Ilmu Ushuluddin: Intisari dari An-Nuqayah Imam As-Suyuthi
Mush’ab Muqoddas Eka Purnomo, Lc. Ahad, 3-4-2022 | - Dilihat: 36

Oleh: Mush’ab Muqoddas Eka Purnomo, Lc.
الحمد لله و الشكر له و الصلاة و السلام على خير نبي أرسله هذه نقاية من عدة العلوم يحتاج الطالب إليها و يتوقف كل علم ديني عليها و الله أسأل أن ينفع بها و يوصل أسباب الخير بسببها
Ushul berasal dari kata Al-Ashl yang berarti dalil. Maka, Ushuluddin adalah dalil-dalil beragama. Sehingga, Ilmu Ushuluddin memiliki pengertian sebagai ilmu yang membahas apa-apa yang harus diyakini.
Dunia yang kita tempati adalah suatu perkara yang baru dan akan terus terbaharukan. Penciptanya adalah Allah SWT, Tuhan Maha Esa yang eksistensi-Nya sudah ada sebelum menciptakan dunia ini. Pastinya, Allah SWT berbeda dari ciptaan-Nya, serta bersifat hidup, berkehendak, mengetahui, mendengar, melihat dan berfirman.
Firman Allah SWT suci dari segala bentuk tulisan, huruf dan suara makhluk-Nya. Pembahasan yang berkaitan dengan dzat-Nya harus kita serahkan kepada Allah SWT makna dan maksudnya, atau ditakwilkan sebagai kekuasaan Allah SWT, bukan menyamakan dengan anggota tubuh seorang makhluk.
Allah SWT mengutus para utusan (rasul) dengan mengkaruniakan mukjizat, dan penutup para rasul adalah Nabi Muhammad Saw. Mukjizat adalah setiap perkara yang dianggap di luar dari kemampuan manusia untuk menghadapi permasalahan dan tantangan dalam dakwah. Seperti itu juga karamah yang dikaruniakan kepada para wali.
Para rasul selain menyampaikan keesaan Allah SWT (tauhid) dan menjadi tauladan bagi umat manusia, juga menyampaikan perkara-perkara ghaib lainnya yang harus kita yakini. Khususnya, adalah adzab kubur, pertanyaan dari Malaikat Munkar As dan Malaikat Nakir As, Hari Akhir, Telaga Al Kautsar, Shirath, Mizan, surga, neraka dan syafaah Nabi Muhammad Saw.
Begitu juga perjalanan Isra Uruj yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw secara jasmani, serta turunnya kembali Nabi Isa AS di Akhir Zaman untuk membunuh Dajjal dan dicabutnya Al-Qur’an dari muka bumi. Perkara lainnya adalah ruh dan pastinya kematian yang datang tepat pada waktunya.
Kefasikan tidak menghilangkan keimanan begitu juga bid’ah, kecuali tajsim (menyerupakan dzat Allah SWT dengan dzat makhluk-Nya). Karena munculnya peribadatan berhala berasal dari pemahaman seperti ini.
Ciptaan Allah SWT yang peling mulia adalah Nabi Muhammad Saw, kemudian Nabi Ibrahim As, Nabi Musa As, Nabi Isa As dan Nabi Nuh As, yang kesemuanya disebut sebagai Ulul Azmi.
Selanjutnya adalah para Nabi AS dan para Malaikat AS. Berurutan selanjutnya adalah Abu Bakar Ash Shiddiq As, Umar bin Al Khathab Ra, Utsman bin Affan Ra, Ali bin Abi Thalib Ra dan 6 (enam) Sahabat lainnya dari 10 (sepuluh) yang dijanjikan masuk surga.
Selanjutnya adalah pasukan Umat Islam yang berada di Perang Badar, Perang Uhud dan Baiat Aqabah. Selanjutnya adalah para Sahabat Ra lainnya dan Umat Islam yang plural.
Sedangkan Wanita terbaik adalah Siti Maryam binti Imran yang merupakan ibu Nabi Isa As dan Siti Fathimah As, putri Nabi Muhammad Saw. Kemudian adalah para istri Nabi Muhammad Saw yang disebut Ummahaatul Mu’minin Ra, terutamanya Siti Khadijah binti Khuwailid Ra dan Siti Aisyah binti Abu Bakar Ra.
Para Nabi As adalah terjaga dari segala dosa. Sedangkan para Sahabat Ra memiliki rasa adil dan dapat dipercaya karena mentauladani Nabi Muhammad Saw.
Adapun Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafii, Imam Nu’man bin Tsabit Abu Hanifah, Imam Malik bin Anas dan Imam Ahmad bin Hanbal, beserta para ulama lainnya berada dalam petunjuk Allah SWT.
Seperti itu juga Imam Abu Hasan Al Asy’ari, pemimpin Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Begitu juga ajaran taSawuf terkait kemurnian ajaran-ajaran Islam yang disampaikan oleh Imam Al-Junaid dan Imam Al-Ghazali, jika didalami, akan meningkatkan konsistensi kita dalam beribadah dan hidup beragama.
ن و القلم و ما يسطرون
و نفعنا الله بعلومنا و بعلوم مشايخنا في الدارين اللهم آمين
- Artikel Teropuler -
Ilmu Ushuluddin: Intisari dari An-Nuqayah Imam As-Suyuthi
Mush’ab Muqoddas Eka Purnomo, Lc. Ahad, 3-4-2022 | - Dilihat: 36

Oleh: Mush’ab Muqoddas Eka Purnomo, Lc.
الحمد لله و الشكر له و الصلاة و السلام على خير نبي أرسله هذه نقاية من عدة العلوم يحتاج الطالب إليها و يتوقف كل علم ديني عليها و الله أسأل أن ينفع بها و يوصل أسباب الخير بسببها
Ushul berasal dari kata Al-Ashl yang berarti dalil. Maka, Ushuluddin adalah dalil-dalil beragama. Sehingga, Ilmu Ushuluddin memiliki pengertian sebagai ilmu yang membahas apa-apa yang harus diyakini.
Dunia yang kita tempati adalah suatu perkara yang baru dan akan terus terbaharukan. Penciptanya adalah Allah SWT, Tuhan Maha Esa yang eksistensi-Nya sudah ada sebelum menciptakan dunia ini. Pastinya, Allah SWT berbeda dari ciptaan-Nya, serta bersifat hidup, berkehendak, mengetahui, mendengar, melihat dan berfirman.
Firman Allah SWT suci dari segala bentuk tulisan, huruf dan suara makhluk-Nya. Pembahasan yang berkaitan dengan dzat-Nya harus kita serahkan kepada Allah SWT makna dan maksudnya, atau ditakwilkan sebagai kekuasaan Allah SWT, bukan menyamakan dengan anggota tubuh seorang makhluk.
Allah SWT mengutus para utusan (rasul) dengan mengkaruniakan mukjizat, dan penutup para rasul adalah Nabi Muhammad Saw. Mukjizat adalah setiap perkara yang dianggap di luar dari kemampuan manusia untuk menghadapi permasalahan dan tantangan dalam dakwah. Seperti itu juga karamah yang dikaruniakan kepada para wali.
Para rasul selain menyampaikan keesaan Allah SWT (tauhid) dan menjadi tauladan bagi umat manusia, juga menyampaikan perkara-perkara ghaib lainnya yang harus kita yakini. Khususnya, adalah adzab kubur, pertanyaan dari Malaikat Munkar As dan Malaikat Nakir As, Hari Akhir, Telaga Al Kautsar, Shirath, Mizan, surga, neraka dan syafaah Nabi Muhammad Saw.
Begitu juga perjalanan Isra Uruj yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw secara jasmani, serta turunnya kembali Nabi Isa AS di Akhir Zaman untuk membunuh Dajjal dan dicabutnya Al-Qur’an dari muka bumi. Perkara lainnya adalah ruh dan pastinya kematian yang datang tepat pada waktunya.
Kefasikan tidak menghilangkan keimanan begitu juga bid’ah, kecuali tajsim (menyerupakan dzat Allah SWT dengan dzat makhluk-Nya). Karena munculnya peribadatan berhala berasal dari pemahaman seperti ini.
Ciptaan Allah SWT yang peling mulia adalah Nabi Muhammad Saw, kemudian Nabi Ibrahim As, Nabi Musa As, Nabi Isa As dan Nabi Nuh As, yang kesemuanya disebut sebagai Ulul Azmi.
Selanjutnya adalah para Nabi AS dan para Malaikat AS. Berurutan selanjutnya adalah Abu Bakar Ash Shiddiq As, Umar bin Al Khathab Ra, Utsman bin Affan Ra, Ali bin Abi Thalib Ra dan 6 (enam) Sahabat lainnya dari 10 (sepuluh) yang dijanjikan masuk surga.
Selanjutnya adalah pasukan Umat Islam yang berada di Perang Badar, Perang Uhud dan Baiat Aqabah. Selanjutnya adalah para Sahabat Ra lainnya dan Umat Islam yang plural.
Sedangkan Wanita terbaik adalah Siti Maryam binti Imran yang merupakan ibu Nabi Isa As dan Siti Fathimah As, putri Nabi Muhammad Saw. Kemudian adalah para istri Nabi Muhammad Saw yang disebut Ummahaatul Mu’minin Ra, terutamanya Siti Khadijah binti Khuwailid Ra dan Siti Aisyah binti Abu Bakar Ra.
Para Nabi As adalah terjaga dari segala dosa. Sedangkan para Sahabat Ra memiliki rasa adil dan dapat dipercaya karena mentauladani Nabi Muhammad Saw.
Adapun Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafii, Imam Nu’man bin Tsabit Abu Hanifah, Imam Malik bin Anas dan Imam Ahmad bin Hanbal, beserta para ulama lainnya berada dalam petunjuk Allah SWT.
Seperti itu juga Imam Abu Hasan Al Asy’ari, pemimpin Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Begitu juga ajaran taSawuf terkait kemurnian ajaran-ajaran Islam yang disampaikan oleh Imam Al-Junaid dan Imam Al-Ghazali, jika didalami, akan meningkatkan konsistensi kita dalam beribadah dan hidup beragama.
ن و القلم و ما يسطرون
و نفعنا الله بعلومنا و بعلوم مشايخنا في الدارين اللهم آمين
0 Komentar
Tinggalkan Pesan