Mahasiswa dan Isu Sosial
M. Alfreda Daib Insan Labib Kamis, 10-8-2023 | - Dilihat: 46
Oleh: M. Alfreda Daib Insan Labib
Masalah sosial terbesar masyarakat yang dihadapi dewasa ini sebenarnya bukanlah terletak di sektor ekonomi, budaya, politik, ataupun teknologi. Semua itu hanyalah dampak dari akar sosial, yaitu buruknya transformasi ilmu, karena, apabila transformasi ilmu derjalan dengan baik, lahirlah pelbagai macam perkembangan ilmu dan teori.
Mayoritas orang yang sukses mendalami berbagai disiplin ilmu pengetahuan karena didasari dengan transformasi ilmu yang baik. Andai kata ilmu yang dihasilkan dari proses transformasi ilmu tidak memenuhi standar mutu, maka begitu pula akan terjadi pada cabang-cabangnya. Seperti ekonomi yang berantakan, budaya yang tidak dapat di kompromikan dalam kehidupan kontemporer, dan pelbagai ihwal lainnya yang terjadi akibat transformasi ilmu yang tidak memenuhi standar mutu. Jadi tidak bisa dipungkiri, bahwa buruknya transformasi ilmu suatu komunitas akan berimbas kepada sektor sosial lainnya.
Alangkah disayangkan, banyak praktisi pendidikan (sebagai motoric transformasi keilmuan) yang tidak paham atau bahkan sengaja menutup kuping tentang urgensi transformasi ilmu itu sendiri, beraji mumpung berada ditampuk kekuasaan, fungsi transformasi ilmu yang seharusnya dilaksanakan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, malah disalahkaprahkan menjadi mesin penghasil uang.
Mereka berlomba-lomba mendirikan Lembaga transformasi ilmu dengan fasilitas yang elite, glamor dan mewah namum menomorduakan kuantitas dan kualitas ilmu yang didapatkan oleh pelajar. Walhasil, lahirlah generasi generasi yang berijazah tapi tidak siap berkecimpung membangun masyarakat, karena kualitas keilmuan mereka tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Oknum seperti itulah yang harus ditindak lanjuti oleh pihak berwajib, karena perilaku semena-mena mereka, keberlangsungan transformasi ilmu sebagai penunjang pendidikan bisa berjalan lambat bahkan mengalami stagnasi sehingga hasil dari apa yang didapati pelajar setelah itu, gagal diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat.
Tidak berhenti disitu, kesempatan memperoleh pendidikan yang standar dan bermutu juga masih sangat rendah, terkhusus untuk kalangan masyarakat kurang mampu dan berkebutuhan khusus. Disisi lain, keterbatasan sarana dan prasarana, tenaga kerja, peran serta masyarakat dalam meningkatkan mutu transformasi ilmu juga menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan transformasi ilmu di masyarakat.
Sebagai Mahasiswa yang dianggap masyarakat adalah tokoh Cendekiawan dari kalangan Pemuda, tentu saja menjadi Motorik dalam perubahan transformasi ilmu merupakan hal yang lumrah dan bahkan dianggap oleh Sebagian kalangan sebagai hal yang wajib dilakukan. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh mahasiswa untuk berkontribusi dalam memajukan transformasi ilmu.
Mulai dari menyampaikan gagasan dan ide segar terhadap pihak yang bersangkutan, turut membantu meningkatkan mutu transformasi ilmu dengan menjembatani komunikasi tenaga pendidik yang berkualitas dan Lembaga transformasi ilmu yang masih membutuhkan. Tentunya untuk poin kedua ini mahasiswa dituntut untuk memiliki relasi yang luas terlebih dahulu sebelum mengimplementasikannya.
Disamping itu, Mahasiswa juga dapat berkontribusi dengan menggalang Dana untuk meringankan beban finansial bagi masyarakat yang kurang mampu, sehingga peran mahasiswa sebagai tokoh cendekiawan tidak hanya dirasakan di kampus, tapi juga dirasakan didalam kehidupan sosial bermasyarakat.
Hal diatas mungkin dirasa tidak sulit untuk diimplementasikan, di era milenial ini, penggalangan dana dapat dilakukan secara mudah melalui aplikasi online, seperti e-banking,ovo,dana,shopee pay, dan lain sebagainya, dengan adanya fasilitas digital tersebut, para relawan, donator, dan juga muhsin dapat menyalurkan sedekah terbaiknya dengan mudah tanpa harus pergi keluar rumah.
Perlu digaris bawahi, output yang dihasilkan dari proses transformasi ilmu tidak akan cukup jika tidak dibarengi dengan paham agama yang baik. Sebagaimana yang diibaratkan oleh Albert Einstein, yaitu permisalan orang yang berilmu tanpa didasari dengan Agama adalah orang yang buta, sedangkan orang yang beragama tanpa didasari Ilmu adalah orang yang pincang/lumpuh.
Ragam ilmu didunia ini sangatlah banyak dan luas. Itulah mengapa diharuskan kepada setiap pelajar untuk mengetahui Ilmu dan memahami agama secara keseluruhan, karena ilmu adalah bagian dari agama dan agama juga merupakan bagian dari ilmu.
Hal tersebut senada dengan firman dalam surat Al-Kahfi ayat 109 yang menyatakan bahwa Ilmu Allah sangatlah banyak dan luas, “Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)".
Menurut Amin Abdullah, untuk menghindari dikotomi keilmuan seperti yang dikemukakan di atas, perlu adanya integrasi-interkoneksi antara ilmu dan agama, sehingga keduanya dapat berjalan bersamaan dan saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya.
Untuk itu, dalam menanggapi isu isu sosial yang berkembang di masyarakat, para mahasiswa diharapkan dapat mengkolaborasikan dua elemen vital yang merupakan unsur penting dalam transformasi ilmu yaitu, Ilmu dan Agama, karena apabila kedua unsur tersebut telah dapat dikolaborasikan dengan baik, maka proses transformasi ilmu pun akan berjalan dengan baik sehingga keberhasilan terhadap sektor sosial yang lainnya pun akan lebih mudah untuk digapai.
- Artikel Terpuler -
Mahasiswa dan Isu Sosial
M. Alfreda Daib Insan Labib Kamis, 10-8-2023 | - Dilihat: 46
Oleh: M. Alfreda Daib Insan Labib
Masalah sosial terbesar masyarakat yang dihadapi dewasa ini sebenarnya bukanlah terletak di sektor ekonomi, budaya, politik, ataupun teknologi. Semua itu hanyalah dampak dari akar sosial, yaitu buruknya transformasi ilmu, karena, apabila transformasi ilmu derjalan dengan baik, lahirlah pelbagai macam perkembangan ilmu dan teori.
Mayoritas orang yang sukses mendalami berbagai disiplin ilmu pengetahuan karena didasari dengan transformasi ilmu yang baik. Andai kata ilmu yang dihasilkan dari proses transformasi ilmu tidak memenuhi standar mutu, maka begitu pula akan terjadi pada cabang-cabangnya. Seperti ekonomi yang berantakan, budaya yang tidak dapat di kompromikan dalam kehidupan kontemporer, dan pelbagai ihwal lainnya yang terjadi akibat transformasi ilmu yang tidak memenuhi standar mutu. Jadi tidak bisa dipungkiri, bahwa buruknya transformasi ilmu suatu komunitas akan berimbas kepada sektor sosial lainnya.
Alangkah disayangkan, banyak praktisi pendidikan (sebagai motoric transformasi keilmuan) yang tidak paham atau bahkan sengaja menutup kuping tentang urgensi transformasi ilmu itu sendiri, beraji mumpung berada ditampuk kekuasaan, fungsi transformasi ilmu yang seharusnya dilaksanakan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, malah disalahkaprahkan menjadi mesin penghasil uang.
Mereka berlomba-lomba mendirikan Lembaga transformasi ilmu dengan fasilitas yang elite, glamor dan mewah namum menomorduakan kuantitas dan kualitas ilmu yang didapatkan oleh pelajar. Walhasil, lahirlah generasi generasi yang berijazah tapi tidak siap berkecimpung membangun masyarakat, karena kualitas keilmuan mereka tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Oknum seperti itulah yang harus ditindak lanjuti oleh pihak berwajib, karena perilaku semena-mena mereka, keberlangsungan transformasi ilmu sebagai penunjang pendidikan bisa berjalan lambat bahkan mengalami stagnasi sehingga hasil dari apa yang didapati pelajar setelah itu, gagal diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat.
Tidak berhenti disitu, kesempatan memperoleh pendidikan yang standar dan bermutu juga masih sangat rendah, terkhusus untuk kalangan masyarakat kurang mampu dan berkebutuhan khusus. Disisi lain, keterbatasan sarana dan prasarana, tenaga kerja, peran serta masyarakat dalam meningkatkan mutu transformasi ilmu juga menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan transformasi ilmu di masyarakat.
Sebagai Mahasiswa yang dianggap masyarakat adalah tokoh Cendekiawan dari kalangan Pemuda, tentu saja menjadi Motorik dalam perubahan transformasi ilmu merupakan hal yang lumrah dan bahkan dianggap oleh Sebagian kalangan sebagai hal yang wajib dilakukan. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh mahasiswa untuk berkontribusi dalam memajukan transformasi ilmu.
Mulai dari menyampaikan gagasan dan ide segar terhadap pihak yang bersangkutan, turut membantu meningkatkan mutu transformasi ilmu dengan menjembatani komunikasi tenaga pendidik yang berkualitas dan Lembaga transformasi ilmu yang masih membutuhkan. Tentunya untuk poin kedua ini mahasiswa dituntut untuk memiliki relasi yang luas terlebih dahulu sebelum mengimplementasikannya.
Disamping itu, Mahasiswa juga dapat berkontribusi dengan menggalang Dana untuk meringankan beban finansial bagi masyarakat yang kurang mampu, sehingga peran mahasiswa sebagai tokoh cendekiawan tidak hanya dirasakan di kampus, tapi juga dirasakan didalam kehidupan sosial bermasyarakat.
Hal diatas mungkin dirasa tidak sulit untuk diimplementasikan, di era milenial ini, penggalangan dana dapat dilakukan secara mudah melalui aplikasi online, seperti e-banking,ovo,dana,shopee pay, dan lain sebagainya, dengan adanya fasilitas digital tersebut, para relawan, donator, dan juga muhsin dapat menyalurkan sedekah terbaiknya dengan mudah tanpa harus pergi keluar rumah.
Perlu digaris bawahi, output yang dihasilkan dari proses transformasi ilmu tidak akan cukup jika tidak dibarengi dengan paham agama yang baik. Sebagaimana yang diibaratkan oleh Albert Einstein, yaitu permisalan orang yang berilmu tanpa didasari dengan Agama adalah orang yang buta, sedangkan orang yang beragama tanpa didasari Ilmu adalah orang yang pincang/lumpuh.
Ragam ilmu didunia ini sangatlah banyak dan luas. Itulah mengapa diharuskan kepada setiap pelajar untuk mengetahui Ilmu dan memahami agama secara keseluruhan, karena ilmu adalah bagian dari agama dan agama juga merupakan bagian dari ilmu.
Hal tersebut senada dengan firman dalam surat Al-Kahfi ayat 109 yang menyatakan bahwa Ilmu Allah sangatlah banyak dan luas, “Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)".
Menurut Amin Abdullah, untuk menghindari dikotomi keilmuan seperti yang dikemukakan di atas, perlu adanya integrasi-interkoneksi antara ilmu dan agama, sehingga keduanya dapat berjalan bersamaan dan saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya.
Untuk itu, dalam menanggapi isu isu sosial yang berkembang di masyarakat, para mahasiswa diharapkan dapat mengkolaborasikan dua elemen vital yang merupakan unsur penting dalam transformasi ilmu yaitu, Ilmu dan Agama, karena apabila kedua unsur tersebut telah dapat dikolaborasikan dengan baik, maka proses transformasi ilmu pun akan berjalan dengan baik sehingga keberhasilan terhadap sektor sosial yang lainnya pun akan lebih mudah untuk digapai.
4 Komentar
2024-11-29 18:25:38
Eksucp
eriacta jaw - eriacta justice forzest burden
2024-12-04 03:37:05
Reuesu
valif bank - secnidazole online order order sinemet 20mg for sale
2024-12-05 17:15:08
Esgrck
buy crixivan generic - emulgel order online emulgel buy online
2024-12-05 18:00:53
Axdcxy
valif pippin - sinemet usa sinemet online order
4 Komentar
2024-11-29 18:25:38
Eksucp
eriacta jaw - eriacta justice forzest burden
2024-12-04 03:37:05
Reuesu
valif bank - secnidazole online order order sinemet 20mg for sale
2024-12-05 17:15:08
Esgrck
buy crixivan generic - emulgel order online emulgel buy online
2024-12-05 18:00:53
Axdcxy
valif pippin - sinemet usa sinemet online order
Tinggalkan Pesan