Lembaran Kalender: Esensi vs Eksistensi (II)
Muh Alfian Dj Rabu, 8-1-2025 | - Dilihat: 48

Oleh: Muh Alfian Dj
Dalam membuat atau mencetak kalender yang digunakan untuk promosi lembaga, seyogianya memperhatikan esensi dan eksistensi. Esensi apa saja yang harus masuk dan eksistensi apa dan siapa yang mau dibangun.
Nah, di sini yang kadang menjadi persoalan tujuan kalender ingin mengukuhkan eksistensi lembaga akan tetapi dalam pelaksanaannya malah menjadi media membangun eksistensi pimpinannya sehingga gagal mendapat dan meraih esensi yang ideal sebagai sarana promosi.
Kadang orang juga butuh narsis, walaupun tidak ada yang bisa memastikan visual pimpinan di lembaran-lembaran kalender bagian dari bentuk narsis. Pak Pacee lanjut bertanya, “Apakah kalian pernah mendengar Narcissistic Personality Disorder (NPD)?”
Secara singkat itu merupakan ganguan mental yang membuat seseorang merasa lebih penting dibanding orang lain. Meski terlihat kuat dan angkuh, mareka sebenarnya merupakan sosok yang rapuh dan tidak percaya pada kemampuan diri sendiri. Umumnya rasa percaya diri diperoleh dari prestasi atau pencapaian, sedangkan sikap narsistik muncul dari rasa ketakutan atas kekalahan bersaing dengan orang lain.
Bapak psikoanalisis Sigmund Freud menjelaskan karakter narsistik membawa potensi negatif yang amat signifikan. Karakter narsistik cenderung sulit mempercayai orang lain dan reaktif ketika merasa terancam. Freud menyebut narsistik sebagai tipe kepribadian yang sulit dianalisis serta sangat sensitif dan rentan terhadap masukan yang dianggap merendahkan mereka.
Istilah narsisme pertama kali didapat dari nama Narcissus. Dalam kisah mitologi Yunani kuno dikisahkan, Echo adalah seorang dewi hutan atau peri yang jatuh cinta pada Narcissus yang sangat tampan. Sosok Narcissus ini terlalu berlebihan mencintai dan mengagumi dirinya sendiri. Karena ketampanannya, Narcissus menjadi sombong dan lebih mementingkan dirinya sendiri. Karenanya ia selalu menolak wanita yang jatuh cinta padanya termasuk menampik cinta dari peri Echo.
Karena cintanya ditolak, Echo menjadi patah hati dan larut dalam kesedihan mendalam. Akibat dari kesedihannya, Echo tidak lagi mengurus dirinya, hingga kelaparan sampai akhirnya mati menjadi debu di dalam hutan. Teriakan terakhir Echo mengucapkan selamat tinggal pada Narcissus hanya menyisakan gelombang suara.
“Bisa jadi nama Echo yang dikenal dengan saluran gelombang suara merupakan berasal dari kisah ini. Hehehe…”
Kembali ke cerita Narcissus. Karena kesombongan Narcissus terhadap Echo dan wanita lainnya, Dewa Zeus menjadi marah dan mengutuknya seumur hidup. Ia tidak akan pernah merasakan cinta.
Pada suatu hari, Narcissus kehausan dan mendatangi sebuah kolam air yang sangat jernih. Ketika pertama kali melihat air, tangannya merengkuh ke dalam kolam. Narcissus begitu terpikat pada bayangannya sendiri. Ia tidak bisa berhenti menatapnya dan menjulurkan tangan ke dasar kolam untuk meraih refleksi dirinya. Sebagaimana peri Echo, Narcissus pun kemudian mati tenggelam.
Mamad yang dari tadi hanya mendengar serta tidak menanggapi apapun dari penjelasan panjang Pak Pacee kemudian bertanya, “Apa hubungannya cinta Echo yang ditolak Narcissus dengan kalender yang didominasi visual pimpinan?”
Pak Pacee menyampaikan, tidak ada hubungan antara kisah mitologi Yunani kuno dengan folosofi esensi vs eksistensi kalender. Cerita tadi hanya menjadi referensi dongeng yang bisa kalian ceritakan kembali saat sesi diskusi kelompok Leadership Camp sebelum peserta menyusun Rencana Tidak Lanjut (RTL).
Pak Pacee menambahkan, saat ini semakin hari, kebutuhan perusahaan untuk melakukan kegiatan Leadership Camp guna meningkatkan soft skill dan juga hard skill makin diperlukan. Pak Pacee pun meminta mareka menyiapkan diri dan bergegas menuju ruang pertemuan untuk memuali sesi selanjutnya.
Tepat pukul 09.00 WIB semua peserta pelatihan sudah memenuhi ruang pertemuan, pagi ini Pak Pacee akan mendampingi sesi elaborasi materi mental pemimpin secara full. Materi kali ini lebih pada membaca realitas yang pernah dihadapi masing-masing peserta.
Sesi dimulai dengan menyuarakan yel-yel pelatihan yang telah disepakati peserta sejak hari pertama. Pak Pacee mulai menyampaikan pernyataan pembuka, memimpin bagian dari seni mengelola harapan, seni bagaimana mengolah rasa, menjaga sikap serta mental.
Seorang pemimpin harus tahu kapan dia menabuh gamelan dan memetik dawai-dawai agar mengeluarkan lantunan yang indah lagi memesona. Niscaya harmoni musik yang ditimbulkan akan selalu terngiang di bawah alam sadar para anggotanya dan menjadikannya nisan yang terpatri mendalam di setiap sanubari sepanjang masa
- Artikel Terpuler -
Lembaran Kalender: Esensi vs Eksistensi (II)
Muh Alfian Dj Rabu, 8-1-2025 | - Dilihat: 48

Oleh: Muh Alfian Dj
Dalam membuat atau mencetak kalender yang digunakan untuk promosi lembaga, seyogianya memperhatikan esensi dan eksistensi. Esensi apa saja yang harus masuk dan eksistensi apa dan siapa yang mau dibangun.
Nah, di sini yang kadang menjadi persoalan tujuan kalender ingin mengukuhkan eksistensi lembaga akan tetapi dalam pelaksanaannya malah menjadi media membangun eksistensi pimpinannya sehingga gagal mendapat dan meraih esensi yang ideal sebagai sarana promosi.
Kadang orang juga butuh narsis, walaupun tidak ada yang bisa memastikan visual pimpinan di lembaran-lembaran kalender bagian dari bentuk narsis. Pak Pacee lanjut bertanya, “Apakah kalian pernah mendengar Narcissistic Personality Disorder (NPD)?”
Secara singkat itu merupakan ganguan mental yang membuat seseorang merasa lebih penting dibanding orang lain. Meski terlihat kuat dan angkuh, mareka sebenarnya merupakan sosok yang rapuh dan tidak percaya pada kemampuan diri sendiri. Umumnya rasa percaya diri diperoleh dari prestasi atau pencapaian, sedangkan sikap narsistik muncul dari rasa ketakutan atas kekalahan bersaing dengan orang lain.
Bapak psikoanalisis Sigmund Freud menjelaskan karakter narsistik membawa potensi negatif yang amat signifikan. Karakter narsistik cenderung sulit mempercayai orang lain dan reaktif ketika merasa terancam. Freud menyebut narsistik sebagai tipe kepribadian yang sulit dianalisis serta sangat sensitif dan rentan terhadap masukan yang dianggap merendahkan mereka.
Istilah narsisme pertama kali didapat dari nama Narcissus. Dalam kisah mitologi Yunani kuno dikisahkan, Echo adalah seorang dewi hutan atau peri yang jatuh cinta pada Narcissus yang sangat tampan. Sosok Narcissus ini terlalu berlebihan mencintai dan mengagumi dirinya sendiri. Karena ketampanannya, Narcissus menjadi sombong dan lebih mementingkan dirinya sendiri. Karenanya ia selalu menolak wanita yang jatuh cinta padanya termasuk menampik cinta dari peri Echo.
Karena cintanya ditolak, Echo menjadi patah hati dan larut dalam kesedihan mendalam. Akibat dari kesedihannya, Echo tidak lagi mengurus dirinya, hingga kelaparan sampai akhirnya mati menjadi debu di dalam hutan. Teriakan terakhir Echo mengucapkan selamat tinggal pada Narcissus hanya menyisakan gelombang suara.
“Bisa jadi nama Echo yang dikenal dengan saluran gelombang suara merupakan berasal dari kisah ini. Hehehe…”
Kembali ke cerita Narcissus. Karena kesombongan Narcissus terhadap Echo dan wanita lainnya, Dewa Zeus menjadi marah dan mengutuknya seumur hidup. Ia tidak akan pernah merasakan cinta.
Pada suatu hari, Narcissus kehausan dan mendatangi sebuah kolam air yang sangat jernih. Ketika pertama kali melihat air, tangannya merengkuh ke dalam kolam. Narcissus begitu terpikat pada bayangannya sendiri. Ia tidak bisa berhenti menatapnya dan menjulurkan tangan ke dasar kolam untuk meraih refleksi dirinya. Sebagaimana peri Echo, Narcissus pun kemudian mati tenggelam.
Mamad yang dari tadi hanya mendengar serta tidak menanggapi apapun dari penjelasan panjang Pak Pacee kemudian bertanya, “Apa hubungannya cinta Echo yang ditolak Narcissus dengan kalender yang didominasi visual pimpinan?”
Pak Pacee menyampaikan, tidak ada hubungan antara kisah mitologi Yunani kuno dengan folosofi esensi vs eksistensi kalender. Cerita tadi hanya menjadi referensi dongeng yang bisa kalian ceritakan kembali saat sesi diskusi kelompok Leadership Camp sebelum peserta menyusun Rencana Tidak Lanjut (RTL).
Pak Pacee menambahkan, saat ini semakin hari, kebutuhan perusahaan untuk melakukan kegiatan Leadership Camp guna meningkatkan soft skill dan juga hard skill makin diperlukan. Pak Pacee pun meminta mareka menyiapkan diri dan bergegas menuju ruang pertemuan untuk memuali sesi selanjutnya.
Tepat pukul 09.00 WIB semua peserta pelatihan sudah memenuhi ruang pertemuan, pagi ini Pak Pacee akan mendampingi sesi elaborasi materi mental pemimpin secara full. Materi kali ini lebih pada membaca realitas yang pernah dihadapi masing-masing peserta.
Sesi dimulai dengan menyuarakan yel-yel pelatihan yang telah disepakati peserta sejak hari pertama. Pak Pacee mulai menyampaikan pernyataan pembuka, memimpin bagian dari seni mengelola harapan, seni bagaimana mengolah rasa, menjaga sikap serta mental.
Seorang pemimpin harus tahu kapan dia menabuh gamelan dan memetik dawai-dawai agar mengeluarkan lantunan yang indah lagi memesona. Niscaya harmoni musik yang ditimbulkan akan selalu terngiang di bawah alam sadar para anggotanya dan menjadikannya nisan yang terpatri mendalam di setiap sanubari sepanjang masa
1 Komentar

2025-01-08 14:45:19
King Fatah
Badalah... NPD juga kluarr.....hhhhh
1 Komentar
2025-01-08 14:45:19
King Fatah
Badalah... NPD juga kluarr.....hhhhh
Tinggalkan Pesan