muda dan para penggerak amal usaha berkoordinasi membuat program penelusuran sejarah Muhammadiyah Tamansari dan menuliskanya menjadi sebuah buku yang akan sangat bermakna tentunya.
Dengan demikian generasi muda akan mendapatkan inspirasi dari pendahulu dari hadirnya buku sejarah itu. Pun demikian Muhammadiyah di tempat lain niscaya akan dapat belajar dari sini bagaimana sebuah gerakan dakwah pencerahan dilakukan di tengah masyarakat desa. []
_____
Unik Rasyidah & Sucipto Jumantara
0 Komentar
Tinggalkan Pesan