KEBERKAHAN BULAN RAMADHAN
Fathur Rohman Kamis, 14-4-2022 | - Dilihat: 20

Oleh: Fathur Rohman
Ramadan biasa disebut “bulan puasa”. Alasannya, karena di situ umat Islam diwajibkan menjalankan ibadah puasa. Puasa artinya menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, seperti makan, minum, hubungan badan dengan pasangan, dan lain-lain.
Selain itu, Ramadan juga disebut dengan bulan penuh berkah. Tidak heran, pada bulan ini orang Islam berlomba-lomba melakukan aneka macam ibadah. Jangankan yang wajib, yang sunah juga dikerjakan. Hal itu tidak lain untuk mendapatkan keberkahan di bulan Ramadan tersebut.
Berkah artinya berlipatnya kebaikan. Maknanya, orang yang melakukan satu kebaikan akan dibalas dengan pahala berlipat ganda. Ambillah contoh beberapa perbuatan baik yang biasa dilakukan orang Islam di bulan Ramadan, seperti puasa itu sendiri, lalu membaca Al-Qur’an, mendirikan salat sunah tarawih di malam hari, memperbanyak salat tahajud, salat sunah duha, mengikuti pengajian, dan lain sebagainya.
Di antara dalil yang mendasari peningkatan aktivitas ibadah di bulan puasa adalah:
نومُ الصائمِ عبادةٌ، و صمتُهُ تسبيحٌ، و عملُهُ مضاعفٌ و دعاؤُهُ مستجابٌ، و ذنبُهُ مغفورٌ
“Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amalannya dilipatgandakan, doanya diijabah, dan dosanya diampuni.”
Terlepas dari perdebatan tentang kualitas hadis di atas, kita bisa memahami bahwa di sana ada keterangan yang menjelaskan bahwa amalan orang yang sedang berpuasa memang dilipatgandakan pahalanya.
Keberkahan bulan Ramadan memang luar biasa. Tidak hanya bagi orang-orang yang menjalankan ibadah wajib dan ibadah sunah saja yang akan diberi pahala kebaikan. Bahkan, aktivitas mubah (boleh dikerjakan atau ditinggalkan), seperti tidur, saja dinilai ibadah. Diam dinilai bertasbih. Doa orang yang berpuasa diijabah dan dilipatgandakan.
Pengertian tidurnya orang yang berpuasa dinilai ibadah, tidak dipahami bahwa ketika kita berpuasa, maka harus memperbanyak tidur. Tetapi, kita memahami bahwa orang yang sedang berpuasa dan dalam keadaan tidur, sebenarnya ia sedang menjalankan ibadah puasa.
Tidak ada penjelasan bahwa tidur membatalkan puasa. Ketika orang yang berpuasa tidur, sebenarnya ia sedang menjalankan ibadah berupa puasa. Maka, pantaslah kalau ia mendapatkan pahala ibadah. Selain itu, ketika sedang tidur, sebenarnya ia juga menjalankan perintah Allah SWT, yaitu meninggalkan maksiat kepada-Nya atau tidak sedang berbuat dosa.
Memang, bila diperhatikan, ketika sedang tidur, berarti ia tidak sedang melakukan apa-apa. Bahkan, berpikir juga tidak. Tetapi, karena ia sedang berpuasa, maka sekelas tidur pun tetap dinilai ibadah.
Jika tidur ketika sedang berpuasa disamakan dengan ibadah kepada Allah SWT, maka perbuatan baik saat berpuasa akan mendapatkan nilai yang melebihi ibadah yang disamakan dengan tidur tadi.
Sebagai contoh, bila kita berpuasa dan kita memilih diam daripada mengucapkan kata-kata yang tidak baik, seperti menggosip, memfitnah, dan lain-lain, maka itu disamakan dengan nilai ibadah bertasbih kepada Allah.
Ketika kita berdoa saat sedang perpuasa, maka akan diijabah oleh Allah SWT. Juga ketika kita melakukan amal saleh atau perbuatan baik, seperti salat, membaca Al-Qur’an, bekerja untuk memberi nafkah keluarga, dan lain-lain, maka akan dilipatgandakan nilai pahala atau kebaikannya oleh Allah SWT, serta dosa-dosa kita akan diampuni oleh Allah SWT.
Begitu banyak keberkahan orang yang sedang berpuasa. Pantaslah orang-orang yang sedang berpuasa berlomba-lomba untuk mengumpulkan kebaikan-kebaikan saat Allah berikan kesempatan itu. Hal itu tidak lain agar kita dapat meraih berkah yang berlipat-lipat di bulan Ramadan yang mulia ini. Wallahu a’lam.
_____
Dr. Fathur Rohman, Dosen Universitas Hasyim Asy'ari, Tebuireng, Jombang.
- Artikel Terpuler -
KEBERKAHAN BULAN RAMADHAN
Fathur Rohman Kamis, 14-4-2022 | - Dilihat: 20

Oleh: Fathur Rohman
Ramadan biasa disebut “bulan puasa”. Alasannya, karena di situ umat Islam diwajibkan menjalankan ibadah puasa. Puasa artinya menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, seperti makan, minum, hubungan badan dengan pasangan, dan lain-lain.
Selain itu, Ramadan juga disebut dengan bulan penuh berkah. Tidak heran, pada bulan ini orang Islam berlomba-lomba melakukan aneka macam ibadah. Jangankan yang wajib, yang sunah juga dikerjakan. Hal itu tidak lain untuk mendapatkan keberkahan di bulan Ramadan tersebut.
Berkah artinya berlipatnya kebaikan. Maknanya, orang yang melakukan satu kebaikan akan dibalas dengan pahala berlipat ganda. Ambillah contoh beberapa perbuatan baik yang biasa dilakukan orang Islam di bulan Ramadan, seperti puasa itu sendiri, lalu membaca Al-Qur’an, mendirikan salat sunah tarawih di malam hari, memperbanyak salat tahajud, salat sunah duha, mengikuti pengajian, dan lain sebagainya.
Di antara dalil yang mendasari peningkatan aktivitas ibadah di bulan puasa adalah:
نومُ الصائمِ عبادةٌ، و صمتُهُ تسبيحٌ، و عملُهُ مضاعفٌ و دعاؤُهُ مستجابٌ، و ذنبُهُ مغفورٌ
“Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amalannya dilipatgandakan, doanya diijabah, dan dosanya diampuni.”
Terlepas dari perdebatan tentang kualitas hadis di atas, kita bisa memahami bahwa di sana ada keterangan yang menjelaskan bahwa amalan orang yang sedang berpuasa memang dilipatgandakan pahalanya.
Keberkahan bulan Ramadan memang luar biasa. Tidak hanya bagi orang-orang yang menjalankan ibadah wajib dan ibadah sunah saja yang akan diberi pahala kebaikan. Bahkan, aktivitas mubah (boleh dikerjakan atau ditinggalkan), seperti tidur, saja dinilai ibadah. Diam dinilai bertasbih. Doa orang yang berpuasa diijabah dan dilipatgandakan.
Pengertian tidurnya orang yang berpuasa dinilai ibadah, tidak dipahami bahwa ketika kita berpuasa, maka harus memperbanyak tidur. Tetapi, kita memahami bahwa orang yang sedang berpuasa dan dalam keadaan tidur, sebenarnya ia sedang menjalankan ibadah puasa.
Tidak ada penjelasan bahwa tidur membatalkan puasa. Ketika orang yang berpuasa tidur, sebenarnya ia sedang menjalankan ibadah berupa puasa. Maka, pantaslah kalau ia mendapatkan pahala ibadah. Selain itu, ketika sedang tidur, sebenarnya ia juga menjalankan perintah Allah SWT, yaitu meninggalkan maksiat kepada-Nya atau tidak sedang berbuat dosa.
Memang, bila diperhatikan, ketika sedang tidur, berarti ia tidak sedang melakukan apa-apa. Bahkan, berpikir juga tidak. Tetapi, karena ia sedang berpuasa, maka sekelas tidur pun tetap dinilai ibadah.
Jika tidur ketika sedang berpuasa disamakan dengan ibadah kepada Allah SWT, maka perbuatan baik saat berpuasa akan mendapatkan nilai yang melebihi ibadah yang disamakan dengan tidur tadi.
Sebagai contoh, bila kita berpuasa dan kita memilih diam daripada mengucapkan kata-kata yang tidak baik, seperti menggosip, memfitnah, dan lain-lain, maka itu disamakan dengan nilai ibadah bertasbih kepada Allah.
Ketika kita berdoa saat sedang perpuasa, maka akan diijabah oleh Allah SWT. Juga ketika kita melakukan amal saleh atau perbuatan baik, seperti salat, membaca Al-Qur’an, bekerja untuk memberi nafkah keluarga, dan lain-lain, maka akan dilipatgandakan nilai pahala atau kebaikannya oleh Allah SWT, serta dosa-dosa kita akan diampuni oleh Allah SWT.
Begitu banyak keberkahan orang yang sedang berpuasa. Pantaslah orang-orang yang sedang berpuasa berlomba-lomba untuk mengumpulkan kebaikan-kebaikan saat Allah berikan kesempatan itu. Hal itu tidak lain agar kita dapat meraih berkah yang berlipat-lipat di bulan Ramadan yang mulia ini. Wallahu a’lam.
_____
Dr. Fathur Rohman, Dosen Universitas Hasyim Asy'ari, Tebuireng, Jombang.
0 Komentar
Tinggalkan Pesan