Loading Now

Haji Thoriq dan Tradisi Berhaji Sejak Dini

Haji Thoriq dan Tradisi Berhaji Sejak Dini - AnakPanah.id

Lini masa dan komentar warganet pekan lalu dipenuhi dengan berbagai nyinyiran mengenai Haji Thoriq, yang konon sudah berhaji sejak usia dua bulan. Banyak yang menganggap hal ini sebagai lelucon atau sesuatu yang tidak masuk akal. Namun, jika dilihat dari perspektif keagamaan dan pengalaman berhaji, klaim ini mungkin lebih masuk akal daripada yang dipikirkan oleh banyak orang. Bagi mereka yang pernah berhaji, pemandangan bayi yang dibawa oleh orang tuanya untuk menunaikan ibadah haji adalah sesuatu yang cukup umum.

Pada musim haji tahun 2024, saya berkesempatan melihat berbagai bangsa dari wajah Arab, India, hingga Turki yang menggendong bayi mereka sambil melakukan thawaf ifadah dan sa’i. Bayi-bayi yang mereka bawa tampak dalam keadaan sehat dan jika sudah balita mereka sering kali ikut mengucapkan kalimat talbiyah dengan suara khas anak kecil. Pemandangan ini menunjukkan betapa kuatnya ikatan keluarga dan keinginan untuk mengenalkan anak-anak pada ibadah haji sejak dini.

Haji adalah puncak keimanan dan ketaqwaan seorang muslim kepada Allah, serta panggilan-Nya kepada hamba-Nya yang beruntung. Oleh karena itu, seharusnya kita tidak mengejek atau mengolok-olok mereka yang menjalani ibadah ini, apalagi dengan membawa serta anak-anak mereka. Sikap ini seharusnya dihormati sebagai bentuk dedikasi dan keimanan yang mendalam kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Saya masih ingat ketika sedang melakukan thawaf ifadah, ibu saya berkeinginan untuk memfoto seorang bapak muda yang sedang menggendong bayinya. Namun, saya melarangnya dan meminta beliau untuk fokus pada thawaf. Ada momen-momen yang sebaiknya kita simpan dalam hati dan tidak perlu diabadikan dalam gambar, terutama ketika sedang beribadah.

Namun, saat melanjutkan ibadah sa’i dari bukif safa ke bukit marwah, kami berjumpa dengan seorang ibu muda yang juga menggendong bayinya. Kali ini, saya mengizinkan ibu saya untuk mengambil foto sebagai kenang-kenangan. Foto tersebut menjadi salah satu contoh betapa banyak jamaah haji yang membawa serta anak-anak mereka, menjalankan ibadah dengan penuh kekhusyukan dan kebahagiaan keluarga.

Bagi saya pribadi, momen-momen seperti ini adalah bukti nyata betapa ibadah haji tidak hanya menjadi perjalanan spiritual individu, tetapi juga sebuah perjalanan keluarga yang mengembirakan. Anak-anak yang dibawa sejak dini diharapkan dapat merasakan kedamaian dan kesucian tanah suci, menjalankan ibadah sunah tarwiyah, wukuf di Arofah, Mabit di Muzdalifah dan Mina, Melempar Jumroh itu menumbuhkan rasa cinta dan ketaqwaan kepada Allah sejak usia dini.

Oleh karena itu, mari kita menghargai mereka yang membawa anak-anak dalam ibadah haji. Alih-alih mencemooh atau membuat lelucon, lebih baik kita mengambil pelajaran dari ketulusan dan dedikasi mereka. Ibadah haji adalah panggilan suci yang memerlukan persiapan fisik, psikis, materi dan niat yang kuat, dan membawa anak-anak adalah bagian dari upaya untuk melestarikan tradisi dan keimanan dalam keluarga.

Haji Thoriq dan bayi-bayi lainnya yang dibawa berhaji adalah contoh nyata dari keindahan dan kekuatan iman yang tak terpisahkan dari kehidupan seorang muslim. Mereka adalah simbol harapan bahwa generasi mendatang akan tumbuh dengan nilai-nilai keislaman yang kuat dan mampu melanjutkan ibadah haji dengan penuh ketulusan.

Bagikan artikel ini :

Post Comment