Ilmu Tafsir: Intisari dari An-Nuqayah Imam As-Suyuthi
Mush’ab Muqoddas Eka Purnomo, Lc. Selasa, 5-4-2022 | - Dilihat: 117

Oleh: Mush’ab Muqoddas Eka Purnomo, Lc.
الحمد لله و الشكر له و الصلاة و السلام على خير نبي أرسله هذه نقاية من عدة العلوم يحتاج الطالب إليها و يتوقف كل علم ديني عليها و الله أسأل أن ينفع بها و يوصل أسباب الخير بسببها
Ilmu Tafsir merupakan ilmu yang membahas segala hal yang terkait dengan Al-Qur’an. Pembahasan di dalamnya terdapat 55 macam.
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw sebagai mukjizat sebagai kumpulan surah, yang merupakan kumpulan ayat. Pada satu surah minimal terdapat 3 (tiga) ayat.
Membaca Al-Qur’an harus dengan teks aslinya dan ditartil. Dilarang mentartil terjemahan Al-Qur’an dalam bahasa asing, selain Bahasa Arab. Penafsiran Al-Qur’an harus dengan akal yang sehat, bukan dengan pentakwilan.
Pembahasan turunnya Al-Qur’an dikategorikan dengan Makkah dan Madinah, dalam perjalanan dan di dalam kota, malam dan siang, serta musim dingin dan musim panas. Kumpulan ayat yang pertama kali turun di Makkah adalah ayat pertama sampai ayat kelima surah Al-‘Alaq.
Sedangkan surah pertama yang turun di Madinah adalah surah Al-Muthaffifin. Adapun ayat terakhir yang turun, para ulama berbeda pendapat. Ada yang menyebutkan ayat tentang riba dan ada juga yang menyebutkan surah At-Taubah.
Beberapa perawi Al-Qur’an yang terkenal dari kalangan Sahabat Ra adalah Utsman bin Affan Ra, Ali bin Abi Thalib Ra, Ziad bin Tsabit Ra, Abdullah bin Mas’ud Ra, Muadz bin Jabal Ra, Abu Zaid AlaAnshari Ra, Abu Hurairah Ra, Abdullah bin Abbas Ra, dan Abdullah bin As Saib Ra. Dari kalangan Tabiin adalah Zaid bin Al Qa’qa’ Ra, Zirr bin Hubaisy Ra dan Abdurrahman Al-A’raj Ra.
Mentartil Al-Qur’an harus menggunakan hukum bacaan yang disebut tajwid, yang juga mengatur pada posisi mana Al-Qur’an berhenti (Waqaf) dan posisi mana harus terus lanjut, dan dari posisi mana harus melanjutkan (Ibtida’).
Hal ini menyesuaikan tarikan nafas pembaca, agar dalam pembacaan Al-Qur’an tidak mengalami distorsi makna. Selain itu, pembahasan tajwid lainnya adalah Idgham yaitu hukum masuknya suara huruf Nun dan huruf Mim pada kategori huruf-huruf tertentu.
Secara lafadz, di dalam Al-Qur’an kita dapat menemukan berbagai kata-kata yang merupakan serapan dari luar Bahasa Arabs eperti As-Sijjil dan Al-Qisthas. Selain itu ada kata-kata di dalam Al-Qur’an yang memiliki arti yang sama seperti Al-Insan dan Al-Basyar untuk menyebut manusia dan Al Bahr dan Al-Yamm untuk menyebut laut.
Sebagai pegangan hidup bagi umat manusia, Al-Qur’an berusaha berkomunikasi dengan seluruh manusia, baik kepada seluruh manusia (Al-‘Amah) atau perintah khusus yang diberikan kepada Nabi Muhammad Saw saja (Al-Khashah). Selain itu, terdapat perintah yang dihapus kemudian diganti dengan perintah yang sama atau yang lebih baik (An-Nasakh).
Untuk memahami makna melalui kandungan kesusasteraan Al-Qur’an, perlu mempelajari ilmu-ilmu Bahasa Arab dari Ilmu Nahwu, Ilmu Shorof dan Ilmu Balaghah yang terdiri dari Ilmu Al Bayan, Ilmu Al-Ma’ani dan Ilmu Al-Badi’ yang membahas keindahan Bahasa Arab. Salah satu pembahasannya adalah Al-Qashar yaitu pengurangan atau pengecualian dengan tujuan untuk menguatkan kalimat yang dimaksud seperti kalimat “Dan tidaklah Muhammad kecuali seorang Rasul” yang bermakna bahwa Nabi Muhammad Saw benar-benar seorang nabi dan rasul yang diutus Allah SWT sebagai rahmat untuk seluruh alam raya.
Adapun nama-nama tokoh yang disebutkan di dalam Al-Qur’an antara lain nama 25 nabi dan rasul serta 4 (empat) nama malaikat. Nama-nama lainnya adalah Iblis, Qarun, Thalut, Jalut, Luqman, Tubba’, Maryam, Imran dan Uzair. Adapun nama Sahabat Ra yang disebut adalah Zaid bin Al Haritsah Ra.
Sebutan seorang tokoh yang disebut dalam Al-Qur’an hanya Abu Lahab. Adapun gelar adalah Dzulqarnain, Al-Masih dan Fur’aun. Sementara itu, tokoh-tokoh dengan anonim tanpa menyebutkan namanya di antaranya adalah seorang mukmin di keluarga Fir’aun adalah Hizqil, seorang dari desa di surah Yasin adalah Habib bin Musa An-Najjar, pemuda murid Nabi Musa As di surah Al-Kahfi adalah Nabi Yusya’ bin Nun Ra, 2 (dua) orang di surah Al Maidah adalah Yusya’ dan Kalib, ibu Nabi Musa As bernama Yuhanidz, istri Fir’aun bernama Asiyah binti Muzahim, seorang hamba di surah Al-Kahfi adalah Nabi Khidlir As, seorang anak remaja yang dibunuh oleh Nabi Khidlir bernama Haisur, seorang raja yang akan merampok perahu adalah Hudad, pejabat Mesir dalam kisah Nabi Yusuf As bernama Athfir atau Qathfir, sedangkan istrinya bernama Ra’il.
ن و القلم و ما يسطرون
و نفعنا الله بعلومنا و بعلوم مشايخنا في الدارين اللهم آمين
- Artikel Terpuler -
Ilmu Tafsir: Intisari dari An-Nuqayah Imam As-Suyuthi
Mush’ab Muqoddas Eka Purnomo, Lc. Selasa, 5-4-2022 | - Dilihat: 117

Oleh: Mush’ab Muqoddas Eka Purnomo, Lc.
الحمد لله و الشكر له و الصلاة و السلام على خير نبي أرسله هذه نقاية من عدة العلوم يحتاج الطالب إليها و يتوقف كل علم ديني عليها و الله أسأل أن ينفع بها و يوصل أسباب الخير بسببها
Ilmu Tafsir merupakan ilmu yang membahas segala hal yang terkait dengan Al-Qur’an. Pembahasan di dalamnya terdapat 55 macam.
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw sebagai mukjizat sebagai kumpulan surah, yang merupakan kumpulan ayat. Pada satu surah minimal terdapat 3 (tiga) ayat.
Membaca Al-Qur’an harus dengan teks aslinya dan ditartil. Dilarang mentartil terjemahan Al-Qur’an dalam bahasa asing, selain Bahasa Arab. Penafsiran Al-Qur’an harus dengan akal yang sehat, bukan dengan pentakwilan.
Pembahasan turunnya Al-Qur’an dikategorikan dengan Makkah dan Madinah, dalam perjalanan dan di dalam kota, malam dan siang, serta musim dingin dan musim panas. Kumpulan ayat yang pertama kali turun di Makkah adalah ayat pertama sampai ayat kelima surah Al-‘Alaq.
Sedangkan surah pertama yang turun di Madinah adalah surah Al-Muthaffifin. Adapun ayat terakhir yang turun, para ulama berbeda pendapat. Ada yang menyebutkan ayat tentang riba dan ada juga yang menyebutkan surah At-Taubah.
Beberapa perawi Al-Qur’an yang terkenal dari kalangan Sahabat Ra adalah Utsman bin Affan Ra, Ali bin Abi Thalib Ra, Ziad bin Tsabit Ra, Abdullah bin Mas’ud Ra, Muadz bin Jabal Ra, Abu Zaid AlaAnshari Ra, Abu Hurairah Ra, Abdullah bin Abbas Ra, dan Abdullah bin As Saib Ra. Dari kalangan Tabiin adalah Zaid bin Al Qa’qa’ Ra, Zirr bin Hubaisy Ra dan Abdurrahman Al-A’raj Ra.
Mentartil Al-Qur’an harus menggunakan hukum bacaan yang disebut tajwid, yang juga mengatur pada posisi mana Al-Qur’an berhenti (Waqaf) dan posisi mana harus terus lanjut, dan dari posisi mana harus melanjutkan (Ibtida’).
Hal ini menyesuaikan tarikan nafas pembaca, agar dalam pembacaan Al-Qur’an tidak mengalami distorsi makna. Selain itu, pembahasan tajwid lainnya adalah Idgham yaitu hukum masuknya suara huruf Nun dan huruf Mim pada kategori huruf-huruf tertentu.
Secara lafadz, di dalam Al-Qur’an kita dapat menemukan berbagai kata-kata yang merupakan serapan dari luar Bahasa Arabs eperti As-Sijjil dan Al-Qisthas. Selain itu ada kata-kata di dalam Al-Qur’an yang memiliki arti yang sama seperti Al-Insan dan Al-Basyar untuk menyebut manusia dan Al Bahr dan Al-Yamm untuk menyebut laut.
Sebagai pegangan hidup bagi umat manusia, Al-Qur’an berusaha berkomunikasi dengan seluruh manusia, baik kepada seluruh manusia (Al-‘Amah) atau perintah khusus yang diberikan kepada Nabi Muhammad Saw saja (Al-Khashah). Selain itu, terdapat perintah yang dihapus kemudian diganti dengan perintah yang sama atau yang lebih baik (An-Nasakh).
Untuk memahami makna melalui kandungan kesusasteraan Al-Qur’an, perlu mempelajari ilmu-ilmu Bahasa Arab dari Ilmu Nahwu, Ilmu Shorof dan Ilmu Balaghah yang terdiri dari Ilmu Al Bayan, Ilmu Al-Ma’ani dan Ilmu Al-Badi’ yang membahas keindahan Bahasa Arab. Salah satu pembahasannya adalah Al-Qashar yaitu pengurangan atau pengecualian dengan tujuan untuk menguatkan kalimat yang dimaksud seperti kalimat “Dan tidaklah Muhammad kecuali seorang Rasul” yang bermakna bahwa Nabi Muhammad Saw benar-benar seorang nabi dan rasul yang diutus Allah SWT sebagai rahmat untuk seluruh alam raya.
Adapun nama-nama tokoh yang disebutkan di dalam Al-Qur’an antara lain nama 25 nabi dan rasul serta 4 (empat) nama malaikat. Nama-nama lainnya adalah Iblis, Qarun, Thalut, Jalut, Luqman, Tubba’, Maryam, Imran dan Uzair. Adapun nama Sahabat Ra yang disebut adalah Zaid bin Al Haritsah Ra.
Sebutan seorang tokoh yang disebut dalam Al-Qur’an hanya Abu Lahab. Adapun gelar adalah Dzulqarnain, Al-Masih dan Fur’aun. Sementara itu, tokoh-tokoh dengan anonim tanpa menyebutkan namanya di antaranya adalah seorang mukmin di keluarga Fir’aun adalah Hizqil, seorang dari desa di surah Yasin adalah Habib bin Musa An-Najjar, pemuda murid Nabi Musa As di surah Al-Kahfi adalah Nabi Yusya’ bin Nun Ra, 2 (dua) orang di surah Al Maidah adalah Yusya’ dan Kalib, ibu Nabi Musa As bernama Yuhanidz, istri Fir’aun bernama Asiyah binti Muzahim, seorang hamba di surah Al-Kahfi adalah Nabi Khidlir As, seorang anak remaja yang dibunuh oleh Nabi Khidlir bernama Haisur, seorang raja yang akan merampok perahu adalah Hudad, pejabat Mesir dalam kisah Nabi Yusuf As bernama Athfir atau Qathfir, sedangkan istrinya bernama Ra’il.
ن و القلم و ما يسطرون
و نفعنا الله بعلومنا و بعلوم مشايخنا في الدارين اللهم آمين
0 Komentar
Tinggalkan Pesan