Nawal El Saadawi dan Perempuan Yang Menulis
Iefone Shiflana Habiba Senin, 21-4-2025 | - Dilihat: 111

Oleh: Iefone Shiflana Habiba
Apa yang menyenangkan terlahir sebagai perempuan? Mengapa harus menjadi perempuan?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut berhenti semenjak tuntas menyelami perjalanan Nawal El Saadawi dalam “Perempuan Di Titik Nol”. Dari balik konstruksi perempuan yang kerap dikerdilkan sebagai “cantik”, saya mulai memahami bahwa perempuan bukan sekadar realitas visual. Jauh daripada itu, realitas biologis seolah menjadi pertanda gemuruh medan tempur sosial, politik, bahkan spiritual bagi perempuan.
Melalui perjalanan hidup Firdaus, saya mulai menemukan cerminan perlawanan yang sudah lama bergejolak dalam diriku. Bahkan ajaibnya, ide-ide gila yang dituangkan dalam buku tersebut telah mendobrak norma dan kebiasaan terstruktur bagi setiap pembacanya. Yang dibangun dalam sudut pandang, pola pikir, gagasan baru, hingga meruntuhkan sistem patriarkal yang menjerat kaum marjinal.
Sebagai seorang aktivis kemanusiaan, Nawal El Saadawi tidak sekedar menulis melainkan membunyikan perlawanan. Berbagai macam perlawanan itu telah lahir sebagai esai-esai, buku fiksi maupun non fiksi yang mengguncang tatanan patriarki. Sejarah mencatat bahwa pengetahuan yang membebaskan sering kali dianggap berbahaya oleh kekuasaan. Tak terkecuali tulisan-tulisan Nawal, yang kerap menjadi sasaran pelarangan, bahkan kriminalisasi oleh negara.
Kejadian tersebut menyingkap tabir: bahwa narasi resmi negara telah dirancang di atas penyingkiran keterlibatan perempuan yang mengganggu stabilitas ideologis, terutama yang menyoal agama, seksualitas, dan kekuasaan. Bagi negara-negara dengan watak otoriter dan konservatif, karya Nawal tidak hanya dianggap “berbahaya”, tetapi juga dituduh merusak moral publik.
Pemikiran Nawal El Saadawi merefleksikan kompleksitas perlawanan terhadap berbagai bentuk dominasi yang berpola. Nawal secara konsisten menentang doktrin keagamaan yang digunakan untuk menegasikan hak-hak perempuan, dan membuka ruang diskusi tentang bagaimana agama seringkali dikonstruksi secara patriarkal untuk mempertahankan ketimpangan gender. Tak hanya itu, Nawal juga mengkritik warisan kolonialisme serta kepentingan politik blok Barat yang ikut membentuk struktur kekuasaan lokal yang represif terhadap perempuan.
Bahkan, menariknya lagi Nawal tidak segan menunjukkan kritiknya terhadap sesama feminis, terutama mereka yang memisahkan perjuangan kesetaraan gender dari persoalan kapitalisme dan kelas sosial. Karena baginya, pembebasan perempuan tidak lepas dari struktur ekonomi dan politik yang menindas secara sistemik.
Ia juga menyoroti bagaimana dominasi kelas, monarki patriarkal, fundamentalisme agama, dan kapitalisme membentuk simpul-simpul penindasan yang saling menguatkan. Fokusnya pada isu-isu perempuan di Mesir sering dianggap anti otoritarian karena ia tidak hanya mempertanyakan norma sosial yang ajeg, tetapi juga berani menantang otoritas agama dan negara yang seksis.
Inilah yang membuat perjuangannya dianggap membangkang sehingga memicu berbagai bentuk persekusi selama hidupnya. Namun, justru dari tekanan itulah suaranya semakin lantang, sekali lagi melalui tulisannya.
Mengangkat realitas sosial ke dalam tulisan, terkhusus yang bersinggungan dengan luka struktural perempuan adalah sebuah tindakan yang penuh dengan risiko. Nawal memahamu betul betapa bahanya menyuarakan kebenaran di tengah sistem-sistem yang terus menggerus.
Dalam “Perempuan di Titik Nol”, Nawal membuka realitas akan bagaimana tafsir agama selalu menjadi tameng untuk melanggengkan praktik penindasan, terutama bagi perempuan. Itulah sebabnya kita masih sering mendeng ar bentuk penindasan dengan narasi “kan kodratnya perempuan.” Padahal, itu hanyalah konstruksi belaka.
Melalui “Perempuan di Titik Nol”, Nawal memberikan pandangan baru bahwa menjadi pelacur bisa lebih terhormat dibandingkan menjadi istri yang terjebak dalam kekerasan dan ketergantungan. Bagi Nawal, pelacur memiliki kendali dan merdeka, meski terbatas.
Sedang, banyak perempuan yang menjadi istri/ibu justru kehilangan merdekanya sendiri di balik tembok rumah tangga yang dilindungi norma agama dan sosial. Di sini, ia tidak sedang mengagungkan pekerjaan tersebut, melainkan melayangkan gugatan terhadap sistem yang menjadikan perempuan tak punya pilihan selain tunduk atau dilabeli “liar”.
Pendekatan tersebut, memberikan Nawal begitu banyak perlawanan sekaligus pertemanan baru. Tulisannya tidak hanya menghadirkan wacana feminisme yang berani, tetapi juga membangun fondasi pemikiran yang radikal, menegaskan kembali bahwa kebebasan perempuan sejati menuntut perombakan total terhadap sistem yang selama ini memproduksi ketidakadilan.
Dalam lanskap pengetahuan yang lama dikendalikan oleh dominasi laki-laki, tulisan perempuan menghadirkan nafas baru yang menginterupsi struktur wacana patriarkal. Dengan demikian, kekuatan perempuan yang menulis terletak pada kemampuannya membongkar nalar dominan dan melahirkan pengetahuan tandingan yang membebaskan.
Di tangan perempuan, masa depan tidak hanya dibayangkan, tetapi ditulis ulang. Bahkan dalam teori feminis terutama feminisme pascastrukturalis dan feminisme interseksional, tulisan perempuan adalah bentuk agency atau suatu cara membangun subjektivitas perempuan di tengah dominasi narasi laki-laki. Sehingga, dengan menulis perempuan mampu secara mandiri memproduksi narasi alternatif yang menciptakan cara pikir baru dan lebih setara.
Ini juga berlaku pada tokoh perempuan lainnya yang terbukti berdikari dengan tulisannya. Seperti R.A. Kartini dengan surat-suratnya, Rohana Kudus dengan tulisan jurnalistiknya, Siti Saroeng Putri dengan puisinya, dan tentu masih banyak lagi. Maka dari itu, sejarah perempuan yang menulis adalah refleksi masa depan dari sejarah pemberdayaan.
Seiring waktu, perempuan yang menulis akan terus memberikan cakrawala baru bagi generasi seterusnya. Dalam perjalanan ini, kita sama-sama menyadari bahwa tulisan perempuan menjadi perisai kuat yang tidak terbantahkan.
____
Iefone Shiflana Habiba, Aktivis gerakan perempuan
- Artikel Terpuler -
Nawal El Saadawi dan Perempuan Yang Menulis
Iefone Shiflana Habiba Senin, 21-4-2025 | - Dilihat: 111

Oleh: Iefone Shiflana Habiba
Apa yang menyenangkan terlahir sebagai perempuan? Mengapa harus menjadi perempuan?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut berhenti semenjak tuntas menyelami perjalanan Nawal El Saadawi dalam “Perempuan Di Titik Nol”. Dari balik konstruksi perempuan yang kerap dikerdilkan sebagai “cantik”, saya mulai memahami bahwa perempuan bukan sekadar realitas visual. Jauh daripada itu, realitas biologis seolah menjadi pertanda gemuruh medan tempur sosial, politik, bahkan spiritual bagi perempuan.
Melalui perjalanan hidup Firdaus, saya mulai menemukan cerminan perlawanan yang sudah lama bergejolak dalam diriku. Bahkan ajaibnya, ide-ide gila yang dituangkan dalam buku tersebut telah mendobrak norma dan kebiasaan terstruktur bagi setiap pembacanya. Yang dibangun dalam sudut pandang, pola pikir, gagasan baru, hingga meruntuhkan sistem patriarkal yang menjerat kaum marjinal.
Sebagai seorang aktivis kemanusiaan, Nawal El Saadawi tidak sekedar menulis melainkan membunyikan perlawanan. Berbagai macam perlawanan itu telah lahir sebagai esai-esai, buku fiksi maupun non fiksi yang mengguncang tatanan patriarki. Sejarah mencatat bahwa pengetahuan yang membebaskan sering kali dianggap berbahaya oleh kekuasaan. Tak terkecuali tulisan-tulisan Nawal, yang kerap menjadi sasaran pelarangan, bahkan kriminalisasi oleh negara.
Kejadian tersebut menyingkap tabir: bahwa narasi resmi negara telah dirancang di atas penyingkiran keterlibatan perempuan yang mengganggu stabilitas ideologis, terutama yang menyoal agama, seksualitas, dan kekuasaan. Bagi negara-negara dengan watak otoriter dan konservatif, karya Nawal tidak hanya dianggap “berbahaya”, tetapi juga dituduh merusak moral publik.
Pemikiran Nawal El Saadawi merefleksikan kompleksitas perlawanan terhadap berbagai bentuk dominasi yang berpola. Nawal secara konsisten menentang doktrin keagamaan yang digunakan untuk menegasikan hak-hak perempuan, dan membuka ruang diskusi tentang bagaimana agama seringkali dikonstruksi secara patriarkal untuk mempertahankan ketimpangan gender. Tak hanya itu, Nawal juga mengkritik warisan kolonialisme serta kepentingan politik blok Barat yang ikut membentuk struktur kekuasaan lokal yang represif terhadap perempuan.
Bahkan, menariknya lagi Nawal tidak segan menunjukkan kritiknya terhadap sesama feminis, terutama mereka yang memisahkan perjuangan kesetaraan gender dari persoalan kapitalisme dan kelas sosial. Karena baginya, pembebasan perempuan tidak lepas dari struktur ekonomi dan politik yang menindas secara sistemik.
Ia juga menyoroti bagaimana dominasi kelas, monarki patriarkal, fundamentalisme agama, dan kapitalisme membentuk simpul-simpul penindasan yang saling menguatkan. Fokusnya pada isu-isu perempuan di Mesir sering dianggap anti otoritarian karena ia tidak hanya mempertanyakan norma sosial yang ajeg, tetapi juga berani menantang otoritas agama dan negara yang seksis.
Inilah yang membuat perjuangannya dianggap membangkang sehingga memicu berbagai bentuk persekusi selama hidupnya. Namun, justru dari tekanan itulah suaranya semakin lantang, sekali lagi melalui tulisannya.
Mengangkat realitas sosial ke dalam tulisan, terkhusus yang bersinggungan dengan luka struktural perempuan adalah sebuah tindakan yang penuh dengan risiko. Nawal memahamu betul betapa bahanya menyuarakan kebenaran di tengah sistem-sistem yang terus menggerus.
Dalam “Perempuan di Titik Nol”, Nawal membuka realitas akan bagaimana tafsir agama selalu menjadi tameng untuk melanggengkan praktik penindasan, terutama bagi perempuan. Itulah sebabnya kita masih sering mendeng ar bentuk penindasan dengan narasi “kan kodratnya perempuan.” Padahal, itu hanyalah konstruksi belaka.
Melalui “Perempuan di Titik Nol”, Nawal memberikan pandangan baru bahwa menjadi pelacur bisa lebih terhormat dibandingkan menjadi istri yang terjebak dalam kekerasan dan ketergantungan. Bagi Nawal, pelacur memiliki kendali dan merdeka, meski terbatas.
Sedang, banyak perempuan yang menjadi istri/ibu justru kehilangan merdekanya sendiri di balik tembok rumah tangga yang dilindungi norma agama dan sosial. Di sini, ia tidak sedang mengagungkan pekerjaan tersebut, melainkan melayangkan gugatan terhadap sistem yang menjadikan perempuan tak punya pilihan selain tunduk atau dilabeli “liar”.
Pendekatan tersebut, memberikan Nawal begitu banyak perlawanan sekaligus pertemanan baru. Tulisannya tidak hanya menghadirkan wacana feminisme yang berani, tetapi juga membangun fondasi pemikiran yang radikal, menegaskan kembali bahwa kebebasan perempuan sejati menuntut perombakan total terhadap sistem yang selama ini memproduksi ketidakadilan.
Dalam lanskap pengetahuan yang lama dikendalikan oleh dominasi laki-laki, tulisan perempuan menghadirkan nafas baru yang menginterupsi struktur wacana patriarkal. Dengan demikian, kekuatan perempuan yang menulis terletak pada kemampuannya membongkar nalar dominan dan melahirkan pengetahuan tandingan yang membebaskan.
Di tangan perempuan, masa depan tidak hanya dibayangkan, tetapi ditulis ulang. Bahkan dalam teori feminis terutama feminisme pascastrukturalis dan feminisme interseksional, tulisan perempuan adalah bentuk agency atau suatu cara membangun subjektivitas perempuan di tengah dominasi narasi laki-laki. Sehingga, dengan menulis perempuan mampu secara mandiri memproduksi narasi alternatif yang menciptakan cara pikir baru dan lebih setara.
Ini juga berlaku pada tokoh perempuan lainnya yang terbukti berdikari dengan tulisannya. Seperti R.A. Kartini dengan surat-suratnya, Rohana Kudus dengan tulisan jurnalistiknya, Siti Saroeng Putri dengan puisinya, dan tentu masih banyak lagi. Maka dari itu, sejarah perempuan yang menulis adalah refleksi masa depan dari sejarah pemberdayaan.
Seiring waktu, perempuan yang menulis akan terus memberikan cakrawala baru bagi generasi seterusnya. Dalam perjalanan ini, kita sama-sama menyadari bahwa tulisan perempuan menjadi perisai kuat yang tidak terbantahkan.
____
Iefone Shiflana Habiba, Aktivis gerakan perempuan
13 Komentar

2025-06-07 09:52:08
zxzn2
where can i buy generic clomiphene without dr prescription buy clomiphene without dr prescription where can i get generic clomid no prescription where to buy clomid without dr prescription can i purchase clomid prices can i get clomiphene prices cheap clomiphene without a prescription

2025-06-10 02:35:45
buy cialis shoppers drug mart
I’ll certainly carry back to read more.

2025-06-11 20:54:56
buy flagyl online no prescription
More posts like this would prosper the blogosphere more useful.

2025-06-13 13:58:42
yz481
buy zithromax - order generic ciplox order flagyl without prescription

2025-06-15 02:05:07
bajba
semaglutide 14 mg pills - cyproheptadine 4mg price order generic periactin 4mg

2025-06-17 01:09:59
0n19s
domperidone 10mg us - purchase motilium generic cyclobenzaprine price

2025-06-19 08:18:17
uidls
buy inderal for sale - inderal pill methotrexate 2.5mg sale

2025-06-22 05:01:36
77v5h
order amoxicillin pills - purchase diovan without prescription combivent buy online

2025-06-24 07:59:50
i4goh
buy generic zithromax online - zithromax 500mg pills nebivolol 20mg ca

2025-06-26 03:44:23
grk0k
augmentin online buy - https://atbioinfo.com/ buy acillin no prescription

2025-06-27 19:39:34
gkij1
esomeprazole 40mg cost - https://anexamate.com/ cost nexium 40mg

2025-06-29 05:07:08
6sdcs
buy warfarin medication - blood thinner hyzaar canada

2025-07-01 02:50:54
1i66m
mobic 7.5mg pills - https://moboxsin.com/ buy meloxicam for sale
13 Komentar
2025-06-07 09:52:08
zxzn2
where can i buy generic clomiphene without dr prescription buy clomiphene without dr prescription where can i get generic clomid no prescription where to buy clomid without dr prescription can i purchase clomid prices can i get clomiphene prices cheap clomiphene without a prescription
2025-06-10 02:35:45
buy cialis shoppers drug mart
I’ll certainly carry back to read more.
2025-06-11 20:54:56
buy flagyl online no prescription
More posts like this would prosper the blogosphere more useful.
2025-06-13 13:58:42
yz481
buy zithromax - order generic ciplox order flagyl without prescription
2025-06-15 02:05:07
bajba
semaglutide 14 mg pills - cyproheptadine 4mg price order generic periactin 4mg
2025-06-17 01:09:59
0n19s
domperidone 10mg us - purchase motilium generic cyclobenzaprine price
2025-06-19 08:18:17
uidls
buy inderal for sale - inderal pill methotrexate 2.5mg sale
2025-06-22 05:01:36
77v5h
order amoxicillin pills - purchase diovan without prescription combivent buy online
2025-06-24 07:59:50
i4goh
buy generic zithromax online - zithromax 500mg pills nebivolol 20mg ca
2025-06-26 03:44:23
grk0k
augmentin online buy - https://atbioinfo.com/ buy acillin no prescription
2025-06-27 19:39:34
gkij1
esomeprazole 40mg cost - https://anexamate.com/ cost nexium 40mg
2025-06-29 05:07:08
6sdcs
buy warfarin medication - blood thinner hyzaar canada
2025-07-01 02:50:54
1i66m
mobic 7.5mg pills - https://moboxsin.com/ buy meloxicam for sale
Tinggalkan Pesan