• Berita
  • Pandangan
  • Inspirasi
  • Kajian
  • Perkaderan
  • Sastra
  • Khutbah
  • Resensi
  • Kirim Tulisan
  • Berita
  • Pandangan
  • Inspirasi
  • Kajian
  • Perkaderan
  • Sastra
  • Khutbah
  • Resensi
  • Kirim Tulisan
  • Donasi? Klik disini

KKN dan Dakwah Muhammadiyah

Riski Jum'at, 10-2-2023 | - Dilihat: 232

banner

Oleh: Riski

Muhammadiyah sebagai organisasi gerakan islam, memiliki tujuan terciptanya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, implementasi Gerakan social masyarakat mulai dari Gerakan pembaharuan sampai dengan Gerakan pencerhan.(Zarro, 2020).

Pendidikan menjadi bagian penting dalam proses penempaan pola fikir serta terciptanya masyarakat terpelajar, Jika ditilik lagi ungkapan Rene Deskrates “Aku berfikir maka aku ada” menunjukkan pentingnya memiliki ilmu pengetahuan.

Agama islam mengajarkan bahwa orang-orang yang beriman dan berilmu akan ditinggikan derajatnya beberapa derajat ( Al-Mujadalah/58 ayat 11 ). Peran muhammadiyah dalam bidang pendidikan merupakan suatu hal yang besar dan tidak bisa terlepas dari adanya organisasi yang sudah terbilang tua ini.

Sebagai bentuk kontribusi pengimplementasian sila Pancasila poin kelima yakni “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Muhammadiyah melalui gerakan pendidikannya hadir sebagai bentuk langkah pencerahan dalam peradaban bangsa, berangkat dari teology Al-ma’un Muhammadiyah mulai membanggun pendidikan dari dalam organisasinya, dilihat lagi dengan sejarah panjang yang dimiliki muhammadiyah.

Sebelum Indonesia merdeka, Muhammadiyah sudah hadir di tengah tatanan social masyararakat, mulai dari gerakan tajdid yang dibawa Muhammadiyah sampai dengan adanya sekolah - sekolah milik Muhammadiyah. Menilik lebih jauh peranan muhammadiyah dalam segi perkembangan pendidikan mengantarkan pada perjalanan sejarah Muhammadiyah dalam membersamai negara.

Awal Adanya Sekolah Muhammadiyah:

Munculnya perkembangan pendidikan yang dibawa oleh Muhammadiyah, hadir dari keresahan pemikir – pemikir muslim akan keadaan yang jumud serta ragam kepercayaan yang masih terbilang kuno, terlihatnya kepercayaan pada hal-hal yang bersifat tahayyul, bid’ah dan kurafah. menjadi bagian penting dalam perkembangan adanya pendidikan yang dibawa oleh muhammadiyah.(Marlina Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang Jl Zainal Abidin Fikri No, 2012).

Muhammadiyah dari sudut pandang pendidikan, mengingatkan kita terhadap anggaran dasar Muhammadiyah tahun 1914 yang menjelaskan bahwa ada beberapa poin rumusan dalam memajukan pola pandang, salah satunya dakwah menggembirakan lewat pengajaran dan pelajaran Islam di Hindia nederland, memajukan serta menggembirakan kehidupan.

Untuk mencapai tujuan yang terdapat dalam anggaran dasar Muhammadiyah tahun 1914 muhammadiyah hadir mendirikan sekolah, menggerakan pengajian, dan menggalakkan penerbitan dalam berbagai bentuk. Kegiatan ini hadir sebagai sebuah bentuk respon yang dimiliki oleh muhammadiyah terhadap kelumpuhan ummat melalui proses pencerdasan dan pencerahan tentu dengan tujuan terciptanya peradaban “Baldatun Toyyibatun Warobbun Gofur’’.

Awal mulanya gerakan muhammadiyah dalam memajukan pendidikan bisa dilihat ketika Ahmad Dahlan berangkat melalui pemikirannya mengimplementasikan ilmu – ilmu agama yang ia dapatkan selepas pulang dari mekkah, keresahan akan keadaan masyarakat menjadikan tumbuhnya gagasan besar seorang ulama islam ini ( Ahmad Dahlan ) dibidang pendidikan. Awal mula didiraknnya sekolah Muhammadiyah mulai pada tahun 1913 didaerah karang kajen. Dalam rentang waktu 1913 – 1918 beliau mendirikan 5 buah sekolah dasar, hingga dengan pada zaman modern 2023 ini sekolah Muhammadiyah hampir tidak bisa dihitung dengan jari.

Melihat Fenomena Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa Muhammadiyah :

Kuliah kerja nyata merupakan sebuah proses intrakulikuler yang memadukan tridarma dalam perguruan tinggi dilaksanakan dengan beberapa metode pemberian pengamalan belajar, bekerja dan bersosialisasi di tengah kalangan masyarakat(Syardiansah, 2019)

Pelaksanaan kuliah kerja nyata tidak lepas dari kebijakan pemerintah dalam membuat system kebijakan pendidikan, dilihat dalam Undang-Undang Negara Repoblik Indonesia tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 20 ayat 2 menjelaska]an bahwa Setiap perguruan tinggi berkewajiban untuk melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Sebagai warga negara yang sadar dan paham akan ideology berbangsa serta menjadikan Pancasila sebagai titik temu setiap dinamika, bentuk penerapan nilai – nilai pancasila dapat dilaksanakan dengan salah satunya melalui kegiatan kuliah kerja nyata.

Dengan tujuan peleburan kepada masyarakat, implementasi akan teori yang didapatkan oleh mahasiswa didalam ruang kelas belajar serta sebagai bentuk pembantahan bahwa hanya orang kayalah yang bisa mengenyam pendidikan, mahasiswa Muhammadiyah hadir sebagai salah satu ujung tombak bangsa, lewat lini pncerdasan untuk ummat hadir dan tampil melalui kegiatan kuliah kerja nyata.

Jika mengutip perkataan besar oleh tokoh Tan Malaka “ bila kamu muda telah belajar disekolah dan menganggap dirimu pintar dan terlalu tinggi untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja hanya dengan cangkul serta hanya memiliki cita – cita yang sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali”

Bilamana menerjemahkan kata – kata tan malaka ini, menunjukkan betapa berpengaruhnya mahasiswa atau para generasi muda yang mendapatkan pendidikan dalam memberikan sumbangsih sosial kemasyarakatan dalam berbagai dinamika, keadaan masyarakat luas. Perkataan yang hampir sama pernah disampaikan oleh Hamka dalam beberapa gagasan – gagasan besarnya, jika hidup hanya sekedar hidup, babi dihutan juga hidup, jika kerja hanya sekedar bekerja, kera dihutan juga bekerja. Betapa potensial jika disadari posisi mahasiswa dalam mengembangkan ragam fikir yang terdapat dalam masyarakat jika dikutip lagi penyampaian Kuntowijoyo bahwa manusia perlu berangkat dari gagagasan yang ia bangun, berangkat dari teks menuju konseptual serta di implementasikan dalam sebuah bentuk kegiatan yang dilebur di tengah masyarakat.

Kuliah kerja nyata merupakan sebuah proses pengimplementasian teori teori yang didapatkan oleh mahasiswa ketika menerima pelajaran didalam ruang kelas oleh dosen, implementasi berangkat dari narasi menuju berbagai aksi social, ada yang berbentuk pemberdayaan ataupun bentuk peningkatan sumberdaya masyarakat desa. Melalui kegiatan kerja nyata mahasiswa bisa menjadi agen perubahan didalam sebuah peradaban kecil, mulai dari desa hingga memberikan dampak baik untuk kehidupan masyarakat.

Namun tak jarang juga kuliah kerja nyata yang dilaksanakan oleh mahasiswa dari berbagai kampus tidak seperti hal yang diharapkan oleh masyarakat desa, tentu hal demikian terjadi karena perbedaan pandang yang tidak menemukan titik temu antara mahasiswa sebagai kaum terpelajar dan masyarakat sebagai objek untuk pemberdayaan aksi-aksi social.

Berbeda dengan yang dilakukan oleh mahasiswa Muhammadiyah, melalui pernanan yang dileburkan kepada masyarakat luas harsunya mahasiswa Muhammadiyah mampu mengimplementasikan memberikan contoh bahwa kebesaran Muhammadiyah tidak terlepas dari peran Angkatan mudanya.

Dileburkannya mahasiswa Muhammadiyah diberbagai desa tertinggal tentu tidak jauh dengan tujuan Muhammadiyah, bagaimana mahasiswa akan dapat memberikan dampak baik bagi kehidupan sekitar tentu dimulai dari tumbuh kembangnya ilmu pengetahuan.

Kuliah kerjanyata mahasiswa kita bisa menyaksikan ragam kegiatan berbagai bentuk aktifitas, ada yang menjadi promotor penggerak karang taruna, ada yang menjadi penggerak ibu-ibu PKK serta ragam bentuk kegiatan masyarakat desa, sampai dengan kegiatan bersih-bersih desa menjadi bagian yang tak mungkin luput dari kegiatan kuliah kerjanyata mahasiswa Muhammadiyah.

Hal demikian setidaknya mengantarkan mahasiswa berangkat dari narasi Muhammadiyah sebagai Gerakan soisial, meyakini bahwa kehadiran mahasiswa Muhammadiyah pada saat pelaksanaan kuliah kerja nyata yang dilalui memberikan bukti-bukti amar ma’ruf nahi mungkar.

Secara sederhana, ada tiga poin yang selalu menjadi ideal dalam dakwah Muhammadiyah yakni keislaman, kebangsaan dan kepedulian social. Tiga nilai tersebut selalu dipegang teguh dan tidak akan pernah ditinggalkan apapun yang terjadi pada kondisi internal organisasi maupun relasi eksternalnya.

Kredibilitas yang dibangun dalam dakwah amar ‘ ma’ruf nahi mungkar Muhammadiyah selalu bisa dipertanggungjawabkan demi mewujudkan apa yang dijanjikan dan diprogramkan. Begitu juga Ketika kuliah kerjanyata pengamalan teology alma’un menjadi landasan perjuangan yang sangat penting dalam masyarakat dengan ketulusan dan pilih tanding dalam menjalankan tugas yang dihadapi.

Tidak jarang juga mahasiswa Muhammadiyah yang mendapatkan tempat kuliah kerja nyata tidak sama dengan nilai-nilai organisasi Muhammadiyah, namun ini menjadi sebuah keistimewaan bahwa dengan persoalan perbedaan menjadikan mahasiswa Muhammadiyah lebih dipaksa sadar akan perbedaan-perbedaan yang ada dan memilih untuk terus berjuang dalam menghadapi perbedaan-perbedaan yang dijalani.

Persoalan perbedaan baik dari segi keagamaan, mahasiswa Muhammadiyah bisa mencontoh pak AR.Fachruddin dimana Ketika beliau berangkat sebagai anak panah ke talang balai, masyarakat yang ditemui bukanlah masyarakat Muhammadiyah namun dengan ragam keadaan masyarakat, organisasi serta dinamika, Pak AR Fachruddin mengimplementasikan kalimat yang disampaikan oleh buya Ahmad Syafi’I ma’arif yakni bermuhammadiyah memanglah melelahkan, namun jika di iringi dengan keikhlasan, bermuhammadiyah merupakan jalan dakwah yang menggembirakan.

Begitu juga dengan mahasiswa Muhammadiyah yang kadang ditempatkan untuk kuliah kerja nyata yang tidak memiliki jiwa kemuhammadiyahan, peran mahasiswa sebagai agen perubahan tetap harus diperjuangkan. Dengan sadar bahwa mahasiswa adalah kaum - kaum terpelajar tentu memiliki nilai semangat yang berbeda dengan masyarakat desa, bagaiaman mahasiswa dalam menyelesaikan persoalan menjadi sebuah titik uji ketika melebur di tengah-tengah masyarakat luas.

Sekarang ini yang menjadi bagian dari persoalan-persoalan ditengah tengah masyarakat ialah berkurangnya keanekaragaman hayati, kemiskinan, krisis pendidikan. Salah satu pendekatan yang mampu menjawab persoalan tersebut ialah dengan kembali menghadirkan semangat juang dakwah amar ma’ruf nahi mungkar ditengah – tengah masyarakat.

Implementasi dakwah amar ma’ruf nahi mungkar, melalui mahasiswa kuliah kerjanyata dapat dijalankan dengan ragam proses pendampingan pemberdayaan masyarakat dengan orientasi pemberdayaan masyarakat agar mampu mengembangkan diri atas dasar inovasi yang ditawarkan ataupun yang dibawa oleh mahasiswa yang sedang mengikuti kuliah kerja nyata dengan diterapkan secara partisipatoris, berorientasi kepada kebutuhan masyarakat, pemberdayaan masyarakat melalui Gerakan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar bisa diterpkan oleh mahasiswa melalui tiga jalur yakni enabling,empowering dan protecting.

Secara riil kemiskinan dan ketertinggalan akan kemajuan teknologi menjadi persoalan masyarakat desa dan hendaknya mahasiswa Muhammadiyah bisa memberikan solusi akan permasalahan permasalahan yang dihadapi, dengan ghiroh semangat kemanusiaan dan rasa senasip sepenanggungan dan mengembalikan semangat cita – cita besar undang – undang dasar negara repoblik Indonesia tahun 1945 bahwa kemerdekaan ialah hak segala bangsa.

Merdeka dalam artian adalah merdeka dari kebodohan, merdeka akan ketertinggalan ekonomi serta merdeka dari kemiskinan, tentu dnegan kembali kepada agama dan tidak lupa akan usaha yang harus dengan diiringi do’a. Ghiroh-ghiroh perjuangan dalam pemberdayaan masyarakat desa hendaknya kembali kepada ajaran agama.

Jika melihat Al-Qur’an sebagai tali agama allah, semangat dakwah amar ma’ruf dalam tauhid social dijelaskan dengan tegas didalam al-qur’an Q.S nisa ayat 29 allah swat berfirman : Hai orang orang yang beriman janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan cara yang batil kecuali dnegan jalan kesepakatan bisnis suka sama suka.

Dakwah amar ma’ruf nahi mungkar bisa dibawa oleh mahasiswa Muhammadiyah tanpa memandang betapa banyak perbedaan yang terjadi dalam dinamika social, menjadikan Al-qur’an sebagai pegangan merupakan poin utama dalam implementasi dakwah amar ma’ruf nahi mungkar ketika mahasiswa melebur dalam bentuk kegiatan kuliah kerja nyata.

Dengan ragam perbedaan pula tentunya mahasiswa bisa memposisikan diri sebagai kaum terpelajar yang sebernarnya yakni dengan mengimplementasikan semangat juang serta menjadi agen pemecah masalah yang terjadi dalam masyarakat, karena sejatinya mahaiswa adalah manusia-manusia pejuang. Terakhir, jika mengingat perkataan said tuhuleley selama rakyat masih menderita, tidak ada kata untuk istirahat.

Tags
0 Komentar

Tinggalkan Pesan

- Artikel Teropuler -

Nyala Muhammadiyah Hingga Akhir Hayat
Erik Tauvani Somae
Ahad, 29-5-2022
thumb
Saat Mata Buya Berkaca-kaca
Erik Tauvani Somae
Ahad, 19-12-2021
thumb
Kerja Sama Militer Indonesia dan Malaysia
Iqbal Suliansyah
Selasa, 27-12-2022
thumb
Percakapan Terakhir dengan Buya Syafii
Sidiq Wahyu Oktavianto
Sabtu, 28-5-2022
thumb
Buya Syafii, Kampung Halaman, dan Muhammadiyah
Erik Tauvani Somae
Senin, 16-5-2022
thumb
Kekerasan Seksual Menjadi Cambuk bagi Semua
Nizar Habibunnizar
Kamis, 6-1-2022
thumb
Pengalaman Seorang Anak Panah
Ahmad Syafii Maarif
Ahad, 21-11-2021
thumb
Cinta, Patah Hati, dan Jalaluddin Rumi
Muhammad Iqbal Kholidin
Ahad, 15-5-2022
thumb
Menjernihkan Kesalahpahaman Terhadap Buya Syafii Maarif
Robby Karman
Senin, 30-5-2022
thumb
Childfree dan Mengatur kelahiran dalam Islam
Nofra Khairon
Selasa, 18-1-2022
thumb
Kemenangan Muhammadiyah di Kandang Nahdlatul Ulama
Achmad Ainul Yaqin
Senin, 14-11-2022
thumb
BNPT dan Perang Melawan Terorisme
Iqbal Suliansyah
Selasa, 29-11-2022
thumb

KKN dan Dakwah Muhammadiyah

Riski Jum'at, 10-2-2023 | - Dilihat: 232

banner

Oleh: Riski

Muhammadiyah sebagai organisasi gerakan islam, memiliki tujuan terciptanya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, implementasi Gerakan social masyarakat mulai dari Gerakan pembaharuan sampai dengan Gerakan pencerhan.(Zarro, 2020).

Pendidikan menjadi bagian penting dalam proses penempaan pola fikir serta terciptanya masyarakat terpelajar, Jika ditilik lagi ungkapan Rene Deskrates “Aku berfikir maka aku ada” menunjukkan pentingnya memiliki ilmu pengetahuan.

Agama islam mengajarkan bahwa orang-orang yang beriman dan berilmu akan ditinggikan derajatnya beberapa derajat ( Al-Mujadalah/58 ayat 11 ). Peran muhammadiyah dalam bidang pendidikan merupakan suatu hal yang besar dan tidak bisa terlepas dari adanya organisasi yang sudah terbilang tua ini.

Sebagai bentuk kontribusi pengimplementasian sila Pancasila poin kelima yakni “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Muhammadiyah melalui gerakan pendidikannya hadir sebagai bentuk langkah pencerahan dalam peradaban bangsa, berangkat dari teology Al-ma’un Muhammadiyah mulai membanggun pendidikan dari dalam organisasinya, dilihat lagi dengan sejarah panjang yang dimiliki muhammadiyah.

Sebelum Indonesia merdeka, Muhammadiyah sudah hadir di tengah tatanan social masyararakat, mulai dari gerakan tajdid yang dibawa Muhammadiyah sampai dengan adanya sekolah - sekolah milik Muhammadiyah. Menilik lebih jauh peranan muhammadiyah dalam segi perkembangan pendidikan mengantarkan pada perjalanan sejarah Muhammadiyah dalam membersamai negara.

Awal Adanya Sekolah Muhammadiyah:

Munculnya perkembangan pendidikan yang dibawa oleh Muhammadiyah, hadir dari keresahan pemikir – pemikir muslim akan keadaan yang jumud serta ragam kepercayaan yang masih terbilang kuno, terlihatnya kepercayaan pada hal-hal yang bersifat tahayyul, bid’ah dan kurafah. menjadi bagian penting dalam perkembangan adanya pendidikan yang dibawa oleh muhammadiyah.(Marlina Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang Jl Zainal Abidin Fikri No, 2012).

Muhammadiyah dari sudut pandang pendidikan, mengingatkan kita terhadap anggaran dasar Muhammadiyah tahun 1914 yang menjelaskan bahwa ada beberapa poin rumusan dalam memajukan pola pandang, salah satunya dakwah menggembirakan lewat pengajaran dan pelajaran Islam di Hindia nederland, memajukan serta menggembirakan kehidupan.

Untuk mencapai tujuan yang terdapat dalam anggaran dasar Muhammadiyah tahun 1914 muhammadiyah hadir mendirikan sekolah, menggerakan pengajian, dan menggalakkan penerbitan dalam berbagai bentuk. Kegiatan ini hadir sebagai sebuah bentuk respon yang dimiliki oleh muhammadiyah terhadap kelumpuhan ummat melalui proses pencerdasan dan pencerahan tentu dengan tujuan terciptanya peradaban “Baldatun Toyyibatun Warobbun Gofur’’.

Awal mulanya gerakan muhammadiyah dalam memajukan pendidikan bisa dilihat ketika Ahmad Dahlan berangkat melalui pemikirannya mengimplementasikan ilmu – ilmu agama yang ia dapatkan selepas pulang dari mekkah, keresahan akan keadaan masyarakat menjadikan tumbuhnya gagasan besar seorang ulama islam ini ( Ahmad Dahlan ) dibidang pendidikan. Awal mula didiraknnya sekolah Muhammadiyah mulai pada tahun 1913 didaerah karang kajen. Dalam rentang waktu 1913 – 1918 beliau mendirikan 5 buah sekolah dasar, hingga dengan pada zaman modern 2023 ini sekolah Muhammadiyah hampir tidak bisa dihitung dengan jari.

Melihat Fenomena Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa Muhammadiyah :

Kuliah kerja nyata merupakan sebuah proses intrakulikuler yang memadukan tridarma dalam perguruan tinggi dilaksanakan dengan beberapa metode pemberian pengamalan belajar, bekerja dan bersosialisasi di tengah kalangan masyarakat(Syardiansah, 2019)

Pelaksanaan kuliah kerja nyata tidak lepas dari kebijakan pemerintah dalam membuat system kebijakan pendidikan, dilihat dalam Undang-Undang Negara Repoblik Indonesia tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 20 ayat 2 menjelaska]an bahwa Setiap perguruan tinggi berkewajiban untuk melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Sebagai warga negara yang sadar dan paham akan ideology berbangsa serta menjadikan Pancasila sebagai titik temu setiap dinamika, bentuk penerapan nilai – nilai pancasila dapat dilaksanakan dengan salah satunya melalui kegiatan kuliah kerja nyata.

Dengan tujuan peleburan kepada masyarakat, implementasi akan teori yang didapatkan oleh mahasiswa didalam ruang kelas belajar serta sebagai bentuk pembantahan bahwa hanya orang kayalah yang bisa mengenyam pendidikan, mahasiswa Muhammadiyah hadir sebagai salah satu ujung tombak bangsa, lewat lini pncerdasan untuk ummat hadir dan tampil melalui kegiatan kuliah kerja nyata.

Jika mengutip perkataan besar oleh tokoh Tan Malaka “ bila kamu muda telah belajar disekolah dan menganggap dirimu pintar dan terlalu tinggi untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja hanya dengan cangkul serta hanya memiliki cita – cita yang sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali”

Bilamana menerjemahkan kata – kata tan malaka ini, menunjukkan betapa berpengaruhnya mahasiswa atau para generasi muda yang mendapatkan pendidikan dalam memberikan sumbangsih sosial kemasyarakatan dalam berbagai dinamika, keadaan masyarakat luas. Perkataan yang hampir sama pernah disampaikan oleh Hamka dalam beberapa gagasan – gagasan besarnya, jika hidup hanya sekedar hidup, babi dihutan juga hidup, jika kerja hanya sekedar bekerja, kera dihutan juga bekerja. Betapa potensial jika disadari posisi mahasiswa dalam mengembangkan ragam fikir yang terdapat dalam masyarakat jika dikutip lagi penyampaian Kuntowijoyo bahwa manusia perlu berangkat dari gagagasan yang ia bangun, berangkat dari teks menuju konseptual serta di implementasikan dalam sebuah bentuk kegiatan yang dilebur di tengah masyarakat.

Kuliah kerja nyata merupakan sebuah proses pengimplementasian teori teori yang didapatkan oleh mahasiswa ketika menerima pelajaran didalam ruang kelas oleh dosen, implementasi berangkat dari narasi menuju berbagai aksi social, ada yang berbentuk pemberdayaan ataupun bentuk peningkatan sumberdaya masyarakat desa. Melalui kegiatan kerja nyata mahasiswa bisa menjadi agen perubahan didalam sebuah peradaban kecil, mulai dari desa hingga memberikan dampak baik untuk kehidupan masyarakat.

Namun tak jarang juga kuliah kerja nyata yang dilaksanakan oleh mahasiswa dari berbagai kampus tidak seperti hal yang diharapkan oleh masyarakat desa, tentu hal demikian terjadi karena perbedaan pandang yang tidak menemukan titik temu antara mahasiswa sebagai kaum terpelajar dan masyarakat sebagai objek untuk pemberdayaan aksi-aksi social.

Berbeda dengan yang dilakukan oleh mahasiswa Muhammadiyah, melalui pernanan yang dileburkan kepada masyarakat luas harsunya mahasiswa Muhammadiyah mampu mengimplementasikan memberikan contoh bahwa kebesaran Muhammadiyah tidak terlepas dari peran Angkatan mudanya.

Dileburkannya mahasiswa Muhammadiyah diberbagai desa tertinggal tentu tidak jauh dengan tujuan Muhammadiyah, bagaimana mahasiswa akan dapat memberikan dampak baik bagi kehidupan sekitar tentu dimulai dari tumbuh kembangnya ilmu pengetahuan.

Kuliah kerjanyata mahasiswa kita bisa menyaksikan ragam kegiatan berbagai bentuk aktifitas, ada yang menjadi promotor penggerak karang taruna, ada yang menjadi penggerak ibu-ibu PKK serta ragam bentuk kegiatan masyarakat desa, sampai dengan kegiatan bersih-bersih desa menjadi bagian yang tak mungkin luput dari kegiatan kuliah kerjanyata mahasiswa Muhammadiyah.

Hal demikian setidaknya mengantarkan mahasiswa berangkat dari narasi Muhammadiyah sebagai Gerakan soisial, meyakini bahwa kehadiran mahasiswa Muhammadiyah pada saat pelaksanaan kuliah kerja nyata yang dilalui memberikan bukti-bukti amar ma’ruf nahi mungkar.

Secara sederhana, ada tiga poin yang selalu menjadi ideal dalam dakwah Muhammadiyah yakni keislaman, kebangsaan dan kepedulian social. Tiga nilai tersebut selalu dipegang teguh dan tidak akan pernah ditinggalkan apapun yang terjadi pada kondisi internal organisasi maupun relasi eksternalnya.

Kredibilitas yang dibangun dalam dakwah amar ‘ ma’ruf nahi mungkar Muhammadiyah selalu bisa dipertanggungjawabkan demi mewujudkan apa yang dijanjikan dan diprogramkan. Begitu juga Ketika kuliah kerjanyata pengamalan teology alma’un menjadi landasan perjuangan yang sangat penting dalam masyarakat dengan ketulusan dan pilih tanding dalam menjalankan tugas yang dihadapi.

Tidak jarang juga mahasiswa Muhammadiyah yang mendapatkan tempat kuliah kerja nyata tidak sama dengan nilai-nilai organisasi Muhammadiyah, namun ini menjadi sebuah keistimewaan bahwa dengan persoalan perbedaan menjadikan mahasiswa Muhammadiyah lebih dipaksa sadar akan perbedaan-perbedaan yang ada dan memilih untuk terus berjuang dalam menghadapi perbedaan-perbedaan yang dijalani.

Persoalan perbedaan baik dari segi keagamaan, mahasiswa Muhammadiyah bisa mencontoh pak AR.Fachruddin dimana Ketika beliau berangkat sebagai anak panah ke talang balai, masyarakat yang ditemui bukanlah masyarakat Muhammadiyah namun dengan ragam keadaan masyarakat, organisasi serta dinamika, Pak AR Fachruddin mengimplementasikan kalimat yang disampaikan oleh buya Ahmad Syafi’I ma’arif yakni bermuhammadiyah memanglah melelahkan, namun jika di iringi dengan keikhlasan, bermuhammadiyah merupakan jalan dakwah yang menggembirakan.

Begitu juga dengan mahasiswa Muhammadiyah yang kadang ditempatkan untuk kuliah kerja nyata yang tidak memiliki jiwa kemuhammadiyahan, peran mahasiswa sebagai agen perubahan tetap harus diperjuangkan. Dengan sadar bahwa mahasiswa adalah kaum - kaum terpelajar tentu memiliki nilai semangat yang berbeda dengan masyarakat desa, bagaiaman mahasiswa dalam menyelesaikan persoalan menjadi sebuah titik uji ketika melebur di tengah-tengah masyarakat luas.

Sekarang ini yang menjadi bagian dari persoalan-persoalan ditengah tengah masyarakat ialah berkurangnya keanekaragaman hayati, kemiskinan, krisis pendidikan. Salah satu pendekatan yang mampu menjawab persoalan tersebut ialah dengan kembali menghadirkan semangat juang dakwah amar ma’ruf nahi mungkar ditengah – tengah masyarakat.

Implementasi dakwah amar ma’ruf nahi mungkar, melalui mahasiswa kuliah kerjanyata dapat dijalankan dengan ragam proses pendampingan pemberdayaan masyarakat dengan orientasi pemberdayaan masyarakat agar mampu mengembangkan diri atas dasar inovasi yang ditawarkan ataupun yang dibawa oleh mahasiswa yang sedang mengikuti kuliah kerja nyata dengan diterapkan secara partisipatoris, berorientasi kepada kebutuhan masyarakat, pemberdayaan masyarakat melalui Gerakan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar bisa diterpkan oleh mahasiswa melalui tiga jalur yakni enabling,empowering dan protecting.

Secara riil kemiskinan dan ketertinggalan akan kemajuan teknologi menjadi persoalan masyarakat desa dan hendaknya mahasiswa Muhammadiyah bisa memberikan solusi akan permasalahan permasalahan yang dihadapi, dengan ghiroh semangat kemanusiaan dan rasa senasip sepenanggungan dan mengembalikan semangat cita – cita besar undang – undang dasar negara repoblik Indonesia tahun 1945 bahwa kemerdekaan ialah hak segala bangsa.

Merdeka dalam artian adalah merdeka dari kebodohan, merdeka akan ketertinggalan ekonomi serta merdeka dari kemiskinan, tentu dnegan kembali kepada agama dan tidak lupa akan usaha yang harus dengan diiringi do’a. Ghiroh-ghiroh perjuangan dalam pemberdayaan masyarakat desa hendaknya kembali kepada ajaran agama.

Jika melihat Al-Qur’an sebagai tali agama allah, semangat dakwah amar ma’ruf dalam tauhid social dijelaskan dengan tegas didalam al-qur’an Q.S nisa ayat 29 allah swat berfirman : Hai orang orang yang beriman janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan cara yang batil kecuali dnegan jalan kesepakatan bisnis suka sama suka.

Dakwah amar ma’ruf nahi mungkar bisa dibawa oleh mahasiswa Muhammadiyah tanpa memandang betapa banyak perbedaan yang terjadi dalam dinamika social, menjadikan Al-qur’an sebagai pegangan merupakan poin utama dalam implementasi dakwah amar ma’ruf nahi mungkar ketika mahasiswa melebur dalam bentuk kegiatan kuliah kerja nyata.

Dengan ragam perbedaan pula tentunya mahasiswa bisa memposisikan diri sebagai kaum terpelajar yang sebernarnya yakni dengan mengimplementasikan semangat juang serta menjadi agen pemecah masalah yang terjadi dalam masyarakat, karena sejatinya mahaiswa adalah manusia-manusia pejuang. Terakhir, jika mengingat perkataan said tuhuleley selama rakyat masih menderita, tidak ada kata untuk istirahat.

Tags
0 Komentar

Tinggalkan Pesan

Anakpanah.id adalah portal keislaman yang diresmikan di Yogyakarta pada 8 Agustus 2020 di bawah naungan Jaringan Anak Panah (JAP).
Ingin Donasi? Klik disini

Copyright © AnakPanah.ID All rights reserved.
Develop by KlonTech