Kurang Tidur dan Efeknya pada Obesitas
Muhammad Fathan Mubinaa Jum'at, 1-11-2024 | - Dilihat: 31
Oleh: Muhammad Fathan Mubinaa
Obesitas seringkali menjadi permasalahan di dunia termasuk di Indonesia. Persentase obesitas untuk orang dewasa diatas 18 tahun menunjukkan angka 23,4%, cukup miris tentunya karena banyak orang di Indonesia yang masih mengabaikan obesitas ini. Kita tahu penyebab obesitas ini karena pola hidup yang masih seenaknya, salah satunya adalah pola tidur.
Tidur adalah aktivitas yang dibutuhkan manusia untuk mengistirahatkan tubuh dan mengembalikan kebugaran. Sebagai manusia kita membutuhkan tidur yang berkualitas untuk menjaga kesehatan kita.
Tidur yang berkualitas bukan berarti tidur yang lama atau panjang, tetapi tidur yang saat kita bangun tubuh tidak merasakan lelah, lesu, sering menguap, hingga sakit kepala. Namun, apakah benar kualitas tidur dapat berhubungan dengan risiko obesitas?
Apa Hubungannya Kualitas Tidur dengan Obesitas?
Kita pasti pernah berpikir bahwa obesitas itu terjadi karena seseorang berlebihan dalam makan sehingga makanan yang seharusnya menjadi energi untuk tubuh menjadi lemak karena tubuh memiliki kebutuhannya tersendiri. Di sisi lain, berbagai studi menunjukkan bahwa individu dengan kualitas tidur yang buruk cenderung memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami obesitas.
Bahkan, penelitian di RSUD Kepahiang menemukan bahwa 83,3% responden dengan kualitas tidur buruk tergolong obesitas. Wow! Persentase yang sangat tinggi sekali. Angka ini sudah menggambarkan bahwa kualitas tidur yang buruk sangat berpengaruh terhadap obesitas.
Mekanisme Tubuh Saat Kurang Tidur
Berdasarkan studi dan persentase diatas, kita pasti bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh kita saat kurang tidur sehingga menyebabkan obesitas. Saat sesorang kekurangan tidur, keseimbangan hormon yang ada di tubuh orang tersebut akan terganggu.
Hormon yang dinamakan leptin akan menurun dan hormon ghrelin meningkat sehingga menyebabkan meningkatnya asupan kalori, terutama makanan yang mengandung tinggi lemak dan karbohidrat. Nah, saat kekurangan tidur, kita akan merasakan kelaparan sehingga kita merasa ingin makan yang banyak terutama saat malam hari. Hal inilah yang menyebabkan tingginya risiko obesitas.
Implikasi Kepada Masyarakat
Mengatasi masalah tidur dapat menjadi strategi yang efektif dalam pencegahan obesitas. Tidak hanya itu, penggalakkan edukasi mengenai pentingnya tidur yang cukup harus diprioritaskan dalam program kesehatan masyarakat sehingga banyak orang yang melek akan hal ini.
Durasi tidur perlu diperhatikan, seperti durasi tidur untuk orang dewasa adalah 7 sampai 9 jam dan untuk anak-anak lebih dari itu. Kurangi pula hal-hal yang merusak waktu tidurmu seperti begadang yang tidak berkepentingan.
Kesimpulan
Hubungan antara obesitas dan durasi tidur adalah masalah kesehatan yang kompleks namun signifikan. Beberapa studi menunjukkan bahwa kualitas tidur yang buruk menyebabkan ketidakseimbangan mekanisme hormon sehingga mengubah perilaku makan yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena obesitas.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memperhatikan kualitas tidur dan jumlah tidur yang dibutuhkan sehingga dapat terhindar dari risiko obesitas. Pesan dari saya adalah tetap jaga kualitas tidur dengan baik karena tidur adalah anugerah dari Tuhan. Stay healthy semuanya.
___
Muhammad Fathan Mubinaa, Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
- Artikel Terpuler -
Kurang Tidur dan Efeknya pada Obesitas
Muhammad Fathan Mubinaa Jum'at, 1-11-2024 | - Dilihat: 31
Oleh: Muhammad Fathan Mubinaa
Obesitas seringkali menjadi permasalahan di dunia termasuk di Indonesia. Persentase obesitas untuk orang dewasa diatas 18 tahun menunjukkan angka 23,4%, cukup miris tentunya karena banyak orang di Indonesia yang masih mengabaikan obesitas ini. Kita tahu penyebab obesitas ini karena pola hidup yang masih seenaknya, salah satunya adalah pola tidur.
Tidur adalah aktivitas yang dibutuhkan manusia untuk mengistirahatkan tubuh dan mengembalikan kebugaran. Sebagai manusia kita membutuhkan tidur yang berkualitas untuk menjaga kesehatan kita.
Tidur yang berkualitas bukan berarti tidur yang lama atau panjang, tetapi tidur yang saat kita bangun tubuh tidak merasakan lelah, lesu, sering menguap, hingga sakit kepala. Namun, apakah benar kualitas tidur dapat berhubungan dengan risiko obesitas?
Apa Hubungannya Kualitas Tidur dengan Obesitas?
Kita pasti pernah berpikir bahwa obesitas itu terjadi karena seseorang berlebihan dalam makan sehingga makanan yang seharusnya menjadi energi untuk tubuh menjadi lemak karena tubuh memiliki kebutuhannya tersendiri. Di sisi lain, berbagai studi menunjukkan bahwa individu dengan kualitas tidur yang buruk cenderung memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami obesitas.
Bahkan, penelitian di RSUD Kepahiang menemukan bahwa 83,3% responden dengan kualitas tidur buruk tergolong obesitas. Wow! Persentase yang sangat tinggi sekali. Angka ini sudah menggambarkan bahwa kualitas tidur yang buruk sangat berpengaruh terhadap obesitas.
Mekanisme Tubuh Saat Kurang Tidur
Berdasarkan studi dan persentase diatas, kita pasti bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh kita saat kurang tidur sehingga menyebabkan obesitas. Saat sesorang kekurangan tidur, keseimbangan hormon yang ada di tubuh orang tersebut akan terganggu.
Hormon yang dinamakan leptin akan menurun dan hormon ghrelin meningkat sehingga menyebabkan meningkatnya asupan kalori, terutama makanan yang mengandung tinggi lemak dan karbohidrat. Nah, saat kekurangan tidur, kita akan merasakan kelaparan sehingga kita merasa ingin makan yang banyak terutama saat malam hari. Hal inilah yang menyebabkan tingginya risiko obesitas.
Implikasi Kepada Masyarakat
Mengatasi masalah tidur dapat menjadi strategi yang efektif dalam pencegahan obesitas. Tidak hanya itu, penggalakkan edukasi mengenai pentingnya tidur yang cukup harus diprioritaskan dalam program kesehatan masyarakat sehingga banyak orang yang melek akan hal ini.
Durasi tidur perlu diperhatikan, seperti durasi tidur untuk orang dewasa adalah 7 sampai 9 jam dan untuk anak-anak lebih dari itu. Kurangi pula hal-hal yang merusak waktu tidurmu seperti begadang yang tidak berkepentingan.
Kesimpulan
Hubungan antara obesitas dan durasi tidur adalah masalah kesehatan yang kompleks namun signifikan. Beberapa studi menunjukkan bahwa kualitas tidur yang buruk menyebabkan ketidakseimbangan mekanisme hormon sehingga mengubah perilaku makan yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena obesitas.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memperhatikan kualitas tidur dan jumlah tidur yang dibutuhkan sehingga dapat terhindar dari risiko obesitas. Pesan dari saya adalah tetap jaga kualitas tidur dengan baik karena tidur adalah anugerah dari Tuhan. Stay healthy semuanya.
___
Muhammad Fathan Mubinaa, Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
0 Komentar
Tinggalkan Pesan