Menjaga Lisan
Naufal Al Fuadi Selasa, 23-7-2024 | - Dilihat: 113
Oleh: Naufal Al Fuadi
Jaga mulut menjadi salah satu praktik yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Banyak masyarakat yang mengira bahwa jaga mulut hanya berarti menjaga kebersihan mulut, tetapi sebenarnya, jaga mulut lebih dari itu.
Jaga Mulut mencakup berbagai aspek, seperti menjaga kebersihan mulut, menjaga kesehatan mulut, serta menjaga etika dalam berbicara dan berinteraksi dengan orang lain.
Dengan jaga mulut, seseorang dapat memperoleh keberhasilan, memperkuat keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt., serta menciptakan suasana yang harmonis, damai, dan mempercepat kemajuan dan pembangunan umat Islam. Sebagaimana dalam surat Qaf ayat 18 yang berbunyi:
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (QS. Qaf [50]: 18)
Di dalam hadis juga dikatakan:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت
Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam. (Muttafaqun ‘alaih)
Jaga Mulut menekankan bahwa persaudaraan antara umat Islam adalah berdasarkan keimanan yang sama. Mereka harus saling mencintai apa yang ada pada saudara mereka sebagaimana mereka mencintai diri sendiri.
Allah memerintahkan untuk memperbaiki hubungan antara saudara yang sedang berselisih dan untuk bertakwa kepada-Nya. Hal ini dilakukan agar mereka mendapatkan rahmat dari Allah.
Dalam beberapa tafsir, jaga mulut juga disebutkan bahwa orang yang membantu saudaranya akan dibantu oleh Allah, dan orang yang mengurangi kesulitan saudaranya akan melihat kesulitan mereka sendiri di hari kiamat diurangi. Selain itu, orang yang menutup aib saudaranya akan melihat aib mereka sendiri di hari kiamat diurangi.
Bila seseorang beriman, maka standar iman akan mengarahkan pada yang baik-baik. Bila mata diarahkan oleh iman, maka ketika melihat yang tidak baik atau sesuatu yang tidak dibenarkan secara agama, mata akan segera berpaling dan mengucap istighfar untuk memohon ampun kepada Allah SWT. Demikian ke anggota yang lain, seperti lisan orang beriman itu tidak mudah mencela.
Semakin tinggi imannya, semakin baik kosa katanya. Karena imannya baik, maka susah mencari kosa kata yang kotor. Sehingga apa saja yang keluar dari lisannya adalah kalimat-kalimat santun, penuh kebaikan dan bersih. Karena itu setiap mukmin dianjurkan berkata yang baik dan tidak merendahkan, mencela ataupun mengejek orang lain.
Dan di dalam surat al-Hujurat ayat 11 bahwasannya Allah Swt. berfirman, artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS. Al-Hujurat [49]: 11)
Tidak boleh mencela, apalagi celaan yang tidak ada alasan syariat. Semisal mencela karena adanya iri hati, dengki dan sebagainya. Karena seseorang yang mencela orang lain, sesungguhnya hidup akan jauh dari ketenangan dan kenikmatan. Bahkan orang yang terbiasa gibah dan ia belum bertaubat, maka di akhiratnya akan dihidangkan makanan dari bangkai daging orang yang digibahkan tersebut.
Kalau hidupnya ingin tenang kata Al-Quran maka diperintahkan untuk menjaga pandangan dan lisan. Gunakan nikmat mulut untuk berkata yang baik-baik dan menghindarkan yang tidak baik. Karena orang yang tidak bisa menjaga lisan, hidupnya akan cenderung tidak aman dan tidak nyaman.
Dalam hadits, terdapat contoh yang menekankan pentingnya menjaga lisan. Seorang hamba yang mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan keridhoan Allah, namun dia menganggapnya ringan, karena sebab perkataan tersebut Allah meninggikan derajatnya. Sebaliknya, seorang hamba yang mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan kemurkaan Allah, namun dia menganggapnya ringan, dan karena sebab perkataan tersebut dia dilemparkan ke dalam api neraka.
Dalam Islam ada kata pepatah arab atau dikenal dengan Al-Mahfuzhot, yakni: “Salamatul insan fii hifzil lisan”, Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan.” Allah juga memperingatkan umat-Nya bahwa ada malaikat yang mencatat setiap ucapan manusia yang baik maupun yang buruk.
Doa untuk Menjaga Lisan
Ada doa yang dapat dibaca agar lisan tetap terjaga dari perkataan buruk:
اَللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ سَمْعِى، وَمِنْ شَرِّ بَصَرِى، وَمِنْ شَرِّ لِسَانِى، وَمِنْ شَرِّ قَلْبِى، وَمِنْ شَرِّ مَنِيِّى
Artinya: Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan pendengaran, penglihatan, lisan, qalbu, dan maniku. (Sunan Abu Dawud)
Menjaga lisan merupakan praktik yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menjaga lisan, seseorang dapat memperoleh berbagai keutamaan, seperti dijauhkan dari kebinasaan, mendapat ridha Allah Swt., dan dekat dengan Rasulullah SAW di surga. Menjaga lisan juga dapat membantu dalam menghindari berbagai dosa yang berasal dari lisan.
Nah sahabat, setelah mengetahui tentang perintah menjaga lisan, semoga menjadi motivasi kita bersama untuk terus berkata yang baik, berhenti mencela dan menyakiti hati orang lain dengan ucapan. Mudah-mudahan hidup akan selamat dunia maupun akhirat.
- Artikel Terpuler -
Menjaga Lisan
Naufal Al Fuadi Selasa, 23-7-2024 | - Dilihat: 113
Oleh: Naufal Al Fuadi
Jaga mulut menjadi salah satu praktik yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Banyak masyarakat yang mengira bahwa jaga mulut hanya berarti menjaga kebersihan mulut, tetapi sebenarnya, jaga mulut lebih dari itu.
Jaga Mulut mencakup berbagai aspek, seperti menjaga kebersihan mulut, menjaga kesehatan mulut, serta menjaga etika dalam berbicara dan berinteraksi dengan orang lain.
Dengan jaga mulut, seseorang dapat memperoleh keberhasilan, memperkuat keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt., serta menciptakan suasana yang harmonis, damai, dan mempercepat kemajuan dan pembangunan umat Islam. Sebagaimana dalam surat Qaf ayat 18 yang berbunyi:
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (QS. Qaf [50]: 18)
Di dalam hadis juga dikatakan:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت
Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam. (Muttafaqun ‘alaih)
Jaga Mulut menekankan bahwa persaudaraan antara umat Islam adalah berdasarkan keimanan yang sama. Mereka harus saling mencintai apa yang ada pada saudara mereka sebagaimana mereka mencintai diri sendiri.
Allah memerintahkan untuk memperbaiki hubungan antara saudara yang sedang berselisih dan untuk bertakwa kepada-Nya. Hal ini dilakukan agar mereka mendapatkan rahmat dari Allah.
Dalam beberapa tafsir, jaga mulut juga disebutkan bahwa orang yang membantu saudaranya akan dibantu oleh Allah, dan orang yang mengurangi kesulitan saudaranya akan melihat kesulitan mereka sendiri di hari kiamat diurangi. Selain itu, orang yang menutup aib saudaranya akan melihat aib mereka sendiri di hari kiamat diurangi.
Bila seseorang beriman, maka standar iman akan mengarahkan pada yang baik-baik. Bila mata diarahkan oleh iman, maka ketika melihat yang tidak baik atau sesuatu yang tidak dibenarkan secara agama, mata akan segera berpaling dan mengucap istighfar untuk memohon ampun kepada Allah SWT. Demikian ke anggota yang lain, seperti lisan orang beriman itu tidak mudah mencela.
Semakin tinggi imannya, semakin baik kosa katanya. Karena imannya baik, maka susah mencari kosa kata yang kotor. Sehingga apa saja yang keluar dari lisannya adalah kalimat-kalimat santun, penuh kebaikan dan bersih. Karena itu setiap mukmin dianjurkan berkata yang baik dan tidak merendahkan, mencela ataupun mengejek orang lain.
Dan di dalam surat al-Hujurat ayat 11 bahwasannya Allah Swt. berfirman, artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS. Al-Hujurat [49]: 11)
Tidak boleh mencela, apalagi celaan yang tidak ada alasan syariat. Semisal mencela karena adanya iri hati, dengki dan sebagainya. Karena seseorang yang mencela orang lain, sesungguhnya hidup akan jauh dari ketenangan dan kenikmatan. Bahkan orang yang terbiasa gibah dan ia belum bertaubat, maka di akhiratnya akan dihidangkan makanan dari bangkai daging orang yang digibahkan tersebut.
Kalau hidupnya ingin tenang kata Al-Quran maka diperintahkan untuk menjaga pandangan dan lisan. Gunakan nikmat mulut untuk berkata yang baik-baik dan menghindarkan yang tidak baik. Karena orang yang tidak bisa menjaga lisan, hidupnya akan cenderung tidak aman dan tidak nyaman.
Dalam hadits, terdapat contoh yang menekankan pentingnya menjaga lisan. Seorang hamba yang mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan keridhoan Allah, namun dia menganggapnya ringan, karena sebab perkataan tersebut Allah meninggikan derajatnya. Sebaliknya, seorang hamba yang mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan kemurkaan Allah, namun dia menganggapnya ringan, dan karena sebab perkataan tersebut dia dilemparkan ke dalam api neraka.
Dalam Islam ada kata pepatah arab atau dikenal dengan Al-Mahfuzhot, yakni: “Salamatul insan fii hifzil lisan”, Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan.” Allah juga memperingatkan umat-Nya bahwa ada malaikat yang mencatat setiap ucapan manusia yang baik maupun yang buruk.
Doa untuk Menjaga Lisan
Ada doa yang dapat dibaca agar lisan tetap terjaga dari perkataan buruk:
اَللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ سَمْعِى، وَمِنْ شَرِّ بَصَرِى، وَمِنْ شَرِّ لِسَانِى، وَمِنْ شَرِّ قَلْبِى، وَمِنْ شَرِّ مَنِيِّى
Artinya: Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan pendengaran, penglihatan, lisan, qalbu, dan maniku. (Sunan Abu Dawud)
Menjaga lisan merupakan praktik yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menjaga lisan, seseorang dapat memperoleh berbagai keutamaan, seperti dijauhkan dari kebinasaan, mendapat ridha Allah Swt., dan dekat dengan Rasulullah SAW di surga. Menjaga lisan juga dapat membantu dalam menghindari berbagai dosa yang berasal dari lisan.
Nah sahabat, setelah mengetahui tentang perintah menjaga lisan, semoga menjadi motivasi kita bersama untuk terus berkata yang baik, berhenti mencela dan menyakiti hati orang lain dengan ucapan. Mudah-mudahan hidup akan selamat dunia maupun akhirat.
2 Komentar
2024-07-24 12:54:31
Sela
Good job
2024-12-01 14:39:59
can i get cytotec without dr prescription
Thirty four African Americans with the following inclusion criteria were randomized to one of the two groups serum creatinine greater than 1 buy generic cytotec price
2 Komentar
2024-07-24 12:54:31
Sela
Good job
2024-12-01 14:39:59
can i get cytotec without dr prescription
Thirty four African Americans with the following inclusion criteria were randomized to one of the two groups serum creatinine greater than 1 buy generic cytotec price
Tinggalkan Pesan