Pak Pacee dan Program Kentut
Muh Alfian Dj Sabtu, 7-1-2023 | - Dilihat: 141

Oleh: Muh Alfian Dj
Presentasi mata kulian Manajemen Organisasi siang itu tiba-tiba jadi riuh. Kelas yang biasanya riuh oleh silang pendapat dalam diskusi, kali ini riuh diakibatkan oleh aroma menyengat yang datang dan tercium secara tiba-tiba.
Seisi kelas beramai-ramai mencari sumber aroma ini. “Wah, ini pasti ada yang ketut. Ayo yang kentut ngaku! Yang kentut ngaku!” Desakan itu terus saja bergema, berulang-ulang. Jelas, tidak ada yang mengaku.
Ruang kelas yang tertutup rapat, ber-AC, dan tanpa ventilasi udara tentu membuat aroma kentut kian menjadi-jadi.
Presentasi yang membahas konsep dasar organisasi, tipe dasar organisasi, etika manajemen organisasi, dan teknik pengambilan keputusan itu pun selesai lebih awal dari yang semestinya.
Setelah semua anggota kelompok kembali ke posisi masing-masing, Pak Pacee, dosen mata kuliah Manajemen Organisasi, kembali mengambil alih kelas dan mengajukan pertanyaan dan pernyataan singkat kepada mahasiswa.
“Jangan kalian anggap sepele kentut dan baunya. Ketika kalian mengkonsumsi berbagai jenis makanan dan kemudian dicerna oleh tubuh, maka berbagai senyawa akan tercipta, salah satunya hidrogen sulfida yang menyebabkan kentut itu berbau.” Tegas Pak Pacee.
Dengan raut wajah penuh yakin, ia pun melanjutkan, “Penelitian dari University of Exeter di Inggris menyatakan bahwa mencium bau kentut ternyata memberikan banyak manfaat bagi kesehatan, bahkan kandungan gas hidrogen sulfida terbukti dapat menurunkan potensi kerusakan mitokondria yang dapat mencegah munculnya berbagai penyakit.”
Pak Pacee melanjutkan lagi, “Buang angin atau kentut adalah proses pelepasan gas dari sistem pencernaan yang terbentuk sebagai hasil pencernaan makanan atau akibat udara yang tertekan, akan tetapi kentut juga dapat menjadi peringatan awal adanya masalah di saluran cerna.”
Setelah mengulas panjang lebar terkait “kentut”, Pak Pacee berhasil membuat seisi kelas tertawa lepas dan lupa aroma ketut yang tadi berputar-putar dalam ruangan kelas.
Pak Pacee kemudian berseru lagi, “Apa kalian tahu, jika organisasi tidak dikelola dengan baik, perencanaan tidak disiapkan, pengawasan dan pendelegasian tidak dilakukan, sehingga gagal menciptakan kinerja yang efektif serta terarah, itu artinya manajemen organisasi yang kalian hasilkan adalah “kentut”?
Mamat, mahasiwa kesayangan Pak Pacee, pun unjuk suara, “Pak, apa yang dimaksud dengan manajemen kentut itu? Apa pula hubungan kuliah hari ini dengan bau kentut yang ada di kelas ini?”
Dengan penuh wibawa, Pak Pacee pun menjawab, “Menurut Andrew J Durbin,ada empat macam fungsi manajemen Organisasi; Pertama, perencanaan (planning), yaitu menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh organisasi untuk mencapai tujuan. Kegiatan perencanaan meliputi perencanaan pembuatan keputusan menyangkut sasaran, prioritas, strategi, alokasi sumber daya sampai dengan penanggung jawab.”
“Kedua, pengorganisasian yang merupakan serangkaian kegiatan manajerial yang berusaha mewujudkan kegiatan kegiatan yang direncanakan menjadi struktur tugas, wewenang dan siapa yang bertugas melakukannya. Pengorganisasian adalah membagi pekerjaan dan beban ke dalam tugas-tugas kecil sesuai kemampuannya masing-masing anggota.”
“Ketiga, pengarahan atau directing yang meliputi pengarahan untuk bawahan agar menjadi anggota yang berpengetahuan dan bekerja secara efektif agar meraih tujuan yang ditetapkan organisasi serta membina hubungan antar bagian dan unit kerja.”
“Keempat, pengawasan atau pengendalian. Kegiatan ini adalah puncak dari sebuah kegiatan, dengan dilaksanakan pengawasan dapat diketahui apakah kegiatan tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan perencanaannya dan tujuan dari organisasi.”
Manajemen Kentut
Bila melihat kembali empat macam fungsi manajemen organisasi menurut Andrew J Durbin, maka kita akan paham bahwa setiap program yang dibuat dan diputuskan oleh organisasi haruslah berdasar perencanaan yang terukur, terutama terkait kapan akan dilaksanakan, siapa yang dilibatkan, apa target yang akan dicapai, bagaimana para pihak yang terlibat diarahkan, serta yang paling penting bagaimana pengawasan serta mendengar masukan serta kontrol dijalankan.
Pak Pacee kemudian kembali menegaskan, “Nah, bisa kalian bayangkan kalau ada organisasi yang menjalankan program sekehendak hati pimpinan atau bahkan memanipulasi apa yang telah disepakati, maka dapat dipastikan akan terjadi gejolak dalam tubuh organisasi.”
“Gejolak itu muncul karena program laksana “kentut-kentut” yang tak pernah direncanakan kapan keluarnya serta apa dampaknya bagi orang sekelilingnya. Siapa di antara kalian yang merencanakan jadwal keluarnya kentut. Keluarnya kentut hanya membuat lega si empunya dan membuat mual orang sekelilingnya.”
“Semakin tinggi jumlah dan frekuensi kentut yang dikeluarkan seseorang, dapat diprediksi apa yang sedang terjadi dalam saluran cernanya. Kentut dapat menjadi peringatan awal adanya masalah di saluran cerna apalagi jika baunya makin menyengat.”
“Bisa jadi makin sering sebuah organisasi mejalankan “program kentut”, maka bukan tidak mungkin organisasi tersebut sedang mengalami masalah di saluran cernanya.”
Petuah hari itu benar-benar berbekas dalam ingatan. Terima kasih, Pak Pacee, yang telah mengajari kami terkait filosofi “Program Kentut”. Program yang tercium baunya, tapi tak bisa diraba wujudnya.
Mamat pun terlihat ganar. Sebelum menutup kelas, Pak dosen berpesan, “Kalau kalian jadi pemimpin hanya bisa menyengsarakan dan membuat gelisah anggota, pergilah dalam gelap dan kentutlah sepuas hati kalian!”
_____
Muh Alfian Dj, Guru di Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta.
- Artikel Terpuler -
Pak Pacee dan Program Kentut
Muh Alfian Dj Sabtu, 7-1-2023 | - Dilihat: 141

Oleh: Muh Alfian Dj
Presentasi mata kulian Manajemen Organisasi siang itu tiba-tiba jadi riuh. Kelas yang biasanya riuh oleh silang pendapat dalam diskusi, kali ini riuh diakibatkan oleh aroma menyengat yang datang dan tercium secara tiba-tiba.
Seisi kelas beramai-ramai mencari sumber aroma ini. “Wah, ini pasti ada yang ketut. Ayo yang kentut ngaku! Yang kentut ngaku!” Desakan itu terus saja bergema, berulang-ulang. Jelas, tidak ada yang mengaku.
Ruang kelas yang tertutup rapat, ber-AC, dan tanpa ventilasi udara tentu membuat aroma kentut kian menjadi-jadi.
Presentasi yang membahas konsep dasar organisasi, tipe dasar organisasi, etika manajemen organisasi, dan teknik pengambilan keputusan itu pun selesai lebih awal dari yang semestinya.
Setelah semua anggota kelompok kembali ke posisi masing-masing, Pak Pacee, dosen mata kuliah Manajemen Organisasi, kembali mengambil alih kelas dan mengajukan pertanyaan dan pernyataan singkat kepada mahasiswa.
“Jangan kalian anggap sepele kentut dan baunya. Ketika kalian mengkonsumsi berbagai jenis makanan dan kemudian dicerna oleh tubuh, maka berbagai senyawa akan tercipta, salah satunya hidrogen sulfida yang menyebabkan kentut itu berbau.” Tegas Pak Pacee.
Dengan raut wajah penuh yakin, ia pun melanjutkan, “Penelitian dari University of Exeter di Inggris menyatakan bahwa mencium bau kentut ternyata memberikan banyak manfaat bagi kesehatan, bahkan kandungan gas hidrogen sulfida terbukti dapat menurunkan potensi kerusakan mitokondria yang dapat mencegah munculnya berbagai penyakit.”
Pak Pacee melanjutkan lagi, “Buang angin atau kentut adalah proses pelepasan gas dari sistem pencernaan yang terbentuk sebagai hasil pencernaan makanan atau akibat udara yang tertekan, akan tetapi kentut juga dapat menjadi peringatan awal adanya masalah di saluran cerna.”
Setelah mengulas panjang lebar terkait “kentut”, Pak Pacee berhasil membuat seisi kelas tertawa lepas dan lupa aroma ketut yang tadi berputar-putar dalam ruangan kelas.
Pak Pacee kemudian berseru lagi, “Apa kalian tahu, jika organisasi tidak dikelola dengan baik, perencanaan tidak disiapkan, pengawasan dan pendelegasian tidak dilakukan, sehingga gagal menciptakan kinerja yang efektif serta terarah, itu artinya manajemen organisasi yang kalian hasilkan adalah “kentut”?
Mamat, mahasiwa kesayangan Pak Pacee, pun unjuk suara, “Pak, apa yang dimaksud dengan manajemen kentut itu? Apa pula hubungan kuliah hari ini dengan bau kentut yang ada di kelas ini?”
Dengan penuh wibawa, Pak Pacee pun menjawab, “Menurut Andrew J Durbin,ada empat macam fungsi manajemen Organisasi; Pertama, perencanaan (planning), yaitu menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh organisasi untuk mencapai tujuan. Kegiatan perencanaan meliputi perencanaan pembuatan keputusan menyangkut sasaran, prioritas, strategi, alokasi sumber daya sampai dengan penanggung jawab.”
“Kedua, pengorganisasian yang merupakan serangkaian kegiatan manajerial yang berusaha mewujudkan kegiatan kegiatan yang direncanakan menjadi struktur tugas, wewenang dan siapa yang bertugas melakukannya. Pengorganisasian adalah membagi pekerjaan dan beban ke dalam tugas-tugas kecil sesuai kemampuannya masing-masing anggota.”
“Ketiga, pengarahan atau directing yang meliputi pengarahan untuk bawahan agar menjadi anggota yang berpengetahuan dan bekerja secara efektif agar meraih tujuan yang ditetapkan organisasi serta membina hubungan antar bagian dan unit kerja.”
“Keempat, pengawasan atau pengendalian. Kegiatan ini adalah puncak dari sebuah kegiatan, dengan dilaksanakan pengawasan dapat diketahui apakah kegiatan tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan perencanaannya dan tujuan dari organisasi.”
Manajemen Kentut
Bila melihat kembali empat macam fungsi manajemen organisasi menurut Andrew J Durbin, maka kita akan paham bahwa setiap program yang dibuat dan diputuskan oleh organisasi haruslah berdasar perencanaan yang terukur, terutama terkait kapan akan dilaksanakan, siapa yang dilibatkan, apa target yang akan dicapai, bagaimana para pihak yang terlibat diarahkan, serta yang paling penting bagaimana pengawasan serta mendengar masukan serta kontrol dijalankan.
Pak Pacee kemudian kembali menegaskan, “Nah, bisa kalian bayangkan kalau ada organisasi yang menjalankan program sekehendak hati pimpinan atau bahkan memanipulasi apa yang telah disepakati, maka dapat dipastikan akan terjadi gejolak dalam tubuh organisasi.”
“Gejolak itu muncul karena program laksana “kentut-kentut” yang tak pernah direncanakan kapan keluarnya serta apa dampaknya bagi orang sekelilingnya. Siapa di antara kalian yang merencanakan jadwal keluarnya kentut. Keluarnya kentut hanya membuat lega si empunya dan membuat mual orang sekelilingnya.”
“Semakin tinggi jumlah dan frekuensi kentut yang dikeluarkan seseorang, dapat diprediksi apa yang sedang terjadi dalam saluran cernanya. Kentut dapat menjadi peringatan awal adanya masalah di saluran cerna apalagi jika baunya makin menyengat.”
“Bisa jadi makin sering sebuah organisasi mejalankan “program kentut”, maka bukan tidak mungkin organisasi tersebut sedang mengalami masalah di saluran cernanya.”
Petuah hari itu benar-benar berbekas dalam ingatan. Terima kasih, Pak Pacee, yang telah mengajari kami terkait filosofi “Program Kentut”. Program yang tercium baunya, tapi tak bisa diraba wujudnya.
Mamat pun terlihat ganar. Sebelum menutup kelas, Pak dosen berpesan, “Kalau kalian jadi pemimpin hanya bisa menyengsarakan dan membuat gelisah anggota, pergilah dalam gelap dan kentutlah sepuas hati kalian!”
_____
Muh Alfian Dj, Guru di Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta.
1 Komentar

2023-01-08 07:58:53
Syakir
Tulisan berkelas
1 Komentar
2023-01-08 07:58:53
Syakir
Tulisan berkelas
Tinggalkan Pesan