Francis Bacon dan Hegemoni Modernisasi
Ahmad Sayyid Husein Senin, 23-1-2023 | - Dilihat: 59

Oleh: Ahmad Sayyid Husein
Dalam sejarah pemikiran Yunani, alam pemikiran filsafat didominasi oleh tiga tokoh besar, yaitu Sokrates (470 – 399 SM) dengan metode dialektika kritis secara induktif. Kedua, Plato (428 – 347 SM) yang mengatakan bahwa ilmu pengetahuan lahir karena ide manusia yang berasal dari ingatan terhadap apa yang telah diketahui. Ketiga, Aristoteles (382 – 322 SM) dengan pengembangan teori dari gurunnya, Plato, yaitu dengan metode yang dikenal sebagai silogisme deduktif.
Di dunia modern, pemikiran Aristoteles mendapatkan kritik keras di era itu. Kemudian berkembang pandangan baru bahwa ilmu pengetahuan itu untuk memperkuat kemampuan manusia secara penalaran logika dan indera pengalaman.
Pandangan ini dikemukakan oleh seorang filsuf sekaligus politikus kerajaan Inggris, Francis Bacon (1561-1626). Ia lahir di zaman kegelapan Eropa . Menurut Bacon, ilmu pengetahuan hanya tampak dalam kekuasaan manusia itu sendiri, human knowledge adalah human power.
Di kehidupan selanjutnya, di Barat muncul anggapan bahwa perkembangan manusia dan kemajuan peradaban hanya bisa dicapai dengan ilmu pengetahuan. Secara khusus, kemajuan sains membawa manusia pada masa depan yang gemilang dan makmur sejahtera. Francis Bacon dalam pemikirannya mengemukakan sebuah metode baru dalam mencapai ilmu pengetahuan. Ia mengembangkan pemikiran Aristoteles dengan menggunakan metode induktif modern.
Novum organum scientiarum (1620) adalah karya yang diciptakan oleh Francis Bacon. Karya ini menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan merupakan warisan manusia dengan pengalaman empirismenya. Karya Bacon menjelaskan bahwa manusia sampai saat ini masih terjebak dengan doktrinitas indera melalui fenomena yang diyakini kebenarannya.
Novum organum adalah metode Bacon tentang cara menemukan pengalaman dengan mengolahnya secara observatif dan pemeriksaan melalui pemikiran kritis agar manusia ini terhindar dari doktrinisasi semata.
Karya Bacon secara teknik eksperimen observasinya sangat mirip dengan era modern sekarang. Pengambilam ilmu pengetahuan melalui metode induksi yang diberikan dengan sebuah pengamatan awal dengan pengamatan tambahan terhadap suatu fenomena yang ditentukan atau yang sedang terjadi. Maka Bacon dikenal sebagai bapak eksperimental.
Metode yang diberikan oleh Bacon banyak dikembangkan untuk metode saintis. Tetapi, pemikiran ini bukan hanya untuk pengamatan terkait ilmu pengetahuan. Bacon mengkritik gereja dan masyarakat pada saat itu yang melakukan doktrinisasi. Bacon mengatakan bahwa ilmu pengetahuan dan alam semesta tidak bisa diuji dengan hal yang berbau metafisik.
Bacon mengkritik masyarakat pada saat itu yang percaya bahwa apa yang terjadi dengan alam adalah bukti absolut. Semesta yang tidak bisa dilihat secara empiris dan berbentuk metafisik. Hal itu bisa menjadi suatu keyakinan bagi suatu masyarakat tanpa dihasilkan melalui metode induksi atau hasil pengamatan dengan beberapa fenomena yang lain.
Fenomena masyarakat modern dalam berbagai aspek kehidupan manusia itu berdampak secara luas. Internet dan uang menjadi sebuah hal yang objektif bagi manusia itu sendiri. Seiring perkembangan zaman bahwa manusia seterusnya mengembangkan hal baru untuk mereka hidup akan tetapi tidak mengetahui bahwa sebenarnya ilmu pengetahuan yang mereka pelajari adalah untuk membangun sebuah kultur masyarakat yang baru, namun terbelenggu oleh modernisasi yang dialami oleh pikiran manusia itu sendiri.
Ketika manusia hari ini mendapatkan sebuah informasi, maka langsung disimpulkan tanpa melihat fenomena yang lain. Hal itu menjadi sebuah kepentingan munafik bagi manusia lainnya untuk mempengaruhi masyarakat agar berpihak terhadapnya.
Setiap manusia itu berfilsafat. Setiap manusia itu berfikir, akan tetapi metode apa yang dipakai oleh setiap manusia dalam sebuah ilmu pengetahuan yang ia dapat secara logika maupun secara pengalaman indera dan di era globalisasi ini dengan semua manusia menggunakan teknologi memang secara penglihatan dan secara konsep yang dipikirkan oleh manusia secara zaman mengalami kemajuan akan tetapi secara penalaman pengetahuan manusia secara objektif apakah bisa diperhitungkan?
Dengan hal tersebut menjadikan sebuah doktrinisasi baru bagi manusia yang memiliki pengalaman awam dan sedikit secara kemampuan logikanya dan itu akan menjadi sebuah pengalaman baru bagi manusia secara terbelenggu dan manusia akan ikut akan hal itu dengan terjerumus dalam sebuah kebajikan.
Pemikiran Bacon digunakan oleh ilmu pengetahuan alam yang bersifat saintifik dan itu sangat berguna untuk memikirkan secara kritis dalam pengetahuan fenomena alam yang terjadi pada manusia.
- Artikel Teropuler -
Francis Bacon dan Hegemoni Modernisasi
Ahmad Sayyid Husein Senin, 23-1-2023 | - Dilihat: 59

Oleh: Ahmad Sayyid Husein
Dalam sejarah pemikiran Yunani, alam pemikiran filsafat didominasi oleh tiga tokoh besar, yaitu Sokrates (470 – 399 SM) dengan metode dialektika kritis secara induktif. Kedua, Plato (428 – 347 SM) yang mengatakan bahwa ilmu pengetahuan lahir karena ide manusia yang berasal dari ingatan terhadap apa yang telah diketahui. Ketiga, Aristoteles (382 – 322 SM) dengan pengembangan teori dari gurunnya, Plato, yaitu dengan metode yang dikenal sebagai silogisme deduktif.
Di dunia modern, pemikiran Aristoteles mendapatkan kritik keras di era itu. Kemudian berkembang pandangan baru bahwa ilmu pengetahuan itu untuk memperkuat kemampuan manusia secara penalaran logika dan indera pengalaman.
Pandangan ini dikemukakan oleh seorang filsuf sekaligus politikus kerajaan Inggris, Francis Bacon (1561-1626). Ia lahir di zaman kegelapan Eropa . Menurut Bacon, ilmu pengetahuan hanya tampak dalam kekuasaan manusia itu sendiri, human knowledge adalah human power.
Di kehidupan selanjutnya, di Barat muncul anggapan bahwa perkembangan manusia dan kemajuan peradaban hanya bisa dicapai dengan ilmu pengetahuan. Secara khusus, kemajuan sains membawa manusia pada masa depan yang gemilang dan makmur sejahtera. Francis Bacon dalam pemikirannya mengemukakan sebuah metode baru dalam mencapai ilmu pengetahuan. Ia mengembangkan pemikiran Aristoteles dengan menggunakan metode induktif modern.
Novum organum scientiarum (1620) adalah karya yang diciptakan oleh Francis Bacon. Karya ini menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan merupakan warisan manusia dengan pengalaman empirismenya. Karya Bacon menjelaskan bahwa manusia sampai saat ini masih terjebak dengan doktrinitas indera melalui fenomena yang diyakini kebenarannya.
Novum organum adalah metode Bacon tentang cara menemukan pengalaman dengan mengolahnya secara observatif dan pemeriksaan melalui pemikiran kritis agar manusia ini terhindar dari doktrinisasi semata.
Karya Bacon secara teknik eksperimen observasinya sangat mirip dengan era modern sekarang. Pengambilam ilmu pengetahuan melalui metode induksi yang diberikan dengan sebuah pengamatan awal dengan pengamatan tambahan terhadap suatu fenomena yang ditentukan atau yang sedang terjadi. Maka Bacon dikenal sebagai bapak eksperimental.
Metode yang diberikan oleh Bacon banyak dikembangkan untuk metode saintis. Tetapi, pemikiran ini bukan hanya untuk pengamatan terkait ilmu pengetahuan. Bacon mengkritik gereja dan masyarakat pada saat itu yang melakukan doktrinisasi. Bacon mengatakan bahwa ilmu pengetahuan dan alam semesta tidak bisa diuji dengan hal yang berbau metafisik.
Bacon mengkritik masyarakat pada saat itu yang percaya bahwa apa yang terjadi dengan alam adalah bukti absolut. Semesta yang tidak bisa dilihat secara empiris dan berbentuk metafisik. Hal itu bisa menjadi suatu keyakinan bagi suatu masyarakat tanpa dihasilkan melalui metode induksi atau hasil pengamatan dengan beberapa fenomena yang lain.
Fenomena masyarakat modern dalam berbagai aspek kehidupan manusia itu berdampak secara luas. Internet dan uang menjadi sebuah hal yang objektif bagi manusia itu sendiri. Seiring perkembangan zaman bahwa manusia seterusnya mengembangkan hal baru untuk mereka hidup akan tetapi tidak mengetahui bahwa sebenarnya ilmu pengetahuan yang mereka pelajari adalah untuk membangun sebuah kultur masyarakat yang baru, namun terbelenggu oleh modernisasi yang dialami oleh pikiran manusia itu sendiri.
Ketika manusia hari ini mendapatkan sebuah informasi, maka langsung disimpulkan tanpa melihat fenomena yang lain. Hal itu menjadi sebuah kepentingan munafik bagi manusia lainnya untuk mempengaruhi masyarakat agar berpihak terhadapnya.
Setiap manusia itu berfilsafat. Setiap manusia itu berfikir, akan tetapi metode apa yang dipakai oleh setiap manusia dalam sebuah ilmu pengetahuan yang ia dapat secara logika maupun secara pengalaman indera dan di era globalisasi ini dengan semua manusia menggunakan teknologi memang secara penglihatan dan secara konsep yang dipikirkan oleh manusia secara zaman mengalami kemajuan akan tetapi secara penalaman pengetahuan manusia secara objektif apakah bisa diperhitungkan?
Dengan hal tersebut menjadikan sebuah doktrinisasi baru bagi manusia yang memiliki pengalaman awam dan sedikit secara kemampuan logikanya dan itu akan menjadi sebuah pengalaman baru bagi manusia secara terbelenggu dan manusia akan ikut akan hal itu dengan terjerumus dalam sebuah kebajikan.
Pemikiran Bacon digunakan oleh ilmu pengetahuan alam yang bersifat saintifik dan itu sangat berguna untuk memikirkan secara kritis dalam pengetahuan fenomena alam yang terjadi pada manusia.
0 Komentar
Tinggalkan Pesan