Jurnal Maarif dan Isu Pemberdayaan Perempuan
Maarif Institute Selasa, 21-12-2021 | - Dilihat: 31

Oleh: Maarif Institute
Pada Senin, 20 Desember 2021, Maarif Institute bekerja sama dengan ITB AD Jakarta menyelenggarakan diskusi dan peluncuran Jurnal Maarif edisi ke-36 No. 2. Tema yang diangkat adalah Islam, Kesetraan Gender dan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan. Kegiatan berupa webinar ini menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya adalah Prof. Dr. Musdah Mulia, (Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Sylvana Apituley (Wakil Ketua Persekutuan Gereja gereja Reformis), dan Yulianti Muthmainnah (Ketua PSIPP ITB AD). Bertindak sebagai Keynote Speaker, Dr. Mukhaer Pakkanna (Rektor ITB AD). Acara ini dimoderatori oleh Neni Nur Hayati.
Dalam pemaparannya, Dr. Mukhaer Pakkanna menyambut baik ajakan Maarif Institute untuk bekerjasama dengan PSIPP ITB AD, Jakarta, dalam menyelenggarakan acara peluncuran Jurnal Maarif ini. Kerjasama ini diharapkan mampu memperkuat etos keilmuan di lingkungan civitas akademika, utamanya terkait dengan isu-isu Islam dan kesetaraan gender, serta pemberdayaan ekonomi perempuan. Semoga diskusi ini membuka ruang ruang bagi dialektika pemikiran-pemikiran kritis tentang Islam, gender dan pemberdayaan perempuan, terlebih di era masa pandemi Covid-19.
Menurutnya, kekerasan berbasis gender di masa pandemi ini relatif meningkat. Di sisi lain, ini justru membuka akses bagi perempuan untuk memerangi kondisi era pandemi, karena tak bisa dimungkiri era pandemi, menjadi peluang bagi kaum perempuan untuk menumbuhkan kreatifitas dan ketrampilan di ruang-ruang informal.
Abd. Rohim Ghazali, Direktur Eksekutif Maarif Institute, mengatakan bahwa di tengah situasi pandemi Covid-19 ini, isu isu pemberdayaan perempuan, kasus kekerasan yang semakin meningkat, dan bagaimana tafsir terhadap agama yang selama ini terkesan meminggirkan peranan perempuan, menjadi sangat penting untuk didiskusikan. “Salah satu obsesi al-Qur’an ialah terwujudnya keadilan di dalam masyarakat.
Keadilan dalam al-Qur’an mencakup segala segi kehidupan umat manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Karena itu al-Qur’an tidak mentolerir segala bentuk penindasan, baik berdasarkan kelompok, etnis, warna kulit, suku bangsa, dan kepercayaan, maupun yang berdasarkan jenis kelamin”, tegas Rohim.
Prof. Musdah Mulia, menyampaikan rasa bahagianya serta memberikan apresiasi kepada Maarif Institute karena telah mengangkat isu gender dan pemberdayaan ekonomi perempuan. Musdah lebih banyak menyoroti dan mengkritik pola tafsir yang tidak adil terhadap perempuan sehingga mewujudkan implikasi termarginalnya perempuan.
Musdah juga melakukan upaya penafsiran terhadap ayat-ayat yang berhubungan dengan hubungan antara laki-laki dan perempuan seperti proses penciptaan perempuan, kepemimpinan perempuan, dan peran perempuan di ruang publik, “Penafsiran terhadap al-Qur’an memiliki dampak besar dalam membentuk kontruksi pemikiran umat dalam memperlakukan laki-laki dan perempuan. Karena itu, kita harus menangkap pesan pesan moral dan prinsip-prinsip keadilan gender yang terkandung dalam teks al-Qur’an”, tegasnya.
Yuli Muthmainnah, juga menjelaskan pengalamannya melalui kampanye tingkat global-dunia yang bernama "HeForShe". Selama 16 minggu gerakan zakat nasional ini, menurut Yuli, dukungan laki-laki sangatlah teruji. “Ini sesuatu yang di luar ekspektasi dan di luar dugaan kami, bahwa laki-laki memberikan dukungan sedemikian besar. Peluncuran "HeForShe Alliance" menjadi petanda komitmen bersama untuk mencapai kesetaraan dalam segala bidang kehidupan—utamanya dalam advokasi dan perlindungan pada perempuan dan anak.
Narasumber ketiga, Sylvana Apituley, menjelaskan bahwa pendekatan berbasis gender sangat diperlukan dalam upaya penanganan dan pencegahan Covid-19. Kondisi saat ini, menunjukkan bukan hanya pandemi covid tetapi juga pandemi kekerasan terhadap perempuan. Menurutnya, ada ribuan kasus kekerasan terhadap perempuan, termasuk KDRT, relasi personal, dan kekerasan seksual, dan kekerasan terhadap anak.
Menurut Sylvana, sekitar abad ke-20, sudah banyak perempuan yang turut andil dalam kegiatan yang ada di gereja, namun tetap saja hal itu belum bisa mengalahkan sistem patriarkis yang berkembang sebelumya. Pada akhirnya, wanita hanya sebatas menggerakkan kegiatan-kegiatan gereja dan keputusan tetap berada di tangan laki-laki. Namun, dengan membedah kembali kitab perjanjian lama, teolog feminis akhirnya dapat menunjukkan bahwa marjinalisasi perempuan terjadi dalam kehidupan sosial serta keagamaan.
Sejak terungkapnya marjinalisasi tersebut, kehidupan perempuan dalam aspek-aspek lainnya merupakan suatu kesatuan. Walaupun, perempuan mendapatkan peranan yang lebih baik, namun statusnya terutama dalam kegiatan keagamaan tetap memiliki batasan. “Agama-agama harus melakukan kontekstualisasi terhadap tafsir-tafsir yang berkaitan dengan perempuan. Umat beragama perlu berdialog dengan kitab suci dan menghubungkannya dengan pengalaman ril umat di tengah derasnya arus perubahan.”
Acara peluncuran Jurnal ini diikuti tidak kurang dua ratus peserta, baik dari kalangan akademisi, mahasiswa, aktivis, maupun masyarakat secara umum.
- Artikel Terpuler -
Jurnal Maarif dan Isu Pemberdayaan Perempuan
Maarif Institute Selasa, 21-12-2021 | - Dilihat: 31

Oleh: Maarif Institute
Pada Senin, 20 Desember 2021, Maarif Institute bekerja sama dengan ITB AD Jakarta menyelenggarakan diskusi dan peluncuran Jurnal Maarif edisi ke-36 No. 2. Tema yang diangkat adalah Islam, Kesetraan Gender dan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan. Kegiatan berupa webinar ini menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya adalah Prof. Dr. Musdah Mulia, (Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Sylvana Apituley (Wakil Ketua Persekutuan Gereja gereja Reformis), dan Yulianti Muthmainnah (Ketua PSIPP ITB AD). Bertindak sebagai Keynote Speaker, Dr. Mukhaer Pakkanna (Rektor ITB AD). Acara ini dimoderatori oleh Neni Nur Hayati.
Dalam pemaparannya, Dr. Mukhaer Pakkanna menyambut baik ajakan Maarif Institute untuk bekerjasama dengan PSIPP ITB AD, Jakarta, dalam menyelenggarakan acara peluncuran Jurnal Maarif ini. Kerjasama ini diharapkan mampu memperkuat etos keilmuan di lingkungan civitas akademika, utamanya terkait dengan isu-isu Islam dan kesetaraan gender, serta pemberdayaan ekonomi perempuan. Semoga diskusi ini membuka ruang ruang bagi dialektika pemikiran-pemikiran kritis tentang Islam, gender dan pemberdayaan perempuan, terlebih di era masa pandemi Covid-19.
Menurutnya, kekerasan berbasis gender di masa pandemi ini relatif meningkat. Di sisi lain, ini justru membuka akses bagi perempuan untuk memerangi kondisi era pandemi, karena tak bisa dimungkiri era pandemi, menjadi peluang bagi kaum perempuan untuk menumbuhkan kreatifitas dan ketrampilan di ruang-ruang informal.
Abd. Rohim Ghazali, Direktur Eksekutif Maarif Institute, mengatakan bahwa di tengah situasi pandemi Covid-19 ini, isu isu pemberdayaan perempuan, kasus kekerasan yang semakin meningkat, dan bagaimana tafsir terhadap agama yang selama ini terkesan meminggirkan peranan perempuan, menjadi sangat penting untuk didiskusikan. “Salah satu obsesi al-Qur’an ialah terwujudnya keadilan di dalam masyarakat.
Keadilan dalam al-Qur’an mencakup segala segi kehidupan umat manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Karena itu al-Qur’an tidak mentolerir segala bentuk penindasan, baik berdasarkan kelompok, etnis, warna kulit, suku bangsa, dan kepercayaan, maupun yang berdasarkan jenis kelamin”, tegas Rohim.
Prof. Musdah Mulia, menyampaikan rasa bahagianya serta memberikan apresiasi kepada Maarif Institute karena telah mengangkat isu gender dan pemberdayaan ekonomi perempuan. Musdah lebih banyak menyoroti dan mengkritik pola tafsir yang tidak adil terhadap perempuan sehingga mewujudkan implikasi termarginalnya perempuan.
Musdah juga melakukan upaya penafsiran terhadap ayat-ayat yang berhubungan dengan hubungan antara laki-laki dan perempuan seperti proses penciptaan perempuan, kepemimpinan perempuan, dan peran perempuan di ruang publik, “Penafsiran terhadap al-Qur’an memiliki dampak besar dalam membentuk kontruksi pemikiran umat dalam memperlakukan laki-laki dan perempuan. Karena itu, kita harus menangkap pesan pesan moral dan prinsip-prinsip keadilan gender yang terkandung dalam teks al-Qur’an”, tegasnya.
Yuli Muthmainnah, juga menjelaskan pengalamannya melalui kampanye tingkat global-dunia yang bernama "HeForShe". Selama 16 minggu gerakan zakat nasional ini, menurut Yuli, dukungan laki-laki sangatlah teruji. “Ini sesuatu yang di luar ekspektasi dan di luar dugaan kami, bahwa laki-laki memberikan dukungan sedemikian besar. Peluncuran "HeForShe Alliance" menjadi petanda komitmen bersama untuk mencapai kesetaraan dalam segala bidang kehidupan—utamanya dalam advokasi dan perlindungan pada perempuan dan anak.
Narasumber ketiga, Sylvana Apituley, menjelaskan bahwa pendekatan berbasis gender sangat diperlukan dalam upaya penanganan dan pencegahan Covid-19. Kondisi saat ini, menunjukkan bukan hanya pandemi covid tetapi juga pandemi kekerasan terhadap perempuan. Menurutnya, ada ribuan kasus kekerasan terhadap perempuan, termasuk KDRT, relasi personal, dan kekerasan seksual, dan kekerasan terhadap anak.
Menurut Sylvana, sekitar abad ke-20, sudah banyak perempuan yang turut andil dalam kegiatan yang ada di gereja, namun tetap saja hal itu belum bisa mengalahkan sistem patriarkis yang berkembang sebelumya. Pada akhirnya, wanita hanya sebatas menggerakkan kegiatan-kegiatan gereja dan keputusan tetap berada di tangan laki-laki. Namun, dengan membedah kembali kitab perjanjian lama, teolog feminis akhirnya dapat menunjukkan bahwa marjinalisasi perempuan terjadi dalam kehidupan sosial serta keagamaan.
Sejak terungkapnya marjinalisasi tersebut, kehidupan perempuan dalam aspek-aspek lainnya merupakan suatu kesatuan. Walaupun, perempuan mendapatkan peranan yang lebih baik, namun statusnya terutama dalam kegiatan keagamaan tetap memiliki batasan. “Agama-agama harus melakukan kontekstualisasi terhadap tafsir-tafsir yang berkaitan dengan perempuan. Umat beragama perlu berdialog dengan kitab suci dan menghubungkannya dengan pengalaman ril umat di tengah derasnya arus perubahan.”
Acara peluncuran Jurnal ini diikuti tidak kurang dua ratus peserta, baik dari kalangan akademisi, mahasiswa, aktivis, maupun masyarakat secara umum.
15 Komentar

2024-12-02 14:49:14
Knihzd
eriacta pippin - zenegra online drink forzest president

2024-12-08 09:53:33
Mteexl
buy crixivan pills - brand indinavir order emulgel sale

2024-12-09 02:30:46
Xqsnlj
valif pills lover - buy generic secnidazole over the counter sinemet 20mg ca

2024-12-14 09:20:38
Ujerqh
provigil 200mg ca - order duricef 500mg online buy lamivudine generic

2024-12-17 07:51:47
Sadirn
phenergan us - ciprofloxacin 500 mg drug buy lincomycin generic

2024-12-19 15:35:29
Zuwttq
ivermectin 6 mg for sale - candesartan generic buy carbamazepine without prescription

2024-12-29 16:37:01
Yiwfer
deltasone 5mg for sale - order nateglinide 120mg pill captopril online order

2025-01-02 22:18:13
Zphnrl
order prednisone 40mg without prescription - buy captopril 25 mg online captopril online order

2025-01-14 13:51:56
Ovpgiz
order isotretinoin 20mg online - buy isotretinoin 10mg without prescription linezolid 600 mg usa

2025-01-15 13:08:29
Itvoyg
amoxil tablet - valsartan 80mg canada buy combivent 100mcg without prescription

2025-01-27 21:42:36
Fhmado
buy azithromycin 500mg generic - order tinidazole 300mg for sale cost bystolic 20mg

2025-01-30 22:28:02
Ycejyb
buy prednisolone cheap - buy azipro 500mg online prometrium tablet

2025-02-08 02:49:26
Mrnzhd
order gabapentin generic - buy neurontin no prescription order sporanox 100mg sale

2025-02-08 20:52:30
Qjuvlh
order furosemide 40mg online cheap - piracetam 800 mg usa buy betnovate 20 gm cream

2025-02-13 12:15:42
Vjjztv
acticlate pill - glipizide 10mg oral buy glipizide no prescription
15 Komentar
2024-12-02 14:49:14
Knihzd
eriacta pippin - zenegra online drink forzest president
2024-12-08 09:53:33
Mteexl
buy crixivan pills - brand indinavir order emulgel sale
2024-12-09 02:30:46
Xqsnlj
valif pills lover - buy generic secnidazole over the counter sinemet 20mg ca
2024-12-14 09:20:38
Ujerqh
provigil 200mg ca - order duricef 500mg online buy lamivudine generic
2024-12-17 07:51:47
Sadirn
phenergan us - ciprofloxacin 500 mg drug buy lincomycin generic
2024-12-19 15:35:29
Zuwttq
ivermectin 6 mg for sale - candesartan generic buy carbamazepine without prescription
2024-12-29 16:37:01
Yiwfer
deltasone 5mg for sale - order nateglinide 120mg pill captopril online order
2025-01-02 22:18:13
Zphnrl
order prednisone 40mg without prescription - buy captopril 25 mg online captopril online order
2025-01-14 13:51:56
Ovpgiz
order isotretinoin 20mg online - buy isotretinoin 10mg without prescription linezolid 600 mg usa
2025-01-15 13:08:29
Itvoyg
amoxil tablet - valsartan 80mg canada buy combivent 100mcg without prescription
2025-01-27 21:42:36
Fhmado
buy azithromycin 500mg generic - order tinidazole 300mg for sale cost bystolic 20mg
2025-01-30 22:28:02
Ycejyb
buy prednisolone cheap - buy azipro 500mg online prometrium tablet
2025-02-08 02:49:26
Mrnzhd
order gabapentin generic - buy neurontin no prescription order sporanox 100mg sale
2025-02-08 20:52:30
Qjuvlh
order furosemide 40mg online cheap - piracetam 800 mg usa buy betnovate 20 gm cream
2025-02-13 12:15:42
Vjjztv
acticlate pill - glipizide 10mg oral buy glipizide no prescription
Tinggalkan Pesan