Loading Now

Harald Motzki: Orientalis Penentang Teori Orientalis

Harald Motzki: Orientalis Penentang Teori Orientalis - AnakPanah.id

Studi Hadis dalam Islam merupakan suatu hal menarik untuk terus dikaji. Berbeda dengan al-Qur’an yang bersifat qath’i ats-subut, Hadis memiliki periwayat, musnad, rantai sanad, perbedaan matan, dan proses pembukuan yang relatif jauh dari masa hidup Rasulullah. Faktor- faktor diatas kemudian membuka lebar kemungkinan terjadinya pemalsuan dalam proses pembukuannya.

Hal tersebutlah yang membuat para sarjanawan baik muslim maupun barat banyak meneliti tentang autentisitas hadis sebagai sumber ajaran umat Islam. Sebagian besar tokoh Muslim berkesimpulan bahwa hadis adalah autentik. Hal ini boleh jadi karena dalam diri mereka sudah terpatri kebenaran Islam dan Doktrin hadis sebagai sumber ajaran yang perlu dipercaya.

Berbeda dengan para sarjana barat, mereka memposisikan hadis sebagai sumber data dan objek penelitian, sehingga tidak sedikit dari diantara mereka yang meragukan autentisitas hadis. Kendati demikian, ada juga sarjana barat yang mengkritik para sarjana barat lainnya, salah satunya Harald Motzki. Ia merupakan cendekiawan, peneliti, dan Guru besar Metodologi Studi Islam dari Barat.

Motzki melakukan penelitian terhadap kitab hadis Mushannaf Abdur Razaq karya Abdurrazzaq As-Shan’ani yang merupakan dokumen hadis tertua. Hasil penelitiannya meruntuhkan produk penelitian para orientalis lainnya yang beranggapan bahwa hadis adalah konstruksi ulama abad ketiga.(Hadi Wiryawan 2020) Adapun teori yang digunakannya dalam penelitian tersebut adalah Isnad cum matan.

Teori dating dan Isnad cum matan

Teori dating dan Isnad cum matan merupakan sebuah terobosan baru dalam menguji autentisitas hadis yang ditawarkan Motzki. Sebenarnya teori ini telah dimulai oleh Hendrik Kramers pada tahun 1953 dan Joseph van Ess dalam bukunya Zweischen Hadits and Theologie pada tahun 1975. Namun karena Motzki diklaim memiliki keseriusan dalam mengkaji hadis, maka teori ini lebih dikenal dengan teori Motzki. (Wazna 2018) baca juga (Ahmad Masyhur 2022)

Dalam proses dating, Motzki membagi metode penanggalan hadis menjadi empat kategori, 1). Teori dating berdasarkan analisis matan oleh Ignaz Goldziher dan Marston Speight. 2). Teori dating berdasarkan analisis isnad yang secara khusus dikembangkan oleh Joseph Schacht dan G.H.A. Juynboll. 3). Teori dating berdasarkan kitab-kitab koleksi hadis dipraktekkan oleh Schacht dan Juynboll. 4). Teori dating berdasarkan analisis isnad dan matan yang ditawarkan Harald Motzki dan G. Schoeler.(Sumbulah, Zarwaki, dan Huda 2022)

Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menganalisis sumber berdasarkan isnad cum matan menurut Motzki adalah sebagai berikut; pertama, menghimpun semua varian hadis beserta isnadnya. Kedua, menyusun bundel isnad yang terdiri dari semua varian isnad untuk mendeteksi parcial common link (pcl) dan common link (cl) pada jalur periwayatan yang berbeda-beda. Ketiga, Menganalisis matan untuk mengetahui apakah common link dapat dianggap benar-benar sebagai kolektor atau penyebar professional.

Keempat, membandingkan kelompok varian sanad dan kelompok varian matan untuk mengetahui apakah ada korelasi atau tidak. Kelima, jika ada korelasi, maka konklusi yang dapat ditarik adalah mengenai matan asli yang diriwayatkan oleh common link dan siapa yang bertanggungjawab mengubah matan dilihat dalam perjalanan periwayatan setelah common link.(Mufid 2017) Teori mengenai Isnad cum matan ini kemudian dikembangkan menjadi Isnad cum matan analysis.

Seklias tentang Isnad cum matan analysis

Kemunculan Isnad cum matan analysis dilatar belakangi anggapan Motzki bahwa studi isnad dan matan tidak akan cukup jika ingin mencapai tujuan yang komprehensif dalam mengkaji autentisitas hadis. Adapun yang menjadi dasar pemikiran Isnad cum matan analysis adalah khabar yang memiliki banyak varian isnad dan matan.

Dasar pemikiran tersebut menunjukkan bahwa teori ini tidak digunakan dalam analisis matan dengan al-Qur’an, hadis sahih, ataupun fakta Sejarah, melainkan untuk menganalisis kualitas Riwayat teks seorang perawi atau mengetahui perbedaan Riwayat lain secara tekstual.(Haitomi dan Syachrofi 2020)

Untuk mencapai hasil Isnad cum matan analysis, perlu dilakukan beberapa tahapan; yaitu, pertama, Menghimpun sebanyak-banyaknya varian yang dilengkapi dengan sanad. Kedua, Menghimpun semua jalur sanad untuk mendeteksi common link di berbagai generasi periwayat. Ketiga, Teks-teks dari berbagai varian tersebut dibandingkan untuk menemukan hubungan dan perbedaan, baik dalam susunan lafadz maupun strukturnya

Keempat, Membandingkan hasil analisis sanad dan matan yang dengan itu dapat disimpulkan kapan dan dimana hadis yang dibicarakan itu disebarkan dan juga siapa yang bertanggung jawab atas perubahan tersebut. Jika terdapat perbedaan dalam hasil analisis sanad dan matan, dalam arti jika sanad hadis menunjukkan adanya hubungan antara berbagai varian namun masing-masing matan (teks) dari hadis itu tidak menunjukkan hal yang sama, maka dapat disimpulkan bahwa baik sanad maupun matan hadis tersebut cacat, baik karena kecerobohan para periwayat atau karena perubahan-perubahan yang disengaja.

Kritik Motzki terhadap para pendahulunya

Motzki dikenal sebagai tokoh orientalis yang banyak mengkritik teori pendahulunya, beberapa diantara teori yang dikritik adalah; pertama, argumen e silensio, yaitu anggapan Joseph Schacht bahwa hadis sebagai dalil fikih dianggap tidak ada karena memiliki sanad Tunggal. Dalam kasus ini Motzki beranggapan bahwa ulama pada awal masa Islam tidak wajib mengutip semua rincian hadis meskipun mereka mengetahuinya.

Kedua, common link. Motzki beranggapan bahwa tokoh common link dalam rantai sanad adalah Rasulullah. Definisi common link menurutnya adalah pengumpul sistematis pertama pencatat hadis pada abad pertama. Hal ini dikarenakan Motzki berpendapat bahwa pada abad kedua dan ketiga, penyusunan hadis tidak hanya didasari dari teks- teks terdahulu, melainkan dari hafalan juga.

Ketiga, Projecting back, Motzki melakukan kritik terhadap teori ini melalui pendekatan Sejarah. Hasil penelitian yang dilakukan Motzki menunjukkan fakta bahwa ahli fikih Hijaz telah mempelajari hadis sejak abad pertama.(Sumbulah, Zarwaki, dan Huda 2022) Adapun pemaparan data dan produk penelitannya dapat dilihat dalam karyanya The Muṣannaf of ʿAbd al-Razzaq al-Sanʿani as a Source of Authentic Aḥadith of the First Century.

Dari pemaparan data diatas dapat disimpulkan bahwa tidak semua orientalis mengkaji hadis untuk menjatuhkan dan menyerang Islam. Diantara mereka masih terdapat sedikit- banyak sarjanawan yang melakukan penelitian secara objektif untuk kepentingan dan perbendaharaan keilmuan.

Daftar Pustaka

Ahmad Masyhur. 2022. “Harald Motzki, Pengkritik Orientalis Pengkaji Hadis.” ibtimes.id. https://ibtimes.id/harald-motzki-pengkritik-orientalis-pengkaji-hadis/ (November 20, 2023).

Hadi Wiryawan. 2020. “Harald Motzki dan Kontribusinya dalam Ilmu Hadis.” artikula.id. https://artikula.id/hadiwiryawan/harald-motzki-dan-kontribusinya-dalam-ilmu-hadis/ (November 20, 2023).

Haitomi, Faisal, dan Muhammad Syachrofi. 2020. “Aplikasi Teori Isnad Cum Matn Harald Motzki Dalam Hadis Misoginis Penciptaan Perempuan.” Al-Bukhari : Jurnal Ilmu Hadis 3(1): 29–55.

Mufid, Abdul. 2017. “Dating Hadits Tentang Persaksian Melihat Hilal: Telaah atas Isnad Cum Matn Analysis Harald Motzki.” Millati; Journal of Islamic Studies and Humanities 2(1): 85–103.

Sumbulah, Umi, Zarwaki, dan Muhammad Miftakhul Huda. 2022. “Isnad Cum Matan Analysis Sebagai Metode Otentifikasi Hadis Nabi (Studi Pemikiran Hadis Harald Motzki).” Jurnal Studi Hadis Nusantara 4(2): 125–33.

Wazna, Ruhama. 2018. “Metode Kontemporer Menggali Otentisitas Hadis ( Kajian Pemikiran Harald Motzki ).” Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin 17(2): 112.

Bagikan artikel ini :

Post Comment