Nilai-Nilai Etis Kesetaraan Gender dalam Al-Qur’an
Rendy Nanda Saputra Selasa, 11-4-2023 | - Dilihat: 52
Oleh: Rendy Nanda Saputra
Etika merupakan sebuah hal yang penting bagi manusia. Etika bisa disebut sebagai refleksi manusia dalam memastikan dirinya untuk tetap hidup dengan tidak asal-asalan juga dalam ber interaksi sosial. Banyak manusia yang pandai akantetapi dalam kehidupan atau prilaku kesehariannya tidak beretika. Etika berusaha membahas tentang kehidupan ini untuk menentukan dan merumuskan tentang kebaikan, kebenaran, serta keadilan. Kesetaraan gender adalah sistem/konstruksi yang menaruh laki-laki dan perempuan sebagai korban dari sistem tersebut.
Ketidakadilan gender termanifestasikan dalam berbagai bentuk ketidakadilan, khususnya bagi perempuan, yaitu stereotipe dan stigma negatif, penundukan dan pengucilan perempuan serta perlakuan diskriminatif, kekerasan terhadap perempuan, dan beban kerja yang terus meningkat. Hal tersebut merupakan fenomena yang tidak bisa dipisah-pisah dimana satu dengan yang lain memiliki keterkaitan. Laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama dalam berbagai hal seperti menyuarakan pendapat, berpendidikan yang tinggi, berperan dalam ranah publik dll.
Islam merupakan ajaran agama yang komprehensif dimana nilai-nilai etis sangat dijunjung tinggi didalamnya. Islam berpandangan bahwa kehidupan manusia harus seimbang antara hubungan dirinya dengan tuhannya maupun hubungan sosial. Perempuan dan laki-laki merupakan makhluk ciptaan yang sama berasal dari seorang ayah dan ibu, akantetapi terdapat beberapa aspek laki-laki dan perempuan tidak bisa disamakan seperti aspek biologis dimana bentuk postur tubuh laki-laki dan perempuan yang berbeda dan beberapa aspek lainnya.
Kata persamaan sendiri tidak bisa sepenuhnya diterapkan dalam membahas mengenai keadilan antara laki-laki dan perempuan, maka dalam hal ini di harus diartikan sebagai kesetaraan, bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai potensi dalam dirinya masing-masing. Bila kesetaraan sudah diterapkan maka keadilan pun telah dinyatakan tegak karena keadilan tak selalu membahas mengenai persamaan. Nassarudin Umar telah menulis beberapa prinsip kesetaraan gender dalam al-Qur’an sebagaimana akan di jabarkan dalam tulisan kali ini.
1. Kesetaraan sebagai Hamba
Dalam Al-Qur’an posisi perempuan dan laki-laki sama sebagai hamba sebagaimana termaktub dalam Q.S. Al-Hujurat ayat 13, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْر
Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti. (Al-Ḥujurāt [49]:13)
Sebagaimana telah dipaparkan ayat diatas bahwa yang paling mulia di sisi Allah diantara laki-laki dan perempuan adalah seseorang yang bertakwa tanpa adanya batas antara keduannya, ini merupakan bukti bahwa Allah tidak memandang laki-laki dan perempuan secara berbeda tetapi kesetaraan lah yang membuat keduanya bisa saling melengkapi.
2. Kesetaraan sebagai Khalifah
Manusia di muka bumi dinobatkan sebagai khalifah atau pemimpin, baik laki-laki maupun perempuan. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 30 :
وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah13) di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Al-Baqarah [2]:30)
3. Kesetaraan dalam Menerima Penyaksian Keberadaan Tuhan
Jauh sebelum manusia diciptakan setiap manusia baik laki-laki maupun perempuan sama-sama menyaksikan keberadaan tuhan dimana awal mula manusia diberikan beban untuk memikul gelar sebagai hamba. Sebagaimana disebutkan dalam surah Al-A’raf ayat 172
وَاِذْ اَخَذَ رَبُّكَ مِنْۢ بَنِيْٓ اٰدَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَاَشْهَدَهُمْ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْۚ اَلَسْتُ بِرَبِّكُمْۗ قَالُوْا بَلٰىۛ شَهِدْنَا ۛاَنْ تَقُوْلُوْا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اِنَّا كُنَّا عَنْ هٰذَا غٰفِلِيْنَۙ
(Ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari tulang punggung anak cucu Adam, keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksiannya terhadap diri mereka sendiri (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami melakukannya) agar pada hari Kiamat kamu (tidak) mengatakan, “Sesungguhnya kami lengah terhadap hal ini.” (Al-A‘rāf [7]:172)
4. Adam dan Hawa Terusir dari Surga
Adam dan Hawa adalah manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT, Keduanya merupakan penduduk asli surga yang kemudian dipindahkan oleh Allah ke dunia lantaran terhasut oleh bisikan syaitan yakni memakan buah khuldi. Sebagaimana firman-Nya dalam surah An- A’raf ayat 22
فَدَلّٰىهُمَا بِغُرُوْرٍۚ فَلَمَّا ذَاقَا الشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْءٰتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفٰنِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَّرَقِ الْجَنَّةِۗ وَنَادٰىهُمَا رَبُّهُمَآ اَلَمْ اَنْهَكُمَا عَنْ تِلْكُمَا الشَّجَرَةِ وَاَقُلْ لَّكُمَآ اِنَّ الشَّيْطٰنَ لَكُمَا عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
Ia (setan) menjerumuskan keduanya dengan tipu daya. Maka, ketika keduanya telah mencicipi (buah) pohon itu, tampaklah pada keduanya auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (di) surga. Tuhan mereka menyeru mereka, “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon itu dan Aku telah mengatakan bahwa sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?” (Al-A‘rāf [7]:22)
5. Kesetaraan Meraih Prestasi
Manusia mempunyai hak yang seluas-luasnya dalam meraih prestasi baik didunia maupun diakhirat, Sebagaimana tertera dalam surah An-Nahl ayat 97
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan. (An-Naḥl [16]:97)
Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat Islam memiliki banyak nilai-nilai yang menyatakan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Hal-hal yang berpotensi mengucilkan, mendiskriminasi, serta memarginalisasi terutama bagi perempuan bagi penulis sebaiknya dihilangkan dimulai dari pola pikir setiap individu sebagai khalifah atau pemimpin dibumi. Setiap manusia diciptakan dengan sebaik-baiknya bentuk dan tidak pantas untuk saling mengucilkan satu sama lain.
- Artikel Terpuler -
Nilai-Nilai Etis Kesetaraan Gender dalam Al-Qur’an
Rendy Nanda Saputra Selasa, 11-4-2023 | - Dilihat: 52
Oleh: Rendy Nanda Saputra
Etika merupakan sebuah hal yang penting bagi manusia. Etika bisa disebut sebagai refleksi manusia dalam memastikan dirinya untuk tetap hidup dengan tidak asal-asalan juga dalam ber interaksi sosial. Banyak manusia yang pandai akantetapi dalam kehidupan atau prilaku kesehariannya tidak beretika. Etika berusaha membahas tentang kehidupan ini untuk menentukan dan merumuskan tentang kebaikan, kebenaran, serta keadilan. Kesetaraan gender adalah sistem/konstruksi yang menaruh laki-laki dan perempuan sebagai korban dari sistem tersebut.
Ketidakadilan gender termanifestasikan dalam berbagai bentuk ketidakadilan, khususnya bagi perempuan, yaitu stereotipe dan stigma negatif, penundukan dan pengucilan perempuan serta perlakuan diskriminatif, kekerasan terhadap perempuan, dan beban kerja yang terus meningkat. Hal tersebut merupakan fenomena yang tidak bisa dipisah-pisah dimana satu dengan yang lain memiliki keterkaitan. Laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama dalam berbagai hal seperti menyuarakan pendapat, berpendidikan yang tinggi, berperan dalam ranah publik dll.
Islam merupakan ajaran agama yang komprehensif dimana nilai-nilai etis sangat dijunjung tinggi didalamnya. Islam berpandangan bahwa kehidupan manusia harus seimbang antara hubungan dirinya dengan tuhannya maupun hubungan sosial. Perempuan dan laki-laki merupakan makhluk ciptaan yang sama berasal dari seorang ayah dan ibu, akantetapi terdapat beberapa aspek laki-laki dan perempuan tidak bisa disamakan seperti aspek biologis dimana bentuk postur tubuh laki-laki dan perempuan yang berbeda dan beberapa aspek lainnya.
Kata persamaan sendiri tidak bisa sepenuhnya diterapkan dalam membahas mengenai keadilan antara laki-laki dan perempuan, maka dalam hal ini di harus diartikan sebagai kesetaraan, bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai potensi dalam dirinya masing-masing. Bila kesetaraan sudah diterapkan maka keadilan pun telah dinyatakan tegak karena keadilan tak selalu membahas mengenai persamaan. Nassarudin Umar telah menulis beberapa prinsip kesetaraan gender dalam al-Qur’an sebagaimana akan di jabarkan dalam tulisan kali ini.
1. Kesetaraan sebagai Hamba
Dalam Al-Qur’an posisi perempuan dan laki-laki sama sebagai hamba sebagaimana termaktub dalam Q.S. Al-Hujurat ayat 13, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْر
Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti. (Al-Ḥujurāt [49]:13)
Sebagaimana telah dipaparkan ayat diatas bahwa yang paling mulia di sisi Allah diantara laki-laki dan perempuan adalah seseorang yang bertakwa tanpa adanya batas antara keduannya, ini merupakan bukti bahwa Allah tidak memandang laki-laki dan perempuan secara berbeda tetapi kesetaraan lah yang membuat keduanya bisa saling melengkapi.
2. Kesetaraan sebagai Khalifah
Manusia di muka bumi dinobatkan sebagai khalifah atau pemimpin, baik laki-laki maupun perempuan. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 30 :
وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah13) di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Al-Baqarah [2]:30)
3. Kesetaraan dalam Menerima Penyaksian Keberadaan Tuhan
Jauh sebelum manusia diciptakan setiap manusia baik laki-laki maupun perempuan sama-sama menyaksikan keberadaan tuhan dimana awal mula manusia diberikan beban untuk memikul gelar sebagai hamba. Sebagaimana disebutkan dalam surah Al-A’raf ayat 172
وَاِذْ اَخَذَ رَبُّكَ مِنْۢ بَنِيْٓ اٰدَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَاَشْهَدَهُمْ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْۚ اَلَسْتُ بِرَبِّكُمْۗ قَالُوْا بَلٰىۛ شَهِدْنَا ۛاَنْ تَقُوْلُوْا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اِنَّا كُنَّا عَنْ هٰذَا غٰفِلِيْنَۙ
(Ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari tulang punggung anak cucu Adam, keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksiannya terhadap diri mereka sendiri (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami melakukannya) agar pada hari Kiamat kamu (tidak) mengatakan, “Sesungguhnya kami lengah terhadap hal ini.” (Al-A‘rāf [7]:172)
4. Adam dan Hawa Terusir dari Surga
Adam dan Hawa adalah manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT, Keduanya merupakan penduduk asli surga yang kemudian dipindahkan oleh Allah ke dunia lantaran terhasut oleh bisikan syaitan yakni memakan buah khuldi. Sebagaimana firman-Nya dalam surah An- A’raf ayat 22
فَدَلّٰىهُمَا بِغُرُوْرٍۚ فَلَمَّا ذَاقَا الشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْءٰتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفٰنِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَّرَقِ الْجَنَّةِۗ وَنَادٰىهُمَا رَبُّهُمَآ اَلَمْ اَنْهَكُمَا عَنْ تِلْكُمَا الشَّجَرَةِ وَاَقُلْ لَّكُمَآ اِنَّ الشَّيْطٰنَ لَكُمَا عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
Ia (setan) menjerumuskan keduanya dengan tipu daya. Maka, ketika keduanya telah mencicipi (buah) pohon itu, tampaklah pada keduanya auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (di) surga. Tuhan mereka menyeru mereka, “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon itu dan Aku telah mengatakan bahwa sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?” (Al-A‘rāf [7]:22)
5. Kesetaraan Meraih Prestasi
Manusia mempunyai hak yang seluas-luasnya dalam meraih prestasi baik didunia maupun diakhirat, Sebagaimana tertera dalam surah An-Nahl ayat 97
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan. (An-Naḥl [16]:97)
Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat Islam memiliki banyak nilai-nilai yang menyatakan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Hal-hal yang berpotensi mengucilkan, mendiskriminasi, serta memarginalisasi terutama bagi perempuan bagi penulis sebaiknya dihilangkan dimulai dari pola pikir setiap individu sebagai khalifah atau pemimpin dibumi. Setiap manusia diciptakan dengan sebaik-baiknya bentuk dan tidak pantas untuk saling mengucilkan satu sama lain.
10 Komentar
2024-11-29 22:02:59
Fdlmfo
eriacta errand - eriacta rattle forzest photograph
2024-12-05 20:16:56
Rolfmm
crixivan buy online - buy generic crixivan for sale order cheap voltaren gel
2024-12-09 07:48:04
Tdqbaj
valif pills sharp - valif pills nervous sinemet sale
2024-12-12 02:09:01
Jjcusk
provigil where to buy - order duricef 500mg without prescription order epivir online
2024-12-16 22:44:56
Kjqfoj
buy ivermectin 12mg - order stromectol online order carbamazepine 200mg generic
2024-12-17 17:03:43
Otjwdy
buy promethazine sale - ciplox tablet lincocin 500mg uk
2024-12-29 23:11:07
Yndpqb
cheap prednisone - order starlix 120mg online cheap cost capoten
2025-01-03 06:27:26
Mtythn
prednisone pills - buy capoten 25 mg pill buy generic capoten over the counter
2025-01-13 02:25:04
Gdhzib
buy generic accutane - buy linezolid generic linezolid 600mg price
2025-01-13 14:54:43
Wzjjoh
order amoxil pill - ipratropium 100mcg usa order combivent 100mcg sale
10 Komentar
2024-11-29 22:02:59
Fdlmfo
eriacta errand - eriacta rattle forzest photograph
2024-12-05 20:16:56
Rolfmm
crixivan buy online - buy generic crixivan for sale order cheap voltaren gel
2024-12-09 07:48:04
Tdqbaj
valif pills sharp - valif pills nervous sinemet sale
2024-12-12 02:09:01
Jjcusk
provigil where to buy - order duricef 500mg without prescription order epivir online
2024-12-16 22:44:56
Kjqfoj
buy ivermectin 12mg - order stromectol online order carbamazepine 200mg generic
2024-12-17 17:03:43
Otjwdy
buy promethazine sale - ciplox tablet lincocin 500mg uk
2024-12-29 23:11:07
Yndpqb
cheap prednisone - order starlix 120mg online cheap cost capoten
2025-01-03 06:27:26
Mtythn
prednisone pills - buy capoten 25 mg pill buy generic capoten over the counter
2025-01-13 02:25:04
Gdhzib
buy generic accutane - buy linezolid generic linezolid 600mg price
2025-01-13 14:54:43
Wzjjoh
order amoxil pill - ipratropium 100mcg usa order combivent 100mcg sale
Tinggalkan Pesan