Lembaran Kalender: Esensi vs Eksistensi (I)
Muh Alfian Dj Selasa, 7-1-2025 | - Dilihat: 72

Oleh: Muh Alfian Dj
Hari ini suasana hari ketiga Leadership Camp semakin meriah. Mamad dan Maman diminta Pak Pacee untuk hadir menjadi panitia acara tersebut. Acara yang bergengsi ini dihadiri oleh para pimpinan perusahan ternama, bahkan sebagian di antara mereka merupakan pimpinan di perusahaan pelat merah.
Mamad masih seperti dulu, bekerja di sebuah perusahaan ternama. Akan tetapi berbeda dengan Maman, kini dia tidak lagi mendampingi masyarakat nelayan pada program pelestarian terumbu karang di bumi Celebes. baginya panggilan Pak Pacee agar kembali ke Bumi Mataram untuk bisa mengembangkan lembaga pelatihan dan konsultan seakan lebih menantang dan tidak kuasa ia menolaknya.
Lembaga konsultan yang dibangun Pak Pacee bukanlah lembaga kaleng-kaleng. Walau belum lama berdiri, sudah bergandengan dengan berbagai perusahaan ternama dari perusahaan pelat hitam, kuning, merah bahkan juga abu-abu.
Program angkatan terakhir di 2024 kali ini khusus menitikberatkan pada pelatihan kepemimpinan personal, kepemimpinan tim, budaya organisasi, penyelarasan bakat serta, sampai pada strategi penyelesaian konflik organisasi. Kini pasukan yang mendapingi Pak Pacee sudah bertambah Qiqi dan Jajar yang setia membatu.
Di sela-sela kegiatan, sambil sarapan pagi mereka berempat duduk melingkari meja makan restoran hotel tempat berlangsungnya acara. Mamad bertanya pada dua juniornya, apa agenda mereka di penghujung tahun ini. Keduanya saling berbagi apa yang akan dilakukan di penghujung 2024.
Jajar menyampaikan akan merampungkan laporan kegiatan Leadership Camp terlebih dahulu, baru kemudian akan berlibur ke kampung halaman di kaki gunung Merapi. Lain halnya Qiqi yang akan mengisi liburan dengan menekuni dan mengembangkan diri di bidang protokoler.
Maman yang sedang menikmati seruputan kopi dengan roti kecil yang berbalur coklat menyampaikan kalau dia baru saja mendapatkan pembagian kalender tahun 2025 yang melimpah. Aroma yang keluar dari gelas maman, bisa dipastikan itu bukanlah kopi Arabica apalagi Luwak Kopo. Maman menyebutkan kalender yang diterimanya mencapai 10 eksemplar dari berbagai lembaga, bahkan ada lembaga yang memberinya 3 eksemplar.
Menjelang akhir tahun, kalender edisi cetak masih menjadi benda yang dinanti banyak orang, walaupun kini kalender bisa dengan mudah dilihat di berbagai macam media lainnya. Akan tetapi, menerima kalender cetak baru mempunyai sensasi tersendiri apalagi kalender tersebut memuat gambar gambar yang bagus. Bahkan tidak jarang kalender yang memuat gambar yang paling bagus akan ditempatkan diposisi khusus agar terlihat oleh yang lain.
Bagi perusahaan, pedagang, sampai lembaga lembaga pendidikan akan memanfaatkan semaksimal mungkin momentum pergantian tahun untuk menjadikan ajang promosi, akan tetapi tidak jarang banyak orang yang ogah-ogahan menerima bahkan enggan memajang kalender yang didapatnya karena tidak menarik dan tidak layak dipajang.
Ditengah diskusi yang sedang berlangsung, Qiqi menyampakan kalau dia pernah membaca satu artikel menarik tentang kalender. Qiqi menjelaskan, artikel tersebut mengurai foto apa saja yang sering muncul di kalender instansi pemerintah.
Pertama, foto gedung kantor. Foto ini bisa jadi dipasang sebagai sampul pembuka. Qiqi menjelaskan kalau mau diterapkan di lembaga pendidikan, bisa saja dipasang foto fasilitas penunjang pendidikan yang dimiliki oleh lembaga, bisa berupa lapangan olah raga, laboratorium dan fasilitas lainnya yang membuat objek sasaran promosinya menarik.
Kedua, Qiqi menjelaskan bacaannya, yang perlu dimuat dalam kalender adalah foto kegiatan lembaga, bila di lembaga pendidikan, sebut saja lembaga pendidikan dasar dan menengah sebaiknya memuat kegiatan siswa, yang mencakup prestasi siswa, wahana pengembangan minat dan bakat siswa.
Ketiga, tidak ada salahnya bila dalam kalender juga memuat foto para pengerak lembaga yang saling bahu-membahu mengembangkan lembaga tersebut walaupun tidak menjadi prioritas yang dominan.
Keempat, foto yang tidak kalah pentingya muncul adalah foto pejabat lembaga, baik ketika si pejabat sedang berpidato, gunting pita, saat menerima penghargaan, pemukulan gong saat pembukaan acara atau kegiatan-kegiatan yang memunculkan performa pejabat walaupun terkesan narsis dan dipaksakan.
Jam telah menunjukkan pukul 07.45 WIB. Dari kejauhan tampak Pak Pacee datang menghampiri mareka dan menarik sebuah kursi dari samping meja. Pak Pacee dengan seksama mendengarkan obrolan empat pasukannya yang sedang membahas konten foto kalender yang bermula dari bacaan Qiqi di sebuah artikel.
Sejurus kemudian, Pak Pacee bertanya pada mareka, apakah sudah pernah membaca berita awal tahun 2024 lalu yang ramai membicarakan terkait dengan foto yang ada di kalender pemerintah. Kala itu diberitakan bahwa mulai dari halaman pertama sampai akhir kalender tersebut hanya diisi dengan foto seorang bupati. Cetakan kalender tersebut kemudian menuai banyak komentar karena tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang memuat foto eksekutif dan forkopimda lainnya.
Pak Pacee menjelaskan, apa yang dicontohkan tadi sebenarnya bisa dikaji dengan seksama secara ilmiah dengan berbagai pendekatan. Kalender memiliki sejumlah keunggulan dibanding jenis iklan lainnya, namun sering kali diabaikan sebagai alat pemasaran untuk membangun Brand Awareness. Kalender dibuat untuk dilihat secara harfiah hari demi harinya. Setiap hari itu juga orang yang melihat akan memikirkan dan membangun ketertarikan terhadap produk atau lembaga yang sedang dipromosikan.
Oleh karena itu untuk mengoptimalkan potensi promosi kalender, perusahaan dapat memerhatikan desain yang menarik, memastikan kalender relevan dengan target audiens, mengukur efektifitasnya, serta menentukan waktu distribusi yang strategis.
Target pasar dari lembaga atau produk yang diperomosikan harus benar-benar tepat. Misalnya jika target lembaga adalah anak-anak, maka visual yang di sajikan adalah hal-hal yang dekat dengan anak, misalnya terkait dengan kebutuhan dan minat mareka sehingga mampu menumbuhkan kecintaan dan ketertarikan pada lembaga yang sedang dipromosikan.
Jajar yang dari tadi manggut-manggut mendengarkan penjelasan Pak Pacee kemudian mengajukan pertanyaan, “Pak, saya masih melihat banyak lembaga yang membuat kalender kadang tidak memperhatikan apa yang bapak sampaikan tadi, acap kali visual yang disajikan di lembar kalender terkesan sangat dipaksakan dan cenderung menjadi monopoli pimpinan, ya tidak jauh beda seperti kasus visual foto bupati dari lembar pertama sampai akhir, bagaimana menurut bapak tanya Jajar?”
(bersambung)
- Artikel Terpuler -
Lembaran Kalender: Esensi vs Eksistensi (I)
Muh Alfian Dj Selasa, 7-1-2025 | - Dilihat: 72

Oleh: Muh Alfian Dj
Hari ini suasana hari ketiga Leadership Camp semakin meriah. Mamad dan Maman diminta Pak Pacee untuk hadir menjadi panitia acara tersebut. Acara yang bergengsi ini dihadiri oleh para pimpinan perusahan ternama, bahkan sebagian di antara mereka merupakan pimpinan di perusahaan pelat merah.
Mamad masih seperti dulu, bekerja di sebuah perusahaan ternama. Akan tetapi berbeda dengan Maman, kini dia tidak lagi mendampingi masyarakat nelayan pada program pelestarian terumbu karang di bumi Celebes. baginya panggilan Pak Pacee agar kembali ke Bumi Mataram untuk bisa mengembangkan lembaga pelatihan dan konsultan seakan lebih menantang dan tidak kuasa ia menolaknya.
Lembaga konsultan yang dibangun Pak Pacee bukanlah lembaga kaleng-kaleng. Walau belum lama berdiri, sudah bergandengan dengan berbagai perusahaan ternama dari perusahaan pelat hitam, kuning, merah bahkan juga abu-abu.
Program angkatan terakhir di 2024 kali ini khusus menitikberatkan pada pelatihan kepemimpinan personal, kepemimpinan tim, budaya organisasi, penyelarasan bakat serta, sampai pada strategi penyelesaian konflik organisasi. Kini pasukan yang mendapingi Pak Pacee sudah bertambah Qiqi dan Jajar yang setia membatu.
Di sela-sela kegiatan, sambil sarapan pagi mereka berempat duduk melingkari meja makan restoran hotel tempat berlangsungnya acara. Mamad bertanya pada dua juniornya, apa agenda mereka di penghujung tahun ini. Keduanya saling berbagi apa yang akan dilakukan di penghujung 2024.
Jajar menyampaikan akan merampungkan laporan kegiatan Leadership Camp terlebih dahulu, baru kemudian akan berlibur ke kampung halaman di kaki gunung Merapi. Lain halnya Qiqi yang akan mengisi liburan dengan menekuni dan mengembangkan diri di bidang protokoler.
Maman yang sedang menikmati seruputan kopi dengan roti kecil yang berbalur coklat menyampaikan kalau dia baru saja mendapatkan pembagian kalender tahun 2025 yang melimpah. Aroma yang keluar dari gelas maman, bisa dipastikan itu bukanlah kopi Arabica apalagi Luwak Kopo. Maman menyebutkan kalender yang diterimanya mencapai 10 eksemplar dari berbagai lembaga, bahkan ada lembaga yang memberinya 3 eksemplar.
Menjelang akhir tahun, kalender edisi cetak masih menjadi benda yang dinanti banyak orang, walaupun kini kalender bisa dengan mudah dilihat di berbagai macam media lainnya. Akan tetapi, menerima kalender cetak baru mempunyai sensasi tersendiri apalagi kalender tersebut memuat gambar gambar yang bagus. Bahkan tidak jarang kalender yang memuat gambar yang paling bagus akan ditempatkan diposisi khusus agar terlihat oleh yang lain.
Bagi perusahaan, pedagang, sampai lembaga lembaga pendidikan akan memanfaatkan semaksimal mungkin momentum pergantian tahun untuk menjadikan ajang promosi, akan tetapi tidak jarang banyak orang yang ogah-ogahan menerima bahkan enggan memajang kalender yang didapatnya karena tidak menarik dan tidak layak dipajang.
Ditengah diskusi yang sedang berlangsung, Qiqi menyampakan kalau dia pernah membaca satu artikel menarik tentang kalender. Qiqi menjelaskan, artikel tersebut mengurai foto apa saja yang sering muncul di kalender instansi pemerintah.
Pertama, foto gedung kantor. Foto ini bisa jadi dipasang sebagai sampul pembuka. Qiqi menjelaskan kalau mau diterapkan di lembaga pendidikan, bisa saja dipasang foto fasilitas penunjang pendidikan yang dimiliki oleh lembaga, bisa berupa lapangan olah raga, laboratorium dan fasilitas lainnya yang membuat objek sasaran promosinya menarik.
Kedua, Qiqi menjelaskan bacaannya, yang perlu dimuat dalam kalender adalah foto kegiatan lembaga, bila di lembaga pendidikan, sebut saja lembaga pendidikan dasar dan menengah sebaiknya memuat kegiatan siswa, yang mencakup prestasi siswa, wahana pengembangan minat dan bakat siswa.
Ketiga, tidak ada salahnya bila dalam kalender juga memuat foto para pengerak lembaga yang saling bahu-membahu mengembangkan lembaga tersebut walaupun tidak menjadi prioritas yang dominan.
Keempat, foto yang tidak kalah pentingya muncul adalah foto pejabat lembaga, baik ketika si pejabat sedang berpidato, gunting pita, saat menerima penghargaan, pemukulan gong saat pembukaan acara atau kegiatan-kegiatan yang memunculkan performa pejabat walaupun terkesan narsis dan dipaksakan.
Jam telah menunjukkan pukul 07.45 WIB. Dari kejauhan tampak Pak Pacee datang menghampiri mareka dan menarik sebuah kursi dari samping meja. Pak Pacee dengan seksama mendengarkan obrolan empat pasukannya yang sedang membahas konten foto kalender yang bermula dari bacaan Qiqi di sebuah artikel.
Sejurus kemudian, Pak Pacee bertanya pada mareka, apakah sudah pernah membaca berita awal tahun 2024 lalu yang ramai membicarakan terkait dengan foto yang ada di kalender pemerintah. Kala itu diberitakan bahwa mulai dari halaman pertama sampai akhir kalender tersebut hanya diisi dengan foto seorang bupati. Cetakan kalender tersebut kemudian menuai banyak komentar karena tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang memuat foto eksekutif dan forkopimda lainnya.
Pak Pacee menjelaskan, apa yang dicontohkan tadi sebenarnya bisa dikaji dengan seksama secara ilmiah dengan berbagai pendekatan. Kalender memiliki sejumlah keunggulan dibanding jenis iklan lainnya, namun sering kali diabaikan sebagai alat pemasaran untuk membangun Brand Awareness. Kalender dibuat untuk dilihat secara harfiah hari demi harinya. Setiap hari itu juga orang yang melihat akan memikirkan dan membangun ketertarikan terhadap produk atau lembaga yang sedang dipromosikan.
Oleh karena itu untuk mengoptimalkan potensi promosi kalender, perusahaan dapat memerhatikan desain yang menarik, memastikan kalender relevan dengan target audiens, mengukur efektifitasnya, serta menentukan waktu distribusi yang strategis.
Target pasar dari lembaga atau produk yang diperomosikan harus benar-benar tepat. Misalnya jika target lembaga adalah anak-anak, maka visual yang di sajikan adalah hal-hal yang dekat dengan anak, misalnya terkait dengan kebutuhan dan minat mareka sehingga mampu menumbuhkan kecintaan dan ketertarikan pada lembaga yang sedang dipromosikan.
Jajar yang dari tadi manggut-manggut mendengarkan penjelasan Pak Pacee kemudian mengajukan pertanyaan, “Pak, saya masih melihat banyak lembaga yang membuat kalender kadang tidak memperhatikan apa yang bapak sampaikan tadi, acap kali visual yang disajikan di lembar kalender terkesan sangat dipaksakan dan cenderung menjadi monopoli pimpinan, ya tidak jauh beda seperti kasus visual foto bupati dari lembar pertama sampai akhir, bagaimana menurut bapak tanya Jajar?”
(bersambung)
1 Komentar

2025-01-08 14:44:29
King Fatah
waoww....waoww.... sangaaarrrr
1 Komentar
2025-01-08 14:44:29
King Fatah
waoww....waoww.... sangaaarrrr
Tinggalkan Pesan