Muhammadiyah di Kancah Global
Muh Alfian Dj Jum'at, 6-1-2023 | - Dilihat: 58

Oleh: Muh Alfian Dj
- Judul : Internasionalisasi Muhammadiyah (Sejarah dan dinamika Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Luar Negeri 2002-2022)
- Penulis : Ridho al Hamdi dkk
- Penerbit : Samudra Biru
- Tebal buku : xxxiv + 414 hlm, 15,5 x 23 cm
- ISBN : 978-623-261-438-3
- Cetakan : 1 Juli 2022
Prof. Haedar Nashir menyebutkan, ada tiga model pola gerakan yang dilakukan Muhammadiyah sebagai upaya memperluas kehadirannya di kancah global atau dunia Internasional.
Pertama, berdirinya Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) sebagai perwakilan organisasi Muhammadiyah di luar negeri yang berfungsi menjadi penghubung sealigus etalase kegiatan Muhammadiyah dikancah global.
Kedua, mengembangkan berbagai kerjasama dengan pihak luar negeri baik dengan pemerintah maupun dengan lembaga-lembaga non pemerintah atau lembaga internasional lainnya.
Ketiga, merintis pusat keunggulan amal usaha Muhammadiyah di dunia internasional yang telah dimulai sejak tahun 2018, diawali dengan berdirinya markaz dakwah Muhammadiyah di Cairo Mesir.
Pada tahun 2021 PP Muhammadiyah kembali memperoleh idzin berdirinya universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM) selanjutnya di penghujung tahun yang sama mendapat idzin berdirinya Muhammadiya Austalia College (MAC) di Malbourne Australia.
Bahasan dan kajian dalam buku internasionalisasi Muhammadiyah ini merupakan ulasan menyangkut perjuangan pendirian Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) serta kiprahnya di kancah global.
Pendirian PCIM diawali dengan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) di Cairo Mesir pada tahun 2002, Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah pertama ini digagas oleh kader kader muhammadiyah yang sedang menuntut ilmu di Cairo Mesir kala itu.
Seiring waktu berjalan, PCIM terus bertumbuh, tercatat sejak tahun 2002 hingga 2022 sudah ada 27 PCIM yang resmi berdiri dengan SK pendirian Pimpinan Pusat Muhammadiyah. PCIM-PCIM tersebut memiliki hubungan struktural dengan Persyarikatan Muhammadiyah di Indonesia.
Peran PCIM cukup penting bagi Muhammadiyah, karena bisa berfungsi sebagai fasilitator dan penghubung Muhammadiyah di Indonesia dengan berbagai negara, baik dengan pemerintah setempat maupun dengan lembaga lembaga non pemerintah.
PCIM juga bisa menjadi bagian dari etalase Muhammadiyah dalam mempublikasikan berbagai aktivitas, profil dan langkah-langkah organisasi ke kancah internasional dalam menebarkan nilai niai islam berkemajuan.
Buku internasionalisasi Muhammadiyah membahas secara komplit liku dan dinamika internasionalisasi Muhammadiyah yang mencakup liku-liku sejarah serta kiprah PCIM di Timur Tengah, Benua Afrika, Asia, Eropa, serta Australia dan Amerika dengan berbagai dinamika dan liku perjuangan panjangnya.
Hadirnya buku ini diharapkan bisa menjadi Referensi bagi penggiat serta pemerhati Muhammadiyah untuk mengetahui sejarah dan dinamika pertumbuhan Muhammadiyah di kancah internasional.
Kader kader PCIM terus dituntut untuk memiliki etos kerja yang tiunggi dan membawa kebajikan sebagai aktuaisasi menebar amal shaleh bagi sesama tanpa membedakan agama, bangsa dan lainnya.
Jadilah guru dan kembalilah ke Muhammadiyah, jadilah dokter dan kembalilah ke Muhammadiyah, Jadilah insiyur dan kembalilah ke Muhammadiyah. (KH. Ahmad Dahlan)
_____
Muh Alfian Dj, Guru di Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta.
- Artikel Teropuler -
Muhammadiyah di Kancah Global
Muh Alfian Dj Jum'at, 6-1-2023 | - Dilihat: 58

Oleh: Muh Alfian Dj
- Judul : Internasionalisasi Muhammadiyah (Sejarah dan dinamika Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Luar Negeri 2002-2022)
- Penulis : Ridho al Hamdi dkk
- Penerbit : Samudra Biru
- Tebal buku : xxxiv + 414 hlm, 15,5 x 23 cm
- ISBN : 978-623-261-438-3
- Cetakan : 1 Juli 2022
Prof. Haedar Nashir menyebutkan, ada tiga model pola gerakan yang dilakukan Muhammadiyah sebagai upaya memperluas kehadirannya di kancah global atau dunia Internasional.
Pertama, berdirinya Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) sebagai perwakilan organisasi Muhammadiyah di luar negeri yang berfungsi menjadi penghubung sealigus etalase kegiatan Muhammadiyah dikancah global.
Kedua, mengembangkan berbagai kerjasama dengan pihak luar negeri baik dengan pemerintah maupun dengan lembaga-lembaga non pemerintah atau lembaga internasional lainnya.
Ketiga, merintis pusat keunggulan amal usaha Muhammadiyah di dunia internasional yang telah dimulai sejak tahun 2018, diawali dengan berdirinya markaz dakwah Muhammadiyah di Cairo Mesir.
Pada tahun 2021 PP Muhammadiyah kembali memperoleh idzin berdirinya universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM) selanjutnya di penghujung tahun yang sama mendapat idzin berdirinya Muhammadiya Austalia College (MAC) di Malbourne Australia.
Bahasan dan kajian dalam buku internasionalisasi Muhammadiyah ini merupakan ulasan menyangkut perjuangan pendirian Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) serta kiprahnya di kancah global.
Pendirian PCIM diawali dengan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) di Cairo Mesir pada tahun 2002, Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah pertama ini digagas oleh kader kader muhammadiyah yang sedang menuntut ilmu di Cairo Mesir kala itu.
Seiring waktu berjalan, PCIM terus bertumbuh, tercatat sejak tahun 2002 hingga 2022 sudah ada 27 PCIM yang resmi berdiri dengan SK pendirian Pimpinan Pusat Muhammadiyah. PCIM-PCIM tersebut memiliki hubungan struktural dengan Persyarikatan Muhammadiyah di Indonesia.
Peran PCIM cukup penting bagi Muhammadiyah, karena bisa berfungsi sebagai fasilitator dan penghubung Muhammadiyah di Indonesia dengan berbagai negara, baik dengan pemerintah setempat maupun dengan lembaga lembaga non pemerintah.
PCIM juga bisa menjadi bagian dari etalase Muhammadiyah dalam mempublikasikan berbagai aktivitas, profil dan langkah-langkah organisasi ke kancah internasional dalam menebarkan nilai niai islam berkemajuan.
Buku internasionalisasi Muhammadiyah membahas secara komplit liku dan dinamika internasionalisasi Muhammadiyah yang mencakup liku-liku sejarah serta kiprah PCIM di Timur Tengah, Benua Afrika, Asia, Eropa, serta Australia dan Amerika dengan berbagai dinamika dan liku perjuangan panjangnya.
Hadirnya buku ini diharapkan bisa menjadi Referensi bagi penggiat serta pemerhati Muhammadiyah untuk mengetahui sejarah dan dinamika pertumbuhan Muhammadiyah di kancah internasional.
Kader kader PCIM terus dituntut untuk memiliki etos kerja yang tiunggi dan membawa kebajikan sebagai aktuaisasi menebar amal shaleh bagi sesama tanpa membedakan agama, bangsa dan lainnya.
Jadilah guru dan kembalilah ke Muhammadiyah, jadilah dokter dan kembalilah ke Muhammadiyah, Jadilah insiyur dan kembalilah ke Muhammadiyah. (KH. Ahmad Dahlan)
_____
Muh Alfian Dj, Guru di Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta.
0 Komentar
Tinggalkan Pesan