Loading Now

Abdul Mu’ti dan Harapan Pendidikan Indonesia

Abdul Mu’ti dan Harapan Pendidikan Indonesia - AnakPanah.id

Pesta demokrasi bangsa Indonesia masih belum usai, masih ada kelanjutan dari pesta pemilu sampai pada penetapan presiden dan wakil presiden. Hal ini patut disyukuri oleh segenap bangsa karena Indonesai telah sampai pada tongkat estafet kepemimpinan baru.

Bersyukur karena pesta demokrasi berjalan dengan relatif aman dan damai meskipun diwarnai beberapa kontroversi yang membuat pesta semakin memanas. Tapi itulah bagian dari demokrasi yang patut kita syukuri. Penetapan Prabowo dan Gibran sebagai presiden dan wakil presiden sudah diketok palu oleh hakim, tanda semua elemen bangsa harus menerima dengan gembira apa yang telah menjadi pilihan bangsa.

Sudah saatnya menanggalkan pakaian dan atribut kampanye, baik yang melekat di badan maupun atribut yang melekat di hati dan pikiran. Hilangkan sekat yang merusak sendi kebangsaan hanya karena tidak sesuai pilihan. Luaskan hati, bersatu demi kemajuan bangsa akan lebih baik daripada menyalahkan hingga tak berujung.

Rangkaian dari penetapan Prabowo selaku presiden bergerak cepat menyusun formasi kabinet yang akan membantunya satu periode kedepan. Nama-nama muncul mulai dari muka lama sampai pada muka baru yang baru muncul di kancah nasional.

Ada nama yang sudah terprediksi sebelumnya oleh banyak pengamat, ada pula nama yang tidak masuk dalam pusaran namun muncul sebagai pilihan. Komposisi yang cukup berimbang, mulai dari politisi sampai pada aktivis, atlet, akademisi dan teknokrat yang ahli dalam dibidangnya.

Salah satu kementerian yang tidak pernah lepas dari atensi publik adalah kementerian yang menangani pendidikan. Sorot mata publik tak pernah sekalipun mengenyampingkan siapa sosok yang akan memimpin kementerian ini. Pendidikan dinilai menjadi tonggak dasar dalam membangun sumber daya manusia yang akan mewujudkan program strategis nasional kedepannya.

Di samping itu, banyaknya kontroversi pada kepemimpinan sebelumnya menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat. Tak banyak pakar yang menilai kontra pada kepemimpinan sebelumnya. Sehingga pergantian tonggak kepemimpinan dirasa cukup menjadi alasan untuk memperbaiki sistem pendidikan Indonesia.

Kementerian Pendidikan pda periode ini dipisah menjadi tiga nomenklatur berbeda yaitu Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi serta Kementerian Kebudayaan. Secara spesifik yaitu Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah akan dipimpin oleh Abdul Mu’ti sebagai suksesor kepemimpinan sebelumnya.

Presiden Prabowo menunjuk secara khusus Abdul Mu’ti karena latar belakang yang panjang dalam dunia pendidikan. Pemilihan Abdul Mu’ti bukan karena politisi yang dipilih karena ‘jatah’ parpol pendukung melainkan seorang teknokrat, akademisi yang telah makan asam garam dunia pendidikan.

Dalam kacamata publik, penunjukan Abdul Mu’ti dinilai sebagai langkah yang strategis mengingat latar belakang beliau di bidang pendidikan. Langkah Pendidikan Tinggi beliau dimulai dari pendidikan Strata 1 di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Master di School of Education Flinders University, Adelaide, Australia dan pendidikan doktoral di UIN Syarif Hidayatullah serta meraih gelar Guru Besar bidang Pendidikan Agama Islam di UIN Syarif Hidayatullah. Atas background beliau, masyarakat menanti gebrakan baik di sistem pendidikan nasional.

Abdul Mu’ti yang kini masih aktif menjadi Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah adalah sosok yang tidak asing di kancah pendidikan nasional. Sebelumnya, Abdul Mu’ti pernah menjabat ketua Badan Akreditasi Nasional tahun 2011-2017 dan Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan 2019-2023 yang pada saat itu menjadi salah satu polemik yang memicu kontroversi karena pembubaran BSNP oleh Mendikbud sebelumnya.

Sosok cendekia yang juga merupakan Kyai Muhammadiyah ini juga mempunyai kiprah yang mentereng di dunia internasional. Abdul Mu’ti pernah menjadi bagian dari anggota Dewan Indonesia dan Amerika pada Agama dan Pluralisme, dan masyarakat eksekutif Konferensi Asia Agama untuk Perdamaian.

Sebagai aktivis Muhammadiyah yang tergolong moderat dan toleran ia merupakan seorang wakil sekretaris Agama Kontra Terorisme dan sekretaris Dewan Nasional Intelektual Muslim Indonesia. Organisasi dan perannya dalam kancah internasional tidak bisa dipandang sebelah mata.

Selain latar belakang pendidikan dan organisasi internasional yang mentereng, alasan penunjukan Abdul Mu’ti adalah karena organisasi Muhammadiyah yang beliau ikuti sejak 1994 sampai sekarang menjadi Sekretaris Umum. Tak perlu diragukan lagi kiprah Muhammadiyah dalam memajukan pendidikan di Indonesia.

Secara kuantitas, Muhammadiyah memiliki ribuan sekolah mulai dari pra sekolah, SD, SMP/SLTP, SMA/SLTA sampai perguruan tinggi. Secara kualitas, perguruan tinggi Muhammadiyah banyak masuk dalam jajaran universitas top yang disandingkan dengan UGM, UI atau ITB.

Meskipun secara pemerataan kualitas masih belum merata, namun nama kampus Muhammadiyah masih menjadi favorit dan layak menjadi pertimbangan bagi calon mahasiswa baru. Dalam menjangkau masyarakat terpencil, terluar dan terdalam, sekolah Muhammadiyah masih menjadi harapan bagi mereka untuk mengeyam bangku pendidikan. Beberapa sekolah Muhammadiyah bahkan menerapkan pembayaran SPP menggunakan hasil bumi, sebagai bentuk semangat Muhammadiyah dalam pemerataan pendidikan.

Prinsip inklusifitas menjadi penilaian masyarakat dalam peranan Muhammadiyah di bidang pendidikan. Meskipun setiap lembaga pendidikan Muhammadiyah menggunakan nama lembaga sebagai nama sekolah, bukan berarti diperuntukkan untuk kalangan Muhammadiyah saja.

Justru banyak ditemui siswa yang bersekolah di Muhammadiyah, baru mengenal Muhammadiyah setelah masuk sekolah. Bahkan sekolah Muhammadiyah tidak hanya diperuntukkan untuk yang beragama Islam saja, banyak siswa atau mahasiswa non Islam yang memilih Muhammadiyah sebagai pilihan untuk menuntut ilmu.

Itulah Muhammadiyah dengan tujuan mulianya, mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai amanah undang-undang. Tanpa memandang latar belakang agama, suku, dan golongan. Semua berhak mengenyam pendidikan yang layak.

Abdul Mu’ti dalam serah terima jabatan kementerian menyampaikan bahwa Kemendikdasmen ini adalah kementerian yang strategis karena pondasi dasar untuk membangun kualitas sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing.

Terkait dengan program, Abdul Mu’ti menyampaikan dengan kaidah ushul fikih al muhafadzah alal qadimi shalih wal akhdzu bil jadidil ashlah yang terjemahan Indonesianya: memelihara dan melestarikan nilai-nilai lama yang masih relevan dan mengambil nilai-nilai baru yang lebih relevan lagi.

Dalam wawancara dengan wartawan, Abdul Mu’ti dicecar dengan berbagai macam pertanyaan seputar problematika pendidikan di Indonesia, Abdul Mu’ti menjawab dengan normatif bahwa semua kebijakan kementerian sebelumnya akan dikaji ulang terlebih dahulu sebelum diputuskan kelanjutannya.

Terlebih, Abdul Mu’ti tidak ingin terkesan terburu-buru dalam mengambil kebijakan. Akan berkomunikasi dengan kementerian terkait, pemerintah daerah dan pelaku pendidikan tingkat bawah untuk mencari solusi bersama.

Permasalahan pendidikan dari dulu memang tidak berubah, cenderung itu-itu saja, hanya tantangan tiap generasi yang semakin berat ditambah tuntutan masyarakat akan pendidikan yang baik terus digemakan. Masyakarat Indonesia kini menantikan kiprah baik beliau dalam mengurusi pendidikan yang sampai saat ini masih belum dikatakan baik.

Banyak PR yang harus dibereskan Abdul Mu’ti dalam campur baur permasalahan yang ada, mulai dari Kurikulum Merdeka, sistem zonasi, wacana kembali Ujian Nasional, pengangkatan PPPK yang merata, gaji guru, pemerataan pendidikan dan masih banyak lagi jika disebutkan.

Penunjukan Abdul Mu’ti menjadikan nada optimis yang disuarakan masyarakat dan pelaku pendidikan kembali bergaung. Irama semangat pembaharuan pendidikan harus dijaga dengan semangat optimisme bersama.

Semua menanti hal baik dari dunia pendidikan yang dipimpin Abdul Mu’ti, berharap Indonesia bisa mencetak kader-kader bangsa yang berdaya saing global lewat sistem dari dalam, bukan lagi mengandalkan pendidikan dari luar.

Pesan terbaik dari semua elemen bangsa, semoga pendidikan Indonesia kembali menjadi kawah candradimuka untuk menempa keilmuan dan budi perkeri luhur sehingga tercipta sumber daya manusia yang siap menyambut Indonesia Emas.

___

Muhammad Adib Syihabudin, pengajar SMP Muhammadiyah 1 Godean

Bagikan artikel ini :

Post Comment