Hidup Sederhana di Pesantren
M. Alfreda Daib Insan Labib Rabu, 23-8-2023 | - Dilihat: 76
Oleh: M. Alfreda Daib Insan Labib
“Saya malu kalau rumah saya lebih baik dari masjidnya” itulah sepatah kata yang terlontar dari lisan KH. Ahmad sahal yang merupakan salah satu dari Trimurti pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor. Kiranya sangat tepat jika Pesantren dipilih sebagai tempat membenahi diri untuk menjadi pribadi yang sederhana. Pasalnya, di Pesantren tak hanya diajarkan pelajaran saja, tapi di sana pula diajarkan kehidupan.
Ada dua Unsur yang biasa diterapkan di Pesantren, yaitu tarbiyah dan ta’lim atau yang biasa dikenal oleh masyarakat umum sebagai Pendidikan dan Pengajaran. Keduanya merupakan unsur yang berbeda walaupun bisa dibilang sangat mirip. Dalam mengimplementasikannya dalam kehidupan keseharian, para guru,dosen, ustadz atau tenaga pendidik lainnya tidak bisa memisahkan antara keduanya. Sebaliknya mereka harus menerapkannya dalam satu rel yang sama juga tidak berat sebelah, agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Pendidikan dan pengajaran
Apa sebenarnya perbedaan antara Penididkan dan Pengajaran? Pengajaran khusus ditujukan pada akal, Sedangkan pendidikan adalah pembinaan insan yang tidak saja melibatkan perkara fisik dan mental tetapi juga hati dan nafsu karena sesungguhnya yang dididik adalah hati dan nafsu. Oleh karena itu pendikan dianggap jauh lebih mudah dibandingan dengan pengajaran. Walaupun metode yang diterapkan pada keduanya secara sekilas terlihat hampir sama.
Pengajaran adalah proses belajar atau proses menuntut ilmu. Ada dosen, guru, ustadz atau tenaga pendidik lainnya yang mengajar atau menyampaikan ilmu dan ada murid yang menuntut ilmu dan belajar. Walhasil, murid menjadi pandai, dan berilmu pengetahuan (‘alim). Tapi itu saja tidak cukup, hasil dari Pengajaran yang baik harus disempurnakan dengan Pendidikan agar murid benar benar menjadi pribadi yang baik.
Pendidikan adalah proses mendidik yang melibatkan penerapan nilai-nilai. Di dalam pendidikan terdapat proses pemahaman, penghayatan, penjiwaan, dan pengamalan. Ilmu yang telah diperoleh terutama ilmu agama dicoba untuk difahami dan di hayati hingga tertanam dalam hati dan dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain pendidikan menyangkut tentang akhlak.
Keduanya merupakan unsur yang penting dan harus dilakukan secara balance. sinergi dan kolaborasi antara pendidikan dan pengajaran yang stabil akan membentuk pesantren menajdi lembaga yang bukan hanya memberikan transformasi keilmuan namun juga membentuk karakter dan kepribadian para santri.
Pembentukan kesederhanaan di Pesantren
Kesederhanaan, merupakan salah satu dari kelima panca jiwa Pondok Modern Darussalam Gontor. Dan hebatnya, kelima panca jiwa itu bukan hanya sekedar slogan atau filosofi pesantren saja, terlebih merupakan jiwa dan ruh yang wajib dimiliki oleh seluruh elemen pesantren, mulai dari santri,ustadz,staff bahkan kyai pesantren tersebut. Dari sini lah lahir pribadi pribadi yang berkarakter dan berkualitas.
Sederhana tidak berarti pasif atau nerimo, tidak juga berarti miskin dan melarat. Justru dalam jiwa kesederhanan itu terdapat nilai-nilai kekuatan, kesanggupan, ketabahan dan penguasaan diri dalam menghadapi perjuangan hidup. Di balik kesederhanaan ini terpancar jiwa besar, berani maju dan pantang mundur dalam segala keadaan. Bahkan di sinilah hidup dan tumbuhnya mental dan karakter yang kuat, yang menjadi syarat bagi perjuangan dalam segala segi kehidupan.
Dalam kesehariannya, kyai adalah sosok yang bisa dikatakan paling berpengaruh dalam kemajuan sebuah pesantren dan kesuksesan santrinya. Walaupun pada hakikatnya system,program, dan filsafat pondok itu sendirilah yang menjalankan dinamika pesantren sehingga sebuah pesantren dapat dikatakan maju dan berhasil.
Mengapa kyai bisa dikatakan sosok yang paling berpengaruh dalam kehidupan pesantren? Tentu saja karena kyai adalah sentral figur teladan bagi para santri dan elemen pesantren lainnya. Maka Ketika seorang kyai berhasil memberikan teladan yang baik bagi para santrinya. Timbulah aura positif yang dapat menyalurkan kebaikannya terhadap orang disekitarnya.
Bagaimana seorang santri dituntut untuk bersikap sederhana andaikata kyainya tampil sebagai pribadi yang hedonis, hidup bermegah megahan, menggunakan pakaian yang branded, sepatu kulit yang sedang trending, atau mungkin aksesoris lainnya yang diimpor jauh dari luar negeri. Sedangkankan santrinya dituntut untuk berpakaian sederhana, mengenakan alas kaki karet, dan aksesoris seadanya.
Tentu saja hal tersebut tidak sejalan dengan firman Allah swt. dalam Surat As-saff ayat 2-3 yang berarti “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tiada kamu kerjakan. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.ang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tiada kamu kerjakan. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan”
Kyai sebagai Uswah hasanah
Seyogyanya, seorang kyai dalam sebuah pesantren memberikan uswah yang sesuai dengan apa yang akan dititahkan kepada santri nya, karena kewibawaan seseorang akan terlihat setelah dia menunjukkan kepribadiannya yang baik, dalam pepatah arab menyebutkan “al haibatu ta’ti ba’da-l-uswah” yang artinya kewibawaan seseorang akan tampak setelah dia menunjukan teladan yang baik.
Tapi tidak salah juga, apabila seorang kyai memiliki mobil mewah, pakaian, sepatu, atau aksesoris lainnya yang mahal, selama itu tidak dijadikan life style atau gaya hidupnya, bolehjadi barang barang mewah tersebut digunakan saat menyambut tamu, menghadiri rapat undangan atau mungkin digunakan saat bertemu dengan koleganya. Karena penampilan seorang kyai atau pimpinan yang kurang baik, secara tidak langsung akan menimbulkan citra negative terhadap pesantren yang dipimpinnya.
Sekilas jika kita amati dari siklus pembentukan kesederhanaan di Pesantren sebenarnya tidaklah rumit, mudahnya, kyai memberi contoh kesederhanaan dan santri melaksanakan apa yang dicontohkan kyainya. Tapi mengapa dalam realita kehidupan bermasyarakat, hal tersebut sangat sulit untuk diterapkan?
Beberapa sumber menyebutkan sifat gengsi lah yang memiliki pengaruh besar dalam terhambatnya pembentukan sikap sederhana dalam masyarakat umum. Dari situ lah ada yang mengatakan bahwa, “sekecil apapun harta yang kau miliki, akan cukup untuk hidup, dan sebesar apapun harta yang kau miliki, tidak akan pernah cukup untuk mengikuti gaya hidup”. salah satu ustadz kondang Indonesia pun menyatakan “hidup itu seperti hukum fisika, semakin banyak gaya yang dilakukan, maka akan semakin banyak tekanan yang ditimbulkan dari gaya tersebut”.
- Artikel Terpuler -
Hidup Sederhana di Pesantren
M. Alfreda Daib Insan Labib Rabu, 23-8-2023 | - Dilihat: 76
Oleh: M. Alfreda Daib Insan Labib
“Saya malu kalau rumah saya lebih baik dari masjidnya” itulah sepatah kata yang terlontar dari lisan KH. Ahmad sahal yang merupakan salah satu dari Trimurti pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor. Kiranya sangat tepat jika Pesantren dipilih sebagai tempat membenahi diri untuk menjadi pribadi yang sederhana. Pasalnya, di Pesantren tak hanya diajarkan pelajaran saja, tapi di sana pula diajarkan kehidupan.
Ada dua Unsur yang biasa diterapkan di Pesantren, yaitu tarbiyah dan ta’lim atau yang biasa dikenal oleh masyarakat umum sebagai Pendidikan dan Pengajaran. Keduanya merupakan unsur yang berbeda walaupun bisa dibilang sangat mirip. Dalam mengimplementasikannya dalam kehidupan keseharian, para guru,dosen, ustadz atau tenaga pendidik lainnya tidak bisa memisahkan antara keduanya. Sebaliknya mereka harus menerapkannya dalam satu rel yang sama juga tidak berat sebelah, agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Pendidikan dan pengajaran
Apa sebenarnya perbedaan antara Penididkan dan Pengajaran? Pengajaran khusus ditujukan pada akal, Sedangkan pendidikan adalah pembinaan insan yang tidak saja melibatkan perkara fisik dan mental tetapi juga hati dan nafsu karena sesungguhnya yang dididik adalah hati dan nafsu. Oleh karena itu pendikan dianggap jauh lebih mudah dibandingan dengan pengajaran. Walaupun metode yang diterapkan pada keduanya secara sekilas terlihat hampir sama.
Pengajaran adalah proses belajar atau proses menuntut ilmu. Ada dosen, guru, ustadz atau tenaga pendidik lainnya yang mengajar atau menyampaikan ilmu dan ada murid yang menuntut ilmu dan belajar. Walhasil, murid menjadi pandai, dan berilmu pengetahuan (‘alim). Tapi itu saja tidak cukup, hasil dari Pengajaran yang baik harus disempurnakan dengan Pendidikan agar murid benar benar menjadi pribadi yang baik.
Pendidikan adalah proses mendidik yang melibatkan penerapan nilai-nilai. Di dalam pendidikan terdapat proses pemahaman, penghayatan, penjiwaan, dan pengamalan. Ilmu yang telah diperoleh terutama ilmu agama dicoba untuk difahami dan di hayati hingga tertanam dalam hati dan dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain pendidikan menyangkut tentang akhlak.
Keduanya merupakan unsur yang penting dan harus dilakukan secara balance. sinergi dan kolaborasi antara pendidikan dan pengajaran yang stabil akan membentuk pesantren menajdi lembaga yang bukan hanya memberikan transformasi keilmuan namun juga membentuk karakter dan kepribadian para santri.
Pembentukan kesederhanaan di Pesantren
Kesederhanaan, merupakan salah satu dari kelima panca jiwa Pondok Modern Darussalam Gontor. Dan hebatnya, kelima panca jiwa itu bukan hanya sekedar slogan atau filosofi pesantren saja, terlebih merupakan jiwa dan ruh yang wajib dimiliki oleh seluruh elemen pesantren, mulai dari santri,ustadz,staff bahkan kyai pesantren tersebut. Dari sini lah lahir pribadi pribadi yang berkarakter dan berkualitas.
Sederhana tidak berarti pasif atau nerimo, tidak juga berarti miskin dan melarat. Justru dalam jiwa kesederhanan itu terdapat nilai-nilai kekuatan, kesanggupan, ketabahan dan penguasaan diri dalam menghadapi perjuangan hidup. Di balik kesederhanaan ini terpancar jiwa besar, berani maju dan pantang mundur dalam segala keadaan. Bahkan di sinilah hidup dan tumbuhnya mental dan karakter yang kuat, yang menjadi syarat bagi perjuangan dalam segala segi kehidupan.
Dalam kesehariannya, kyai adalah sosok yang bisa dikatakan paling berpengaruh dalam kemajuan sebuah pesantren dan kesuksesan santrinya. Walaupun pada hakikatnya system,program, dan filsafat pondok itu sendirilah yang menjalankan dinamika pesantren sehingga sebuah pesantren dapat dikatakan maju dan berhasil.
Mengapa kyai bisa dikatakan sosok yang paling berpengaruh dalam kehidupan pesantren? Tentu saja karena kyai adalah sentral figur teladan bagi para santri dan elemen pesantren lainnya. Maka Ketika seorang kyai berhasil memberikan teladan yang baik bagi para santrinya. Timbulah aura positif yang dapat menyalurkan kebaikannya terhadap orang disekitarnya.
Bagaimana seorang santri dituntut untuk bersikap sederhana andaikata kyainya tampil sebagai pribadi yang hedonis, hidup bermegah megahan, menggunakan pakaian yang branded, sepatu kulit yang sedang trending, atau mungkin aksesoris lainnya yang diimpor jauh dari luar negeri. Sedangkankan santrinya dituntut untuk berpakaian sederhana, mengenakan alas kaki karet, dan aksesoris seadanya.
Tentu saja hal tersebut tidak sejalan dengan firman Allah swt. dalam Surat As-saff ayat 2-3 yang berarti “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tiada kamu kerjakan. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.ang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tiada kamu kerjakan. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan”
Kyai sebagai Uswah hasanah
Seyogyanya, seorang kyai dalam sebuah pesantren memberikan uswah yang sesuai dengan apa yang akan dititahkan kepada santri nya, karena kewibawaan seseorang akan terlihat setelah dia menunjukkan kepribadiannya yang baik, dalam pepatah arab menyebutkan “al haibatu ta’ti ba’da-l-uswah” yang artinya kewibawaan seseorang akan tampak setelah dia menunjukan teladan yang baik.
Tapi tidak salah juga, apabila seorang kyai memiliki mobil mewah, pakaian, sepatu, atau aksesoris lainnya yang mahal, selama itu tidak dijadikan life style atau gaya hidupnya, bolehjadi barang barang mewah tersebut digunakan saat menyambut tamu, menghadiri rapat undangan atau mungkin digunakan saat bertemu dengan koleganya. Karena penampilan seorang kyai atau pimpinan yang kurang baik, secara tidak langsung akan menimbulkan citra negative terhadap pesantren yang dipimpinnya.
Sekilas jika kita amati dari siklus pembentukan kesederhanaan di Pesantren sebenarnya tidaklah rumit, mudahnya, kyai memberi contoh kesederhanaan dan santri melaksanakan apa yang dicontohkan kyainya. Tapi mengapa dalam realita kehidupan bermasyarakat, hal tersebut sangat sulit untuk diterapkan?
Beberapa sumber menyebutkan sifat gengsi lah yang memiliki pengaruh besar dalam terhambatnya pembentukan sikap sederhana dalam masyarakat umum. Dari situ lah ada yang mengatakan bahwa, “sekecil apapun harta yang kau miliki, akan cukup untuk hidup, dan sebesar apapun harta yang kau miliki, tidak akan pernah cukup untuk mengikuti gaya hidup”. salah satu ustadz kondang Indonesia pun menyatakan “hidup itu seperti hukum fisika, semakin banyak gaya yang dilakukan, maka akan semakin banyak tekanan yang ditimbulkan dari gaya tersebut”.
4 Komentar
2023-08-23 20:06:54
Gilang
Kerennn luurrrr
2024-12-01 23:25:26
Mhipkr
eriacta sacred - apcalis horse forzest farm
2024-12-07 14:43:04
Oouhgr
buy crixivan online - buy cheap confido order emulgel for sale
2024-12-09 07:31:22
Rrfmlk
valif tap - order sustiva 10mg generic buy sinemet medication
4 Komentar
2023-08-23 20:06:54
Gilang
Kerennn luurrrr
2024-12-01 23:25:26
Mhipkr
eriacta sacred - apcalis horse forzest farm
2024-12-07 14:43:04
Oouhgr
buy crixivan online - buy cheap confido order emulgel for sale
2024-12-09 07:31:22
Rrfmlk
valif tap - order sustiva 10mg generic buy sinemet medication
Tinggalkan Pesan