Kereta Malam dan Sebuah Buku
Jumaldi Alfi Jum'at, 26-8-2022 | - Dilihat: 49

Oleh: Jumaldi Alfi
Buku tipis ini adalah kumpulan tulisan dari Erik Tauvani, seorang kader muda Muhammadiyah nan penuh dedikasi. Buku setebal 150an halaman ini berisi kisah sehari-hari Erik ketika nembersamai Buya Syafii Maarif dalam rentang 10 tahun.
Rencana awalnya, buku ini akan dibagikan secara cuma-cuma kepada para peserta milad ke-2 Anak Panah pada 8 Agustus 2022. Anak Panah adalah sekumpulan anak muda yang bergiat dalam dunia literasi, Islam Berkemajuan dan Berbudaya. Rerata mereka lulusan atau alumni dari Mu'allimin dan Mu'allimaat Yogyakarta.
Sayang, acara milad yang telah disusun dan dipersiapkan jauh-jauh hari itu terpaksa dibatalkan karena desakan beberapa oknum garis keras yang tidak setuju acara ini digelar apabila salah satu dari empat pembicara yang diundang, yang mereka sangkakan sebagai penggiat dakwah bukan aliran Sunni, tetap dihadirkan. Padahal acara ini hanyalah acara milad dan mengenang Buya Syafii Maarif, bukan acara dakwah atau pengajian. Tapi apa mau dikata, dari pada ramai dan banyak mudharat maka terpaksa dibatalkan.
Saya sengaja membawa buku ini sebagai pengisi waktu untuk dibaca di kereta api. Malam ini, 25 Agustus 2022, saya menuju Jakarta untuk menghadiri sebuah acara. Begitu kereta melaju, saya mulai mengeluarkan buku ini dan membacanya. Namun, baru membaca beberapa halaman dari tulisan Erik, dada mulai terasa sesak, mata saya mulai sembab.
Tiba-tiba ada kerinduan yang menyentak dada, terkenang akan Buya. Serasa beliau masih ada. Melihat beberapa tampilan foto Buya Syafii di buku Erik ini, membangkitkan kembali segala kenangan dan perjumpaan dengan Buya. Ya Allah, Al Fatihah untuk Buya.
- Artikel Terpuler -
Kereta Malam dan Sebuah Buku
Jumaldi Alfi Jum'at, 26-8-2022 | - Dilihat: 49

Oleh: Jumaldi Alfi
Buku tipis ini adalah kumpulan tulisan dari Erik Tauvani, seorang kader muda Muhammadiyah nan penuh dedikasi. Buku setebal 150an halaman ini berisi kisah sehari-hari Erik ketika nembersamai Buya Syafii Maarif dalam rentang 10 tahun.
Rencana awalnya, buku ini akan dibagikan secara cuma-cuma kepada para peserta milad ke-2 Anak Panah pada 8 Agustus 2022. Anak Panah adalah sekumpulan anak muda yang bergiat dalam dunia literasi, Islam Berkemajuan dan Berbudaya. Rerata mereka lulusan atau alumni dari Mu'allimin dan Mu'allimaat Yogyakarta.
Sayang, acara milad yang telah disusun dan dipersiapkan jauh-jauh hari itu terpaksa dibatalkan karena desakan beberapa oknum garis keras yang tidak setuju acara ini digelar apabila salah satu dari empat pembicara yang diundang, yang mereka sangkakan sebagai penggiat dakwah bukan aliran Sunni, tetap dihadirkan. Padahal acara ini hanyalah acara milad dan mengenang Buya Syafii Maarif, bukan acara dakwah atau pengajian. Tapi apa mau dikata, dari pada ramai dan banyak mudharat maka terpaksa dibatalkan.
Saya sengaja membawa buku ini sebagai pengisi waktu untuk dibaca di kereta api. Malam ini, 25 Agustus 2022, saya menuju Jakarta untuk menghadiri sebuah acara. Begitu kereta melaju, saya mulai mengeluarkan buku ini dan membacanya. Namun, baru membaca beberapa halaman dari tulisan Erik, dada mulai terasa sesak, mata saya mulai sembab.
Tiba-tiba ada kerinduan yang menyentak dada, terkenang akan Buya. Serasa beliau masih ada. Melihat beberapa tampilan foto Buya Syafii di buku Erik ini, membangkitkan kembali segala kenangan dan perjumpaan dengan Buya. Ya Allah, Al Fatihah untuk Buya.
0 Komentar
Tinggalkan Pesan