• Berita
  • Pandangan
  • Inspirasi
  • Kajian
  • Perkaderan
  • Sastra
  • Khutbah
  • Resensi
  • Kirim Tulisan
  • Berita
  • Pandangan
  • Inspirasi
  • Kajian
  • Perkaderan
  • Sastra
  • Khutbah
  • Resensi
  • Kirim Tulisan
  • Donasi? Klik disini

Dua Dekade MAARIF Institute

Maarif Institute Rabu, 1-3-2023 | - Dilihat: 11

banner

Oleh: Maarif Institute

MAARIF Instiitute pada 28/02/2023 genap menapaki dua dekade perjalanan sebagai sebuah lembaga yang sedari awal didirikan pada 2003 telah berkomitmen mengawal dan memperkuat kebhinekaan di tengah hantaman dan krisis yang ditandai dengan meningkatnya suhu sektarianisme, intoleransi, ekstremisme kekerasan dan konflik komunal.

Maarif Institute didirikan sebagai bentuk kesadaran akan pentingnya institusi kultural yang memperjuangkan dan mensosialisasikan watak dan ciri khas Islam Indonesia sebagai agama rahmatan li al-alamin, inklusif, dan toleran yang berpihak kepada keadilan.

Selain menggelar acara tasyakuran, lembaga yang berkomitmen mengawal visi perjuangan Buya Syafii ini ingin menegaskan bahwa selama dua puluh tahun, berbagai program dan kerja nyata telah dijalankan di tengah masyarakat dengan segmentasi pasar yang beragam, dari mulai aktivis, peneliti, akademisi, mahasiswa, pelajar, guru agama, LSM, tokoh masyarakat, dan tokoh agama.

Direktur Eksekutif, Abd. Rohim Ghazali, dalam sambutannya mengatakan bahwa perjalanan sepuluh tahun kedua, MAARIF Institute, selain melanjutkan program di tahun-tahun sebelumnya, juga telah merintis lahirnya program-program yang baru, di antaranya Sekolah Kebudayaan dan Kemanusiaan Ahmad Syafii Maarif (SKK-ASM) yang dimulai sejak 2018, dan kini sudah memasuki periode keempat. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan kaderisasi intelektual di lingkungan mahasiswa lintas jenjang (S1, S2 dan S3) di seluruh kampus di Indonesia.

“Selain SKK-ASM, kegiatan yang dirintis oleh MAARIF Institute pasca Buya Syafii wafat, pada Mei tahun 2022, adalah Syafii Maarif Memorial Lecture (SMML). Kegiatan ini dirancang sebagai acara tahunan dengan mengundang seorang intelektual publik atau akademisi sebagai narasumber tunggal untuk menyampaikan apa yang menjadi keresahan dan gagasan yang digeluti Buya Syafii sepanjang karir intelektualnya”, kata Rohim.

Rohim berharap, di usia ke-20 tahun ini, upaya-upaya yang telah dilakukan oleh MAARIF Institute, bukan saja dapat memperkuat bangunan kebangsaan kita di tengah ancaman intoleransi dan tindakan kekerasan yang semakin mengeras, tetapi juga radius program-program MAARIF bukan hanya berskala nasional, tetapi juga internasional. Minimal Kawasan Asia tenggara. Dalam acara tasyakuran ini, Rohim juga menyampaikan ucapan terimakasih setuus-tulusnya kepada berbagai pihak, atas dukungan dan komitmennya dalam mengawal perjalanan lembaga Maarif.

Dalam acara ini juga digelar testimoni perjalanan dua dekade MAARIF Institute, dari berbagai tokoh, misalnya, Prof. Haedar Nashir (Ketua Umum PP. Muhammadiyah), Garin Nugroho (Sutradara, Produser Film), Azhar Ibrahim (National University of Singapore), dan Elga Sarapung (Direktur Interfidei).

Dalam testimoninya, Prof. Haedar, menyampaikan harapan besar kepada MAARIF Institute yang kini berusia 20 tahun. Menurutnya, MAARIF Institute harus terus dikelola dengan menejemen yang bagus agar semakin punya peran dan publikasi yang kuat di tengah masyarakat luas.

“Ide-ide Buya Syafii dan MAARIF Institute yang sudah melembaga harus tetap menggelora dan terlibat aktif dalam usaha-usaha mewujudkan pikiran-pikiran besar Buya Syafii, yaitu merekatkan persatuan, mewujudkan keadilan sosial dan menjadikan Indonesia menjadi negara yang maju. Di samping itu, MAARIF Institute harus mengembangkan kolaborasi dengan berbagai pihak, misalnya dengan Muhammadiyah dan komponen bangsa yang lain, agar bisa berperan lebih”, jelas Haedar.

Di penghujung acara, Ketua Dewan Direktur Yayasan Ahmad Syafii Maarif, Fajar Riza Ul Haq, berharap agar moment dua dekade ini menjadi momen yang sangat penting agar MAARIF bisa bersinergi dengan berbagai pihak dan saling memperkuat serta punya tanggung jawab moral bersama untuk mewarisi dan melanjutkan pemikiran Buya Syafii Maarif.

“Buya Syafii yang selama hidupnya telah melewati proses evolusi intelektual yang panjang, adalah seorang cendekiawan Muslim kritis yang dimiliki bangsa ini, dan telah memberikan sumbangan pemikiran yang begitu besar dalam ilmu keislaman, kebangsaan, kemanusiaan, dan kebinekaan di Indonesia. Sebagai anak-anak ideologis Buya, kita punya tanggungjawab untuk melanjutkan ide-ide besarnya”, tegas Fajar.

Tags
0 Komentar

Tinggalkan Pesan

- Artikel Teropuler -

Nyala Muhammadiyah Hingga Akhir Hayat
Erik Tauvani Somae
Ahad, 29-5-2022
thumb
Saat Mata Buya Berkaca-kaca
Erik Tauvani Somae
Ahad, 19-12-2021
thumb
Kerja Sama Militer Indonesia dan Malaysia
Iqbal Suliansyah
Selasa, 27-12-2022
thumb
Percakapan Terakhir dengan Buya Syafii
Sidiq Wahyu Oktavianto
Sabtu, 28-5-2022
thumb
Buya Syafii, Kampung Halaman, dan Muhammadiyah
Erik Tauvani Somae
Senin, 16-5-2022
thumb
Kekerasan Seksual Menjadi Cambuk bagi Semua
Nizar Habibunnizar
Kamis, 6-1-2022
thumb
Pengalaman Seorang Anak Panah
Ahmad Syafii Maarif
Ahad, 21-11-2021
thumb
Cinta, Patah Hati, dan Jalaluddin Rumi
Muhammad Iqbal Kholidin
Ahad, 15-5-2022
thumb
Menjernihkan Kesalahpahaman Terhadap Buya Syafii Maarif
Robby Karman
Senin, 30-5-2022
thumb
Childfree dan Mengatur kelahiran dalam Islam
Nofra Khairon
Selasa, 18-1-2022
thumb
Kemenangan Muhammadiyah di Kandang Nahdlatul Ulama
Achmad Ainul Yaqin
Senin, 14-11-2022
thumb
BNPT dan Perang Melawan Terorisme
Iqbal Suliansyah
Selasa, 29-11-2022
thumb

Dua Dekade MAARIF Institute

Maarif Institute Rabu, 1-3-2023 | - Dilihat: 11

banner

Oleh: Maarif Institute

MAARIF Instiitute pada 28/02/2023 genap menapaki dua dekade perjalanan sebagai sebuah lembaga yang sedari awal didirikan pada 2003 telah berkomitmen mengawal dan memperkuat kebhinekaan di tengah hantaman dan krisis yang ditandai dengan meningkatnya suhu sektarianisme, intoleransi, ekstremisme kekerasan dan konflik komunal.

Maarif Institute didirikan sebagai bentuk kesadaran akan pentingnya institusi kultural yang memperjuangkan dan mensosialisasikan watak dan ciri khas Islam Indonesia sebagai agama rahmatan li al-alamin, inklusif, dan toleran yang berpihak kepada keadilan.

Selain menggelar acara tasyakuran, lembaga yang berkomitmen mengawal visi perjuangan Buya Syafii ini ingin menegaskan bahwa selama dua puluh tahun, berbagai program dan kerja nyata telah dijalankan di tengah masyarakat dengan segmentasi pasar yang beragam, dari mulai aktivis, peneliti, akademisi, mahasiswa, pelajar, guru agama, LSM, tokoh masyarakat, dan tokoh agama.

Direktur Eksekutif, Abd. Rohim Ghazali, dalam sambutannya mengatakan bahwa perjalanan sepuluh tahun kedua, MAARIF Institute, selain melanjutkan program di tahun-tahun sebelumnya, juga telah merintis lahirnya program-program yang baru, di antaranya Sekolah Kebudayaan dan Kemanusiaan Ahmad Syafii Maarif (SKK-ASM) yang dimulai sejak 2018, dan kini sudah memasuki periode keempat. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan kaderisasi intelektual di lingkungan mahasiswa lintas jenjang (S1, S2 dan S3) di seluruh kampus di Indonesia.

“Selain SKK-ASM, kegiatan yang dirintis oleh MAARIF Institute pasca Buya Syafii wafat, pada Mei tahun 2022, adalah Syafii Maarif Memorial Lecture (SMML). Kegiatan ini dirancang sebagai acara tahunan dengan mengundang seorang intelektual publik atau akademisi sebagai narasumber tunggal untuk menyampaikan apa yang menjadi keresahan dan gagasan yang digeluti Buya Syafii sepanjang karir intelektualnya”, kata Rohim.

Rohim berharap, di usia ke-20 tahun ini, upaya-upaya yang telah dilakukan oleh MAARIF Institute, bukan saja dapat memperkuat bangunan kebangsaan kita di tengah ancaman intoleransi dan tindakan kekerasan yang semakin mengeras, tetapi juga radius program-program MAARIF bukan hanya berskala nasional, tetapi juga internasional. Minimal Kawasan Asia tenggara. Dalam acara tasyakuran ini, Rohim juga menyampaikan ucapan terimakasih setuus-tulusnya kepada berbagai pihak, atas dukungan dan komitmennya dalam mengawal perjalanan lembaga Maarif.

Dalam acara ini juga digelar testimoni perjalanan dua dekade MAARIF Institute, dari berbagai tokoh, misalnya, Prof. Haedar Nashir (Ketua Umum PP. Muhammadiyah), Garin Nugroho (Sutradara, Produser Film), Azhar Ibrahim (National University of Singapore), dan Elga Sarapung (Direktur Interfidei).

Dalam testimoninya, Prof. Haedar, menyampaikan harapan besar kepada MAARIF Institute yang kini berusia 20 tahun. Menurutnya, MAARIF Institute harus terus dikelola dengan menejemen yang bagus agar semakin punya peran dan publikasi yang kuat di tengah masyarakat luas.

“Ide-ide Buya Syafii dan MAARIF Institute yang sudah melembaga harus tetap menggelora dan terlibat aktif dalam usaha-usaha mewujudkan pikiran-pikiran besar Buya Syafii, yaitu merekatkan persatuan, mewujudkan keadilan sosial dan menjadikan Indonesia menjadi negara yang maju. Di samping itu, MAARIF Institute harus mengembangkan kolaborasi dengan berbagai pihak, misalnya dengan Muhammadiyah dan komponen bangsa yang lain, agar bisa berperan lebih”, jelas Haedar.

Di penghujung acara, Ketua Dewan Direktur Yayasan Ahmad Syafii Maarif, Fajar Riza Ul Haq, berharap agar moment dua dekade ini menjadi momen yang sangat penting agar MAARIF bisa bersinergi dengan berbagai pihak dan saling memperkuat serta punya tanggung jawab moral bersama untuk mewarisi dan melanjutkan pemikiran Buya Syafii Maarif.

“Buya Syafii yang selama hidupnya telah melewati proses evolusi intelektual yang panjang, adalah seorang cendekiawan Muslim kritis yang dimiliki bangsa ini, dan telah memberikan sumbangan pemikiran yang begitu besar dalam ilmu keislaman, kebangsaan, kemanusiaan, dan kebinekaan di Indonesia. Sebagai anak-anak ideologis Buya, kita punya tanggungjawab untuk melanjutkan ide-ide besarnya”, tegas Fajar.

Tags
0 Komentar

Tinggalkan Pesan

Anakpanah.id adalah portal keislaman yang diresmikan di Yogyakarta pada 8 Agustus 2020 di bawah naungan Jaringan Anak Panah (JAP).
Ingin Donasi? Klik disini

Copyright © AnakPanah.ID All rights reserved.
Develop by KlonTech