Killers of the Flower Moon
Fadhil Raihan Hakim Kamis, 9-11-2023 | - Dilihat: 16
Oleh: Fadhil Raihan Hakim
Killers of the Flower Moon adalah film baru karya Martin Scorsese. Film itu ber-genre crime dan diadaptasi dari novel berjudul sama karya David Grann terbitan 2017. Film ini berlatar tragedi pembunuhan suku Osage pada 1920-an. Tragedi tersebut dikisahkan dari sudut pandang orang kulit putih Ernest Burkhart dan istrinya, perempuan asli Osage, yaitu Mollie.
Aku berani bilang penggemar sinema wajib merayakan film ini. Martin Scorsese bener-bener layak dinobatkan menjadi bapak sinema melalui Killer of the Flower Moon ini. Martin Scorsese menunjukkan taringnya. Ketika dia sudah terbiasa dengan genre crime mafia dengan khas berlatar belakang New York, kali ini sang sutradara menampilkan tontonan baru.
Film ini memang terasa sangat lama, apalagi didukung dengan dialog yang panjang dan sangat padat. Kita harus benar-benar mendengarkan dan melihat setiap detiknya agar mengerti alur cerita dan emosi yang mau disampaikan di film ini.
Soal intrik di film ini benar-benar di-deliver dengan rapi banget. Pacing dari film ini juga diatur dengan sangat baik. Ada berberapa part yang bermain dengan slow pacing dan tiba-tiba menegangkan. Formula pacing semacam ini wajib banget di-duplicate untuk film-film berdurasi panjang, karena penonton gak akan bosan.
Film ini juga sangat detail dalam penceritaannya. Mulai dari babak pertama diberikan untuk memperkenalkan arc dari protagonis Ernest Burkhart. Dari babak pertama saja Leonardo Dicaprio sudah menghipnotis kita untuk menjadi dirinya, sehingga kita akan paham apa keputusan yang akan kita ambil kedepannya.
Loh, berarti mudah ketebak dong kalo kita tahu keputusan protagonis yang akan diambil? Believe me, layaknya kehidupan, terkadang kita gampang sekali mengambil keputusan untuk membuat perencanaan a sampai z, tapi ketika dihadapkan oleh masalahnya kita langsung bimbang dan kalang kabut. Mungkin itu gambaran dilema yang dirasakan oleh protagonis kita selama film ini.
Kita sudah yakin dari awal ketika salah satu karakter diberikan misi oleh sang paman William Hale yang diperankan Robert De Niro. Layaknya pria muda yang mencari jati diri, mudah aja tuh langsung mengiyakan, padahal dirinya sendiri bimbang.
Memang kunci dari sebuah film menurut aku adalah Character Development. Twist itu diciptakan karena dilema dan conflict personal dari protagonis kita biasanya. Maka dari itu perkenalan karakter need to be perfect and details.
Aku suka dengan film ini yang sangat berhati-hati dan sabar menuntun kita pada babak demi babak. Kita dibiarkan tahu secara detail tentang perencanaan pembunuhan, proses pembunuhan, sampai reaksi keluarga mereka ketika selesai pembunuhan.
Kita dibiarkan ikut menyaksikan indian family dan merasakan ketakutan dengan tragedy ini. Bagaimana desperate-nya mereka dan betapa was-wasnya mereka layaknya kita sebagai warga mereka. Its absolutely works with this treatment. Jadi tiap scene tuh punya objective yang clarity-nya sangat jelas gitu loh.
Karena ini kasus pembunuhan terencana, penting banget untuk ngasih detail kejadian. Itu juga penting untuk bisa ngrasain guilty-nya protagonis kita setelah apa yang telah terjadi. Lagi-lagi aku ingin memuji habis-habisan untuk film ini yang berhasil memberikan touching indian osage yang begitu kental.
Aku suka melihat kota yang dibangun, di mana orang kulit putih yang menjadi pelayan para suku indian. Aku suka bagaimana suku indian melakukan adat-adatnya dengan menggunakan kalimat-kalimat dengan logat khas mereka. Aku suka merasakan bahwa suku indian merasa superior karena mereka tahu mereka memiliki aset yang sangat berharga.
Leonardo Dicaprio ini emang gila ya. Kalo akting selalu detail. Gradasi emosi dia dari awal sampai akhir itu on point banget. Dia berhasil banget meng-overcome film ini dan merepresentatifkan pov orang kulit putih terhadap suku Osage.
Aku suka bagaimana Leo ingin patuh sama misinya yang diberikan oleh pamannya. Tapi memiliki dilema bahwa ia harus menghianati istrinya yang ia begitu cintai. Memang ga bisa sembarangan aktor untuk peran sedalam ini yang punya layer lumayan tebel untuk ditampilkan dan nantinya dirasakan sama audience. Seperti biasa sepertinya itu pekerjaan yang mudah buat Leo.
Untuk para pencinta sinema ada dua kejutan yang menurutku membuat bulu kuduk ku merinding sampai rasanya ingin teriak histeris. Pertama, Kemunculan Brendan Fraser menjadi cameo. Di sini itu bagiku sangat sangat heroic vibes-nya.
Kedua, aku suka banget dengan treatment baru dari sang maestro ketika menutup film ini dengan metode storytelling di opera yang closing statement-nya ditutup langsung oleh sutradara sendiri, Martin Scorsese.
Scene itu membuat aku senyum bahagia sampai film ini selesai. Layaknya menonton opera, kita disuguhkan penampilan yang mewah dan tidak merasa memiliki penyesalan sama sekali duduk selama tiga setengah jam untuk menonton film ini.
- Artikel Terpuler -
Killers of the Flower Moon
Fadhil Raihan Hakim Kamis, 9-11-2023 | - Dilihat: 16
Oleh: Fadhil Raihan Hakim
Killers of the Flower Moon adalah film baru karya Martin Scorsese. Film itu ber-genre crime dan diadaptasi dari novel berjudul sama karya David Grann terbitan 2017. Film ini berlatar tragedi pembunuhan suku Osage pada 1920-an. Tragedi tersebut dikisahkan dari sudut pandang orang kulit putih Ernest Burkhart dan istrinya, perempuan asli Osage, yaitu Mollie.
Aku berani bilang penggemar sinema wajib merayakan film ini. Martin Scorsese bener-bener layak dinobatkan menjadi bapak sinema melalui Killer of the Flower Moon ini. Martin Scorsese menunjukkan taringnya. Ketika dia sudah terbiasa dengan genre crime mafia dengan khas berlatar belakang New York, kali ini sang sutradara menampilkan tontonan baru.
Film ini memang terasa sangat lama, apalagi didukung dengan dialog yang panjang dan sangat padat. Kita harus benar-benar mendengarkan dan melihat setiap detiknya agar mengerti alur cerita dan emosi yang mau disampaikan di film ini.
Soal intrik di film ini benar-benar di-deliver dengan rapi banget. Pacing dari film ini juga diatur dengan sangat baik. Ada berberapa part yang bermain dengan slow pacing dan tiba-tiba menegangkan. Formula pacing semacam ini wajib banget di-duplicate untuk film-film berdurasi panjang, karena penonton gak akan bosan.
Film ini juga sangat detail dalam penceritaannya. Mulai dari babak pertama diberikan untuk memperkenalkan arc dari protagonis Ernest Burkhart. Dari babak pertama saja Leonardo Dicaprio sudah menghipnotis kita untuk menjadi dirinya, sehingga kita akan paham apa keputusan yang akan kita ambil kedepannya.
Loh, berarti mudah ketebak dong kalo kita tahu keputusan protagonis yang akan diambil? Believe me, layaknya kehidupan, terkadang kita gampang sekali mengambil keputusan untuk membuat perencanaan a sampai z, tapi ketika dihadapkan oleh masalahnya kita langsung bimbang dan kalang kabut. Mungkin itu gambaran dilema yang dirasakan oleh protagonis kita selama film ini.
Kita sudah yakin dari awal ketika salah satu karakter diberikan misi oleh sang paman William Hale yang diperankan Robert De Niro. Layaknya pria muda yang mencari jati diri, mudah aja tuh langsung mengiyakan, padahal dirinya sendiri bimbang.
Memang kunci dari sebuah film menurut aku adalah Character Development. Twist itu diciptakan karena dilema dan conflict personal dari protagonis kita biasanya. Maka dari itu perkenalan karakter need to be perfect and details.
Aku suka dengan film ini yang sangat berhati-hati dan sabar menuntun kita pada babak demi babak. Kita dibiarkan tahu secara detail tentang perencanaan pembunuhan, proses pembunuhan, sampai reaksi keluarga mereka ketika selesai pembunuhan.
Kita dibiarkan ikut menyaksikan indian family dan merasakan ketakutan dengan tragedy ini. Bagaimana desperate-nya mereka dan betapa was-wasnya mereka layaknya kita sebagai warga mereka. Its absolutely works with this treatment. Jadi tiap scene tuh punya objective yang clarity-nya sangat jelas gitu loh.
Karena ini kasus pembunuhan terencana, penting banget untuk ngasih detail kejadian. Itu juga penting untuk bisa ngrasain guilty-nya protagonis kita setelah apa yang telah terjadi. Lagi-lagi aku ingin memuji habis-habisan untuk film ini yang berhasil memberikan touching indian osage yang begitu kental.
Aku suka melihat kota yang dibangun, di mana orang kulit putih yang menjadi pelayan para suku indian. Aku suka bagaimana suku indian melakukan adat-adatnya dengan menggunakan kalimat-kalimat dengan logat khas mereka. Aku suka merasakan bahwa suku indian merasa superior karena mereka tahu mereka memiliki aset yang sangat berharga.
Leonardo Dicaprio ini emang gila ya. Kalo akting selalu detail. Gradasi emosi dia dari awal sampai akhir itu on point banget. Dia berhasil banget meng-overcome film ini dan merepresentatifkan pov orang kulit putih terhadap suku Osage.
Aku suka bagaimana Leo ingin patuh sama misinya yang diberikan oleh pamannya. Tapi memiliki dilema bahwa ia harus menghianati istrinya yang ia begitu cintai. Memang ga bisa sembarangan aktor untuk peran sedalam ini yang punya layer lumayan tebel untuk ditampilkan dan nantinya dirasakan sama audience. Seperti biasa sepertinya itu pekerjaan yang mudah buat Leo.
Untuk para pencinta sinema ada dua kejutan yang menurutku membuat bulu kuduk ku merinding sampai rasanya ingin teriak histeris. Pertama, Kemunculan Brendan Fraser menjadi cameo. Di sini itu bagiku sangat sangat heroic vibes-nya.
Kedua, aku suka banget dengan treatment baru dari sang maestro ketika menutup film ini dengan metode storytelling di opera yang closing statement-nya ditutup langsung oleh sutradara sendiri, Martin Scorsese.
Scene itu membuat aku senyum bahagia sampai film ini selesai. Layaknya menonton opera, kita disuguhkan penampilan yang mewah dan tidak merasa memiliki penyesalan sama sekali duduk selama tiga setengah jam untuk menonton film ini.
4 Komentar
2024-11-29 07:41:22
Refnfh
eriacta affect - zenegra online sell forzest person
2024-12-04 08:21:13
Qwxuiy
valif pills six - valif online fresh purchase sinemet generic
2024-12-05 01:47:15
Rrtlan
crixivan brand - buy emulgel purchase diclofenac gel cheap
2024-12-06 09:44:41
Ubhyuw
valif pills breathe - sinemet without prescription sinemet over the counter
4 Komentar
2024-11-29 07:41:22
Refnfh
eriacta affect - zenegra online sell forzest person
2024-12-04 08:21:13
Qwxuiy
valif pills six - valif online fresh purchase sinemet generic
2024-12-05 01:47:15
Rrtlan
crixivan brand - buy emulgel purchase diclofenac gel cheap
2024-12-06 09:44:41
Ubhyuw
valif pills breathe - sinemet without prescription sinemet over the counter
Tinggalkan Pesan