Manusia dan Toleransi atas Alam
Nofra Khairon Jum'at, 1-4-2022 | - Dilihat: 133
Oleh: Nofra Khairon
Tulisan ini merupakan ulasan kembali materi diskusi soal Syiar Hijau di taja oleh Greenradioline.id di Mall Pekanbaru. Pada kesempatan itu Saya selaku ketua umum DPD IMM Riau dipanelkan dengan Mas Ari Koordinator Gusdurian Riau.
Dewasa ini kata toleransi seakan akrab ditelinga kita, sikap ini dianggap sebagai jalan tengah diantara kehihupan masyarakat yang sangat pluraristik. Selain kata toleransi kita sering mendengar kata “Moderasi” yang lebih kurang memiliki makna yang hampir sama dalam konsepnya.
Sikap moderasi atau dalam muhammadiyah akrab dengan istilah “washathyyah” . sikap ini sangat perlu terhadap umat seagama, antar umat beragama dan antar umat bergama dengan negara. Namun, dalam topik toleransi manusia dengan alam barangkali belum begitu familiar ditelinga kita.
Peranan manusia adalah sebagai khalifah di bumi sebagaimana Allah SWT berfiman dalam surah al-Baqarah ayat 30 mengatakan “Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Tuhan memberikan kewenangan kepada manusia sebagai khalifah,disebabkan oleh potensi dan prestasinya. Kewenangan tersebut untuk mengatur dan memanfaatkan lingkungan sesuai dengan tujuan penciptaannya. Bumi dan isinya diciptakan oleh Allah untuk kehidupan makhluk-Nya.
هُوَ ٱلَّذِي خَلَقَ لَكُم مَّا فِي ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعٗا ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰٓ إِلَى ٱلسَّمَآءِ فَسَوَّىٰهُنَّ سَبۡعَ سَمَٰوَٰتٖۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٞ
Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu. (QS Al-Baqarah : 29)
Manusia hidup dari unsur-unsur lingkungan hidupnya. Udara untuk bernafas, air untuk minum, keperluan rumah tangga dan kebutuhan lain, tumbuhan dan hewan untuk makanan, tenaga, dan kesenangan, serta lahan untuk tempat tinggal dan produksi pertanian. Manusia tanpa lingkungan adalah suatu abstraksi belaka. (Soemarwoto, 2001)
Hubungan manusian dan alam adalah satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. Sebagai satu kesatuan, semua hal tersebut saling berkaitan dan bersifat fungsional. Alam sebagai kesatuan sistem yang utuh merupakan kolektivitas dari serangkaian subsistem yang berhubungan, bergantung, dan fungsional satu sama lain. (Odum, 1971)
Alam diciptakan oleh Allah agar digunakan, dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup manusia, bukan untuk dikuasai yang menyebabkan manusia berlaku sewenang-wenang terhadap lingkungan, seperti mengeksploitasi, merusak, dan lain-lain yang menyebabkan alam kehilangan keseimbangannya.
ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Ar- rum : 41)
Kesetaraan posisi kemakhlukan antara manusia dan alam, menjadikan manusia tidak layak bertindak hegemonik, meskipun dalam dirinya terdapat kebebasan, karena kebebasan manusia pada hakikatnya tidak mutlak.
Kerusakan-kerusakan yang terjadi di alam ini adalah akibat ulah perbuatan manusia. Sifat manusia yang selalu rakus, tamak, Zhalim dan lain sebagainya adalah sisi jelek dari mahluk yang bernama manusia. Dalam kacamata humanisme, kerusakan dan ketidakseimbangan lingkungan ini terjadi akibat manusia terlalu mengedepankan egonya dan ingin menguasai segala-galanya (Rosowulan, 2015).
Memang pula Allah telah menyematkan dua karakter sifat yang bertolak belakang di dalam diri manusia. Keduanya akan senantiasa berperang untuk mendominasi diri manusia. Maka dari itu, agar dominasi dimenangkan oleh karakter yang baik, harus senantiasa diasah dengan hikmah-hikmah ilahiyah dan nilai-nilai spiritualitas yang bersumber dari Allah yang maha pengasih.
Maka manusia memiliki pandangan toleransi terhadap alam. Istilah toleransi dalam konteks ekologi adalah manusia harus mampu bersikap menghargai alam sebagai kemakhlukannya. sabar dari ego, kerakusan untuk berbuat zhalim dalam eksploitasi alam yang berlebihan. Oleh karena itu, mari kita jaga alam maka alam akan berikan manfaatnya untuk keberlangsungan hidup manusia.
Nofra Khairon, Ketua Umum DPD IMM Riau
- Artikel Terpuler -
Manusia dan Toleransi atas Alam
Nofra Khairon Jum'at, 1-4-2022 | - Dilihat: 133
Oleh: Nofra Khairon
Tulisan ini merupakan ulasan kembali materi diskusi soal Syiar Hijau di taja oleh Greenradioline.id di Mall Pekanbaru. Pada kesempatan itu Saya selaku ketua umum DPD IMM Riau dipanelkan dengan Mas Ari Koordinator Gusdurian Riau.
Dewasa ini kata toleransi seakan akrab ditelinga kita, sikap ini dianggap sebagai jalan tengah diantara kehihupan masyarakat yang sangat pluraristik. Selain kata toleransi kita sering mendengar kata “Moderasi” yang lebih kurang memiliki makna yang hampir sama dalam konsepnya.
Sikap moderasi atau dalam muhammadiyah akrab dengan istilah “washathyyah” . sikap ini sangat perlu terhadap umat seagama, antar umat beragama dan antar umat bergama dengan negara. Namun, dalam topik toleransi manusia dengan alam barangkali belum begitu familiar ditelinga kita.
Peranan manusia adalah sebagai khalifah di bumi sebagaimana Allah SWT berfiman dalam surah al-Baqarah ayat 30 mengatakan “Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Tuhan memberikan kewenangan kepada manusia sebagai khalifah,disebabkan oleh potensi dan prestasinya. Kewenangan tersebut untuk mengatur dan memanfaatkan lingkungan sesuai dengan tujuan penciptaannya. Bumi dan isinya diciptakan oleh Allah untuk kehidupan makhluk-Nya.
هُوَ ٱلَّذِي خَلَقَ لَكُم مَّا فِي ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعٗا ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰٓ إِلَى ٱلسَّمَآءِ فَسَوَّىٰهُنَّ سَبۡعَ سَمَٰوَٰتٖۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٞ
Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu. (QS Al-Baqarah : 29)
Manusia hidup dari unsur-unsur lingkungan hidupnya. Udara untuk bernafas, air untuk minum, keperluan rumah tangga dan kebutuhan lain, tumbuhan dan hewan untuk makanan, tenaga, dan kesenangan, serta lahan untuk tempat tinggal dan produksi pertanian. Manusia tanpa lingkungan adalah suatu abstraksi belaka. (Soemarwoto, 2001)
Hubungan manusian dan alam adalah satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. Sebagai satu kesatuan, semua hal tersebut saling berkaitan dan bersifat fungsional. Alam sebagai kesatuan sistem yang utuh merupakan kolektivitas dari serangkaian subsistem yang berhubungan, bergantung, dan fungsional satu sama lain. (Odum, 1971)
Alam diciptakan oleh Allah agar digunakan, dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup manusia, bukan untuk dikuasai yang menyebabkan manusia berlaku sewenang-wenang terhadap lingkungan, seperti mengeksploitasi, merusak, dan lain-lain yang menyebabkan alam kehilangan keseimbangannya.
ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Ar- rum : 41)
Kesetaraan posisi kemakhlukan antara manusia dan alam, menjadikan manusia tidak layak bertindak hegemonik, meskipun dalam dirinya terdapat kebebasan, karena kebebasan manusia pada hakikatnya tidak mutlak.
Kerusakan-kerusakan yang terjadi di alam ini adalah akibat ulah perbuatan manusia. Sifat manusia yang selalu rakus, tamak, Zhalim dan lain sebagainya adalah sisi jelek dari mahluk yang bernama manusia. Dalam kacamata humanisme, kerusakan dan ketidakseimbangan lingkungan ini terjadi akibat manusia terlalu mengedepankan egonya dan ingin menguasai segala-galanya (Rosowulan, 2015).
Memang pula Allah telah menyematkan dua karakter sifat yang bertolak belakang di dalam diri manusia. Keduanya akan senantiasa berperang untuk mendominasi diri manusia. Maka dari itu, agar dominasi dimenangkan oleh karakter yang baik, harus senantiasa diasah dengan hikmah-hikmah ilahiyah dan nilai-nilai spiritualitas yang bersumber dari Allah yang maha pengasih.
Maka manusia memiliki pandangan toleransi terhadap alam. Istilah toleransi dalam konteks ekologi adalah manusia harus mampu bersikap menghargai alam sebagai kemakhlukannya. sabar dari ego, kerakusan untuk berbuat zhalim dalam eksploitasi alam yang berlebihan. Oleh karena itu, mari kita jaga alam maka alam akan berikan manfaatnya untuk keberlangsungan hidup manusia.
Nofra Khairon, Ketua Umum DPD IMM Riau
4 Komentar
2024-12-01 12:11:49
Nnwnvv
eriacta dim - zenegra online acquaint forzest portrait
2024-12-04 06:56:27
Xkujhv
valif pills crazy - valif assemble purchase sinemet generic
2024-12-06 03:51:07
Iihehu
valif online anyway - sinemet 20mg pills sinemet 20mg ca
2024-12-07 00:23:43
Sgptfg
indinavir canada - purchase emulgel cheap buy cheap emulgel
4 Komentar
2024-12-01 12:11:49
Nnwnvv
eriacta dim - zenegra online acquaint forzest portrait
2024-12-04 06:56:27
Xkujhv
valif pills crazy - valif assemble purchase sinemet generic
2024-12-06 03:51:07
Iihehu
valif online anyway - sinemet 20mg pills sinemet 20mg ca
2024-12-07 00:23:43
Sgptfg
indinavir canada - purchase emulgel cheap buy cheap emulgel
Tinggalkan Pesan