HOS Tjokroaminoto: Sudah Sampai di Mana Hijrah Kita?
Syaiful Islam Senin, 26-9-2022 | - Dilihat: 246
Oleh: Syaiful Islam
Pertanyaan dari Sang Guru Bangsa HOS Tjokroaminoto yang belum tuntas kita menjawabnya. Pertanyaan yang selalu ditanyakan Pak Tjokro pada murid-muridnya di gang Peneleh, yang selalu Pak Tjokro haturkan pada para pengikutnya dalam Sarekat Islam, pertanyaan yang selalu Pak Tjokro benamkan pada dirinya sendiri “sudah sampai di mana hijrah kita?”
Hijrah sendiri merupakan peristiwa penting dalam tarikh Islam, satu titik balik perjuangan Nabi Muhammad SAW. ketika beliau dan para sahabat mulia meninggalkan kota Mekkah menuju Yatsrib untuk memulai era baru ikhtiar menegakkan panji-panji kebenaran dan keadilan.
Nabi Muhammad SAW. berhijrah bukanlah karena rasa takut, bukanlah karena ketidakpedulian pada nasib kota Mekkah dan bukanlah pula karena Nabi telah tidak mencintai lagi tanah tempatnya hidup. Hijrah yang Nabi lakukan semata-mata hanya karena Allah yang dibarengi dengan keberanian, kepedulian yang sangat kuat, dan kecintaan yang luar biasa pada kota Mekkah dan penduduknya sekalian, juga lebih besar lagi sebab kecintaan pada manusia dan alam seluruhnya.
Sebab hijrah bukan hanya pergi dari sebuah kerusakan, lebih dari itu hijrah adalah memperbaiki kerusakan itu sendiri. Hijrah lebih dari sebatas peristiwa sejarah, hijrah adalah nilai, suatu cara, suatu siasat, suatu taktik; hijrah adalah kunci perubahan zaman! Suatu masyarakat yang tidak menghendaki hijrah dalam ia punya tatanan maka dapat dipastikan masyarakat itu akan digilas habis oleh zaman.
Masyarakat yang membiasakan diri pada patron-patron lama, pada cara-cara lama yang irrelevant maka tatanan masyarakat tadi hendaklah berhijrah, yakni memperbarui hidup dengan kemajuan zaman, mereformasi diri pada kebaruan-kebaruan, dan sempurnalah hijrah tersebut jikalau masyarakat tadi menjadi pembaharu-pembaharu dan manusia-manusia yang mencipta kemajuan dan kemudian menyerahkan karya-karya kemajuan itu pada dunia.
Indonesia adalah sebuah negara yang diimpikan Tjokroaminoto, sebuah bangsa yang memiliki zelfbestuur (pemerintahan sendiri), sebuah bangsa yang tidak lagi menjadi menjadi sapi perah bagi bangsa liyan, sebuah bangsa yang tidak lagi dipandang sebagai bangsa seperempat manusia, sebuah bangsa yang meletakkan ketuhanan sebagai bagian dari asasnya, sebuah bangsa yang berani berdiri sama tinggi-duduk sama rendah dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Namun, apakah sudah selesai sampai sana? Tidak, tidak, tidak! Kita belum selesai, kita belum menuntaskannya, kita masih dalam perjalanan antara Mekkah dan Yatsrib, kita masih ditengah padang gurun. Kemerdekaan 17 Agustus 1945 seperti kata Bung Karno hanyalah awal, proklamasi adalah jembatan emas menuju segala cita-cita rakyat yang tersurat dan tersirat.
Kemerdekaan kita adalah bagian dari hijrah kebangsaan, dari bangsa yang diperintah menuju bangsa yang memerintah dirinya sendiri. Namun hijrah ini belumlah tuntas, Indonesia merdeka bukan hanya Indonesia yang tidak diperintah asing semata-mata, namun juga Indonesia yang setiap anak harus bisa sekolah tanpa perlu risau urusan biaya, Indonesia yang rakyatnya dijamin ketika sakit, Indonesia yang setiap kampung jalannya bagus, Indonesia yang setiap rumah memiliki akses listrik dan air, Indonesia yang setiap dapur bisa terus memasak untuk keluarga, Indonesia yang setiap daerah bisa mendapat keadilan pembangunan, Indonesia yang setiap rakyatnya dapat dengan bebas berbicara kebenaran, Indonesia yang setiap pemeluk agama bisa beribadah dengan hikmat pada Tuhannya, satu Indonesia yang gemah ripah loh jinawi, toto tentrem kerto raharjo.
Jalan hijrah ini adalah jalan kewajiban bagi siapa saja yang menghendaki kemajuan, yang mendambakan kemakmuran, yang memimpikan kebaikan kolektif. Hijrah ini hanya dapat dilakukan dengan menumpulkan setumpul-tumpulnya egoisme dan menajamkan setajamtajamnya kepekaan pada nasib orang lain dan keadaan sekitar.
Orang-orang terpelajar yang oleh Pak Tjokro digelar sebagai lokomotif bagi masyarakat memiliki tanggungjawab yang lebih besar dalam proses hijrah ini; terpelajar di bidang politik harus memberikan formula politik baru bagi sebesar-besar kebaikan dalam masyarakat, terpelajar hukum harus kokoh menjadi neraca tegaknya keadilan, terpelajar kesehatan harus sadar memerankan diri sebagai penolong masyarakat, terpelajar teknik wajib mencipta inovasi-inovasi bagi peradaban, terpelajar ekonomi musti merumuskan konsep ekonomi yang berkeadilan bagi semua, dan terpelajar-terpelajar lain yang harus, wajib, musti memberikan karyanya bagi memperbaiki keadaan masyarakat, bagi memajukan masyarakat, demi hijrah menuju masyarakat yang lebih baik.
Tugas hijrah ini haruslah dilakukan bersama-sama, dari hijrah keluarga, hijrah kampung, hijrah politik, hijrah ekonomi, hijrah pendidikan, hijrah bangsa, hinggalah hijrah umat manusia. Hijrah ini sekali lagi bukanlah lagi soal perpindahan raga, namun sebuah perpindahan pola pikir.
Dari pola pikir keluarga yang toxic menjadi keluarga yang supportive, dari pola pikir kampung yang individualis jadi kampung yang semangat gotong royong, dari pola pikir ekonomi yang kapitalistik menjadi pola pikir ekonomi yang humanistik, dari pola pikir pendidikan yang orientasinya ijazah jadi orientasinya moral, dari pola pikir bangsa yang konsumtif jadi bangsa yang produktif, dari pola pikir politik yang machiavelistik menjadi politik yang bernilai profetik, dari dunia yang apa-apa perang jadi dunia yang peduli akan kedamaian.
Suka saya ulangi, hijrah itu bukan sebatas pergi, namun juga memperbaiki. Dan ringkas cara hijrah dari HOS Tjokroaminoto "setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat". Namun kembali, sudah sampai dimana hijrah kita? Tanyakanlah terus pertanyaan itu pada diri kita masing-masing, namun sungguh pembaca sekalian jawabannya itu ada pada perbuatan, jawabannya ada pada tindakan, bukan perkataan.
- Artikel Terpuler -
HOS Tjokroaminoto: Sudah Sampai di Mana Hijrah Kita?
Syaiful Islam Senin, 26-9-2022 | - Dilihat: 246
Oleh: Syaiful Islam
Pertanyaan dari Sang Guru Bangsa HOS Tjokroaminoto yang belum tuntas kita menjawabnya. Pertanyaan yang selalu ditanyakan Pak Tjokro pada murid-muridnya di gang Peneleh, yang selalu Pak Tjokro haturkan pada para pengikutnya dalam Sarekat Islam, pertanyaan yang selalu Pak Tjokro benamkan pada dirinya sendiri “sudah sampai di mana hijrah kita?”
Hijrah sendiri merupakan peristiwa penting dalam tarikh Islam, satu titik balik perjuangan Nabi Muhammad SAW. ketika beliau dan para sahabat mulia meninggalkan kota Mekkah menuju Yatsrib untuk memulai era baru ikhtiar menegakkan panji-panji kebenaran dan keadilan.
Nabi Muhammad SAW. berhijrah bukanlah karena rasa takut, bukanlah karena ketidakpedulian pada nasib kota Mekkah dan bukanlah pula karena Nabi telah tidak mencintai lagi tanah tempatnya hidup. Hijrah yang Nabi lakukan semata-mata hanya karena Allah yang dibarengi dengan keberanian, kepedulian yang sangat kuat, dan kecintaan yang luar biasa pada kota Mekkah dan penduduknya sekalian, juga lebih besar lagi sebab kecintaan pada manusia dan alam seluruhnya.
Sebab hijrah bukan hanya pergi dari sebuah kerusakan, lebih dari itu hijrah adalah memperbaiki kerusakan itu sendiri. Hijrah lebih dari sebatas peristiwa sejarah, hijrah adalah nilai, suatu cara, suatu siasat, suatu taktik; hijrah adalah kunci perubahan zaman! Suatu masyarakat yang tidak menghendaki hijrah dalam ia punya tatanan maka dapat dipastikan masyarakat itu akan digilas habis oleh zaman.
Masyarakat yang membiasakan diri pada patron-patron lama, pada cara-cara lama yang irrelevant maka tatanan masyarakat tadi hendaklah berhijrah, yakni memperbarui hidup dengan kemajuan zaman, mereformasi diri pada kebaruan-kebaruan, dan sempurnalah hijrah tersebut jikalau masyarakat tadi menjadi pembaharu-pembaharu dan manusia-manusia yang mencipta kemajuan dan kemudian menyerahkan karya-karya kemajuan itu pada dunia.
Indonesia adalah sebuah negara yang diimpikan Tjokroaminoto, sebuah bangsa yang memiliki zelfbestuur (pemerintahan sendiri), sebuah bangsa yang tidak lagi menjadi menjadi sapi perah bagi bangsa liyan, sebuah bangsa yang tidak lagi dipandang sebagai bangsa seperempat manusia, sebuah bangsa yang meletakkan ketuhanan sebagai bagian dari asasnya, sebuah bangsa yang berani berdiri sama tinggi-duduk sama rendah dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Namun, apakah sudah selesai sampai sana? Tidak, tidak, tidak! Kita belum selesai, kita belum menuntaskannya, kita masih dalam perjalanan antara Mekkah dan Yatsrib, kita masih ditengah padang gurun. Kemerdekaan 17 Agustus 1945 seperti kata Bung Karno hanyalah awal, proklamasi adalah jembatan emas menuju segala cita-cita rakyat yang tersurat dan tersirat.
Kemerdekaan kita adalah bagian dari hijrah kebangsaan, dari bangsa yang diperintah menuju bangsa yang memerintah dirinya sendiri. Namun hijrah ini belumlah tuntas, Indonesia merdeka bukan hanya Indonesia yang tidak diperintah asing semata-mata, namun juga Indonesia yang setiap anak harus bisa sekolah tanpa perlu risau urusan biaya, Indonesia yang rakyatnya dijamin ketika sakit, Indonesia yang setiap kampung jalannya bagus, Indonesia yang setiap rumah memiliki akses listrik dan air, Indonesia yang setiap dapur bisa terus memasak untuk keluarga, Indonesia yang setiap daerah bisa mendapat keadilan pembangunan, Indonesia yang setiap rakyatnya dapat dengan bebas berbicara kebenaran, Indonesia yang setiap pemeluk agama bisa beribadah dengan hikmat pada Tuhannya, satu Indonesia yang gemah ripah loh jinawi, toto tentrem kerto raharjo.
Jalan hijrah ini adalah jalan kewajiban bagi siapa saja yang menghendaki kemajuan, yang mendambakan kemakmuran, yang memimpikan kebaikan kolektif. Hijrah ini hanya dapat dilakukan dengan menumpulkan setumpul-tumpulnya egoisme dan menajamkan setajamtajamnya kepekaan pada nasib orang lain dan keadaan sekitar.
Orang-orang terpelajar yang oleh Pak Tjokro digelar sebagai lokomotif bagi masyarakat memiliki tanggungjawab yang lebih besar dalam proses hijrah ini; terpelajar di bidang politik harus memberikan formula politik baru bagi sebesar-besar kebaikan dalam masyarakat, terpelajar hukum harus kokoh menjadi neraca tegaknya keadilan, terpelajar kesehatan harus sadar memerankan diri sebagai penolong masyarakat, terpelajar teknik wajib mencipta inovasi-inovasi bagi peradaban, terpelajar ekonomi musti merumuskan konsep ekonomi yang berkeadilan bagi semua, dan terpelajar-terpelajar lain yang harus, wajib, musti memberikan karyanya bagi memperbaiki keadaan masyarakat, bagi memajukan masyarakat, demi hijrah menuju masyarakat yang lebih baik.
Tugas hijrah ini haruslah dilakukan bersama-sama, dari hijrah keluarga, hijrah kampung, hijrah politik, hijrah ekonomi, hijrah pendidikan, hijrah bangsa, hinggalah hijrah umat manusia. Hijrah ini sekali lagi bukanlah lagi soal perpindahan raga, namun sebuah perpindahan pola pikir.
Dari pola pikir keluarga yang toxic menjadi keluarga yang supportive, dari pola pikir kampung yang individualis jadi kampung yang semangat gotong royong, dari pola pikir ekonomi yang kapitalistik menjadi pola pikir ekonomi yang humanistik, dari pola pikir pendidikan yang orientasinya ijazah jadi orientasinya moral, dari pola pikir bangsa yang konsumtif jadi bangsa yang produktif, dari pola pikir politik yang machiavelistik menjadi politik yang bernilai profetik, dari dunia yang apa-apa perang jadi dunia yang peduli akan kedamaian.
Suka saya ulangi, hijrah itu bukan sebatas pergi, namun juga memperbaiki. Dan ringkas cara hijrah dari HOS Tjokroaminoto "setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat". Namun kembali, sudah sampai dimana hijrah kita? Tanyakanlah terus pertanyaan itu pada diri kita masing-masing, namun sungguh pembaca sekalian jawabannya itu ada pada perbuatan, jawabannya ada pada tindakan, bukan perkataan.
3 Komentar
2024-11-30 09:28:36
Ybbfcj
eriacta rock - forzest price forzest principle
2024-11-30 21:47:53
Hgyowh
гѓ—гѓ¬гѓ‰гѓ‹гѓійЊ 40 mg еј·гЃ• - イソトレチノイン通販おすすめ г‚ўг‚ュテイン гЃ©гЃ“гЃ§иІ·гЃ€г‚‹
2024-12-06 06:00:11
Momwxe
brand crixivan - purchase confido sale buy emulgel online
3 Komentar
2024-11-30 09:28:36
Ybbfcj
eriacta rock - forzest price forzest principle
2024-11-30 21:47:53
Hgyowh
гѓ—гѓ¬гѓ‰гѓ‹гѓійЊ 40 mg еј·гЃ• - イソトレチノイン通販おすすめ г‚ўг‚ュテイン гЃ©гЃ“гЃ§иІ·гЃ€г‚‹
2024-12-06 06:00:11
Momwxe
brand crixivan - purchase confido sale buy emulgel online
Tinggalkan Pesan