Loading Now

Islam tentang Bencana Alam dan Pencegahannya

Islam tentang Bencana Alam dan Pencegahannya - AnakPanah.id

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang potensial akan terjadinya bencana alam. Setidaknya ada dua macam tipologi penyebab terjadinya bencana alam, yaitu faktor alam dan faktor non-alam. Faktor alam yang menyebabkan Indonesia sering dilanda bencana alam adalah karena letak Indonesia yang berada di dalam ring of fire (jalur cincin api pasifik). Penyebabnya adalah banyaknya jumlah gunung berapi aktif di seantero Nusantara.

Indonesia sendiri menjadi salah satu negara dengan gunung berapi terbanyak didunia. Hal ini dikarenakan terdapat 129 Gunung api aktif dan 500 gunung api yang tidak aktif di Indonesia. Sedangkan menurut Mahpud Sujai, Indonesia merupakan negara dengan jumlah gunung berapi terbanyak di dunia yangmana berjumlah 400 Gunung berapi.

Contoh dari faktor non-alam pada sebuah bencana seperti illegal logging atau pengekspoitasian alam yang berlebihan dengan membabat hutan tanpa adanya izin resmi dari pihak pemerintah, melakukan penambangan emas, minyak, sumber daya lainnya secara besar besaran, membuang sampah sembarangan, dan lain sebagainya. Walhasil, Ancama bencana alam tidak pernah luput dari masyarakat Indonesia setiap tahunnya, bahkan tiap bulannya.

Indonesia dan tragedi bencana alam dari tahun ke tahun beserta dampaknya

Statistik kejadian bencana alam di Indonesia meningkat drastis dari tahun 2019 ke 2020. Pada tahun 2019, terjadi sekitar 3814 bencana alam. Kasus tersebut berupa puting beliung, kebakaran hutan, tanah longsor, banjir, kekeringan, gempa bumi, gelombang pasang dan abrasi, serta erupsi gunung.

Sedangkan tahun 2020 terjadi sebanyak 4650 kasus, dengan tambahan Covid 19 sebagai kasus bencana non-alam. Ihwal tersebut sangat berpengaruh terhadap jalannya kestabilan kehidupan sosial masyarakat. Melonjaknya harga pangan menjadi perkara yang acapkali terjadi, selain itu tidak sedikit dari kalangan masyarakat yang kerap kehilangan pekerjaannya pasca terjadinya bencana alam, maupun non-alam. Hal ini tentu saja menjadi sebuah problem di sektor ekonomi.

Di faktor Kesehatan juga tak jarang timbul problem anyar pasca bencana. Beberapa penyakit yang timbul seperti penyakit kulit (gatal gatal), diare, influenza yang biasa timbul pasca banjir, gangguan pernafasan dan pengelihatan pasca erupsi gunung, dan lain sebagainya. Sedangkan dari sektor psikis dan mental, hampir setiap personal mengalami gangguan mental, seperti tekanan jiwa dan trauma berkepanjangan.

Pemerintah telah mengusahakan berbagai tindakan preventif terhadap kejadian pasca bencana alam, baik di sektor ekonomi, kesehatan, psikis ataupun sektor lainnya. bentuk tindakan preventif yang dilakukan pemerintah pun bermacam macam. Seperti pengadaan lokasi pengungsian, pengobatan gratis, pembagian sembako dan kebutuhan lainnya, dan lain lain.

Kendati demikian, hasil dari upaya yang dilakukan pemerintah, dirasa masih belum maksimal. Hal ini bisa dilihat dari berbagai macam bentuk bantuan yang tidak didapatkan oleh korban bencana secara merata. Pada akhirnya, Tindakan yang dilakukan adalah dengan mendatangkan produk luar negeri (vaksin, bahan pangan,dll) karena produk lokal dianggap tidak memenuhi kriteria standar dan tidak lagi dapat mencukupi kebutuhan korban bencana. Akibatnya, SDA dan SDM lokal tidak termaksimalkan, hal yang diklaim dapat menyelesaikan masalah, malah dapat menimbulkan masalah baru yang lebih serius

Islam sebagai solusi

Islam sebagai agama yang rohmatan lil alamin selalu punya solusi dalam ihwal apapun yang dialami umat muslim, tak terkecuali problematika bencana alam. Al-Qur’an dan As- Sunnah adalah jawabannya. Apabila semua perkara ditanggapi dengan merujuk kepada Al-Qur’an dan As- Sunnah, maka bisa dipastikan Tindakan yang dilakukan akan berhasil. Pun semisalnya tidak, sekurang kurangnya cara yang dilakukan akan menemukan titik terang.

Sayangnya, hari ini tidak sedikit dari para relawan yang mengambil kesempatan dalam kesempitan. Beraji mumpung adanya kasus bencana alam, oknum oknum tercela tersebut melakukan tindakan yang seakan akan berlandaskan Al-Qur’an dan As- Sunnah, padahal sejatinya tindakan mereka adalah mengedepankan kebutuhan pribadi atau sebatas kelompok kecil, hawa nafsu, egosentris, ataupun politik yang berkedok menolong umat manusia.

Apabila benar- benar melaksanakan pedoman Islam dengan baik, maka tidak mungkin ada pihak yang dirugikan. Hal ini menjadikan apa yang dilakukan seorang muslim (khususnya) dalam menghadapi bencana perlu didasari Ikhlas dan lillah. Setidaknya terdapat tiga dalil yang perlu digaris bawahi dan selalu menjadikan perhatian, yaitu;

Pertama, QS. Muhammad [47] Ayat 7. Dalil tersebut menyebutkan bahwa barangsiapa yang menolong Allah, maka Allah akan menolongnya dan meneguhkan kedudukannya. Kedua, HR. Ibnu Majah yang berbunyi “Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka dia akan menimpakan ujian untuk mereka.” Ketiga, QS. Ar- ra’d [13] Ayat 11. Yaitu dalil yang menyebutkan bahwa Allah tidak akan mengubah suatu kaum apabila tidak mengubahnya.

Sebetulnya masih terdapat dalil- dalil lainnya yang bisa dijadikan landasan dalam melakukan upaya sebagai tindakan preventif terhadap bencana. Namun tiga dalil itu apabila dimaksimalkan dengan baik maka akan mengejawantahkan bencana yang diberikan Allah dari musibah, menjadi berkah yang menghasilkan pahala yang berlimpah. Apabila seseorang bertakwa kepada Allah, maka Allah akan memberikan jalan keluar dan memberikan rezeki dari sudut yang tidak disangka-sangka.

Bagikan artikel ini :

Post Comment