Debt Collector yang Ingin Menjadi Seorang Penyanyi
Fadhil Raihan Hakim Kamis, 19-9-2024 | - Dilihat: 12
Oleh: Fadhil Raihan Hakim
Berangkat dari keresahan Arie Kriting bahwa orang timur identikan dengan kekerasan dan film-film sedih, film Kaka Boss ini menyajikan genre yang lebih family friendly dengan balutan comedy. Bercerita tentang seorang debt collector yang ingin menjadi penyanyi untuk bisa dibanggakan oleh anak perempuannya.
Premis ini cukup menggelitik kita dengan mengetahui background character dan ceritanya merupakan orang timur. Dari premis ini saja kita sebagai audience sudah cukup memiliki ekspektasi comedy untuk film ini. Mungkin sedikit mengharapkan element family nya sebagai outline besar dari film ini.
Film ini sangat mensentralkan sosok Kaka Boss di mana ia orang timur, pemilik bisnis keamanan yang legal, pandai berkelahi untuk melindungi anak buahnya jika ada yang mengganggu, sekaligus menjadi sosok ayah yang baik untuk keluarganya di rumah, tipikal suami suami takut istri yang sangat lemah lembut untuk keluarganya terutama untuk anak perempuannya.
Kita bisa melihat ketebalan karakter Kaka Boss sejak awal hingga akhir. Konsistensi dan disiplinnya dalam melindungi keluarganya baik dalam kerjaan atau pun rumah tangga. Kita disajikan dari awal Kaka Boss yang melindungi kelompok Bboy di suatu club karena mengalami kecurangan. Setelah itu diperlihatkan berulang kali bahwa Kaka Boss tidak pernah absen untuk mengantarkan anak perempuan nya berangkat sekolah kendati dia begadang dan sedang lelah.
Serangkaian activity dan sikap ini memberikan statement bahwa Kaka Boss adalah sosok yang family friendly. Sejak Babak 1 karakter ini sudah berhasil terpatri di mata dan benak penonton sosok Kaka Boss seperti apa Direct Characterization nya cukup berhasil di sini dan menjadi modal awal yang bagus.
Pada babak ini ketika kita sudah terlihat plot nya akan seperti apa, sayangnya film ini mulai hilang arah aku pribadi menemukan ada nya pecah konsentrasi di film ini; yang pertama, Kaka Boss dengan ambisinya sebagai penyanyi; dan yang kedua, Kaka Boss dengan ambisinya untuk bisa di banggakan oleh Angel anak perempuan.
Dua hal ini saling berkaitan satu sama lain, tapi film ini harus memilih satu objektif utama mereka yang akan di jadikan visi utama dari film ini. dan menurut penilaianku soal film ini tujuan akhirnya adalah membuat angel bangga akan ayahnya, bukan sebagai penyanyi ya sebagai seorang sosok ayah.
Landasan itu yang akan ngedriving film ini, treatment akan berubah dan berujung kepada lahirnya intimacy antar dua karakter ini. kritik terhadap film ini cerita Kaka Boss terlalu fokus pada Kaka Boss dengan sang produser untuk bisa berhasil membuat lagu padahal itu bukan tujuan utamanya.
Maka dari itu di babak kedua ini tabungan emosi kita untuk akhir terasa kurang karena tidak ada cicilan emosi untuk mendapatkan intimacy di akhir. berkaca pada salah satu film family favoritku Instant Family (2018) dari awal mereka tidak mencoba untuk fokus ke pengadilan untuk mengadopsi anak, tapi berfokus pada relationship love and hate dari orang tua dan anak sehingga intimacy berhasil di dapatkan di akhir ketika case itu selesai kita merasakan lonjakan emosi yang luar biasa.
Akan tetapi resolusi yang di tawarkan di akhir menurutku cukup menutup kekurangan ini karena di bayarkan dengan sangat realis dan relate dengan kehidupan kita. Yang kita tahu orang timur tidak hanya pandai dalam menyanyi tapi juga pandai dalam musik hiphop dan rap.
Di sinilah checkov gun dari film inipun aktif, korelasi Bboy di opening scene menjadi hal yang tidak sia sia begitu saja dan sangat efektif dalam cerita walaupun porsinya sedikit. Decision ini bagiku sangat bijak untuk menutupi kekurangan ini, sehingga di akhir film kita masih dapat merasakan rasa haru karena tidak terkesan plot hole dengan denouenment nya.
Secara keseluruhan IP Original semacam ini harus banget kita support karena merupakah ide cerita yang segar dan mengglitik sangat cocok juga untuk penonton indonesia yang suka dengan genre family comedy
- Artikel Terpuler -
Debt Collector yang Ingin Menjadi Seorang Penyanyi
Fadhil Raihan Hakim Kamis, 19-9-2024 | - Dilihat: 12
Oleh: Fadhil Raihan Hakim
Berangkat dari keresahan Arie Kriting bahwa orang timur identikan dengan kekerasan dan film-film sedih, film Kaka Boss ini menyajikan genre yang lebih family friendly dengan balutan comedy. Bercerita tentang seorang debt collector yang ingin menjadi penyanyi untuk bisa dibanggakan oleh anak perempuannya.
Premis ini cukup menggelitik kita dengan mengetahui background character dan ceritanya merupakan orang timur. Dari premis ini saja kita sebagai audience sudah cukup memiliki ekspektasi comedy untuk film ini. Mungkin sedikit mengharapkan element family nya sebagai outline besar dari film ini.
Film ini sangat mensentralkan sosok Kaka Boss di mana ia orang timur, pemilik bisnis keamanan yang legal, pandai berkelahi untuk melindungi anak buahnya jika ada yang mengganggu, sekaligus menjadi sosok ayah yang baik untuk keluarganya di rumah, tipikal suami suami takut istri yang sangat lemah lembut untuk keluarganya terutama untuk anak perempuannya.
Kita bisa melihat ketebalan karakter Kaka Boss sejak awal hingga akhir. Konsistensi dan disiplinnya dalam melindungi keluarganya baik dalam kerjaan atau pun rumah tangga. Kita disajikan dari awal Kaka Boss yang melindungi kelompok Bboy di suatu club karena mengalami kecurangan. Setelah itu diperlihatkan berulang kali bahwa Kaka Boss tidak pernah absen untuk mengantarkan anak perempuan nya berangkat sekolah kendati dia begadang dan sedang lelah.
Serangkaian activity dan sikap ini memberikan statement bahwa Kaka Boss adalah sosok yang family friendly. Sejak Babak 1 karakter ini sudah berhasil terpatri di mata dan benak penonton sosok Kaka Boss seperti apa Direct Characterization nya cukup berhasil di sini dan menjadi modal awal yang bagus.
Pada babak ini ketika kita sudah terlihat plot nya akan seperti apa, sayangnya film ini mulai hilang arah aku pribadi menemukan ada nya pecah konsentrasi di film ini; yang pertama, Kaka Boss dengan ambisinya sebagai penyanyi; dan yang kedua, Kaka Boss dengan ambisinya untuk bisa di banggakan oleh Angel anak perempuan.
Dua hal ini saling berkaitan satu sama lain, tapi film ini harus memilih satu objektif utama mereka yang akan di jadikan visi utama dari film ini. dan menurut penilaianku soal film ini tujuan akhirnya adalah membuat angel bangga akan ayahnya, bukan sebagai penyanyi ya sebagai seorang sosok ayah.
Landasan itu yang akan ngedriving film ini, treatment akan berubah dan berujung kepada lahirnya intimacy antar dua karakter ini. kritik terhadap film ini cerita Kaka Boss terlalu fokus pada Kaka Boss dengan sang produser untuk bisa berhasil membuat lagu padahal itu bukan tujuan utamanya.
Maka dari itu di babak kedua ini tabungan emosi kita untuk akhir terasa kurang karena tidak ada cicilan emosi untuk mendapatkan intimacy di akhir. berkaca pada salah satu film family favoritku Instant Family (2018) dari awal mereka tidak mencoba untuk fokus ke pengadilan untuk mengadopsi anak, tapi berfokus pada relationship love and hate dari orang tua dan anak sehingga intimacy berhasil di dapatkan di akhir ketika case itu selesai kita merasakan lonjakan emosi yang luar biasa.
Akan tetapi resolusi yang di tawarkan di akhir menurutku cukup menutup kekurangan ini karena di bayarkan dengan sangat realis dan relate dengan kehidupan kita. Yang kita tahu orang timur tidak hanya pandai dalam menyanyi tapi juga pandai dalam musik hiphop dan rap.
Di sinilah checkov gun dari film inipun aktif, korelasi Bboy di opening scene menjadi hal yang tidak sia sia begitu saja dan sangat efektif dalam cerita walaupun porsinya sedikit. Decision ini bagiku sangat bijak untuk menutupi kekurangan ini, sehingga di akhir film kita masih dapat merasakan rasa haru karena tidak terkesan plot hole dengan denouenment nya.
Secara keseluruhan IP Original semacam ini harus banget kita support karena merupakah ide cerita yang segar dan mengglitik sangat cocok juga untuk penonton indonesia yang suka dengan genre family comedy
0 Komentar
Tinggalkan Pesan