• Berita
  • Pandangan
  • Inspirasi
  • Kajian
  • Perkaderan
  • Sastra
  • Khutbah
  • Resensi
  • Kirim Tulisan
  • Berita
  • Pandangan
  • Inspirasi
  • Kajian
  • Perkaderan
  • Sastra
  • Khutbah
  • Resensi
  • Kirim Tulisan

Belajar Bebas dari Para Filsuf

Fadhil Raihan Hakim Kamis, 18-7-2024 | - Dilihat: 59

banner

Oleh: Fadhil Raihan Hakim

Sebagai seorang anak muda yang tidak muda-muda banget, mulai menghadapi realita yang asyik dan cukup membuat tertawa. Tertawanya ini bentuk defensif dalam menghadapi hal yang dikata orang-orang kejam bernama “dewasa”.

Dalam kedewasaan ini, salah satu hal populer yang selalu dikhawatirkan oleh berberapa orang selain pekerjaan, karir, dan keluarga, adalah soal percintaan. Dan aku cukup yakin percintaan ini juga bagian dari kebahagiaan hidup.

2 bulan lalu saya masih ingat betul, saya sedang tidak baik-baik saja perihal cinta. Tapi ada hal indahnya, saya mempelajari hal baru soal cinta, bahagia, dan kebebasan.

Layaknya anak muda pada umumnya, malam-malam saya pergunakan dengan baik untuk overthinking dan scroll tiktok tak sengaja ada wejangan Pak Fahruddin Faiz soal cinta dan kebahagiaan.

Saya kutip kurang lebih begini kalimatnya: “Cinta itu tidak harus memiliki, cinta itu harus membebaskan, kalau masih berharap aku dapat apa itu masih negosiasi, masih dagang.” Kata-katanya sederhana, tapi kebenerannya sangat valid.

Dari keresahan itu saya berpikir, bagaimana caranya mendapatkan kebahagiaan dari kebebasan itu ya? Ternyata tiktok ini mendengar keresehanku dan membawakanku sebuah video pemantik lagi dari Pak Fahruddin Faiz, “Kalau kamu mau bahagia, perbanyaklah rumus untuk mencapai kebahagiaan itu.”

semenjak saat itu, saya memutuskan untuk mencari kebahagiaan, salah satu jalannya adalah dengan membaca literatur dan video-video beliau. Kebebasan dan kebahagiaan adalah topik utama yang saya cari. Maka dari itu, saya berkeinginan membaca filsafat kebahagiaan Pak Fahruddin Faiz.

Saya membaca bukunya yang berjudul “Filsuf Juga Manusia”. Tanpa tersadar, hal ini yang membawa saya mulai mengerti soal kebebasan lewat “kebijaksanaan yang sederhana” dari para filsuf.

Filsafat yang berasal dari bahasa yunani yaitu philos artinya cinta dan shopia yang berarti kebijaksanaan. Kalau filsafat itu identik dengan pencarian kebeneran dan cinta di orang orang pada umumnya, pintu masuk saya dengan filsafat soal cinta dan kebahagiaan, dan secara deskripsi filsafat memenuhi visi saya untuk mempelajari hal itu.

Filsuf percaya bahwa kebeneran itu baik dan berharga untuk dicari sendiri dan demi manfaat yang lain nya, kalau mengutip kata bapak filsuf yaitu socrates “kehidupan yang tidak di uji adalah kehidupan yang tidak berharga”. cinta dan kekecewaan itulah ujian bagi kita untuk hidup kita jauh lebih berharga.

Kalau kita berkaca dengan filsuf, hal inilah yang mengakibatkan filsuf ini banyak melakukan hal-hal manusiawi yang jauh lebih berani dan idealis dibandingkan kita sebagai manusia pada umumnya. Hal-hal idealis inilah yang berlandaskan prinsip yang sangat kuat, yang mungkin bisa saya sebut cinta dan kebebasan.

Socrates lebih memilih mati meminum racun dibandingkan berhenti menyebarkan pemikirannya. Phytagoras memilih mati saat terjadi pembantaian dan pemusnahan Ordo Phytagorean di saat phytagoras di hadapkan oleh dua pilihan apakah dia harus melewati ladang buncis yang sangat ia benci atau berbalik arah dan mati. Penemu golden ratio ini lebih memilih berbalik arah dan di penggal karena hal sepele itu, lucu bukan?

Hal-hal seperti itulah yang membawa tawa pada saya. Seorang filsuf dengan kecerdasan, kepintaran, dan kebijaksanaannya punya cerita yang menggelitik untuk diulik dan dipetik ibrahnya.

Voltaire

Salah satu kisah voltaire yang paling saya suka adalah soal kopi, ini personal buat saya karena saya pribadi suka sekali kopi karena saya menganut kepercayaan “sedikit banyaknya rejeki, patut dirayakan dengan secangkir kopi” - Joko Pinurbo.

Faktanya Voltaire bisa menghabiskan 50 kopi dalam sehari, suatu hari ia di peringatkan oleh seseorang bahwa itu bisa menjadi racun dan membunuhnya secara perlahan. Lalu Voltaire menjawab “mungkin kerja racun itu memang benar benar lambat karena sudah lebih dari 55 tahun aku meminumnya dan aku belum mati”

Sigmund Freud

seorang tokoh psikolog terkenal yaitu sigmund freud pernah berkata “Pertanyaan besar yang tidak bisa aku jawab meskipun aku sudah menelitinya selama 30 tahun adalah apa yang diinginkan perempuan” jangankan kita filsuf sekelas freud saja berkomitmen selama 30 tahun untuk mencari hal itu dan tidak dapat menyimpulkan, tapi passion nya terhadap itu yang menyadarkan satu hal bahwa proses memahami wanita memang pelajaran seumur hidup.

Friedrich Nietzsche

Kalau kisah ini sering kita jumpai di dekat kita sehari hari yaitu “friendzone”

Pada tahun 1882, Nietzsche menemukan seorang wanita berusia 21 tahun bernama Lou Andreas - Salou, Nietzsche sempat mengajaknya liburan ke hutan Tautenberg, Lucerne dan menyatakan perasaan nya di sana, namun wanita tersebut menjawab dia hanya mengagumi pemikiran nya Nietzsche bukan untuk mencintai ataupun menikahinya.

kalian bisa bayangkan, kita sedang belajar soal mencintai tanpa harus memiliki, belajar soal mencintai itu soal memberi dari seorang filsuf pembawa teori eksistensial, seorang kritikus budaya dan penyari asal jerman itu.

Ludwig Wittgenstein

Kali ini kita belajar dari seseorang yang terlahir kaya raya dan rela melepas bajunya dan memilih kemiskinan dan depresi untuk menemukan kebijaksaan melalui medium menjadi guru sekolah rendah, pengangkut barang di rumah sakit, tukang kebun biara tapi berhasil menjadi filosof besar dan berpengaruh pada abad 20.

Dengan dinamika kehidupan yang keras itu, yang memilih sendiri untuk hidupnya di uji sendiri, Wittgenstein punya buah pemikiran yang lucu soal filsafat itu adalah humor ia menyatakan bahwa karya filsafat yang baik dan serius itu dapat ditulis dengan sepenuhnya berisi humor humor. Kalau ia memahami nya ia akan dapat menemukan aspek kelucuan nya.

dari sini kita belajar, kedamaian dalam menghadapi masalah yang rumit itu adalah dengan menertawakan nya

William James

James mengajar di Harvard University untuk bidang anatomi,fisiologi,psikologi, dan filsafat hingga tahun 1907. Saat mengajar William James memiliki mahasiswi favorit bernama Gertrude Stein, suatu hari stein tidak bisa menyelesaikan tugas paper nya karena habis party semaleman lalu ia menulis surat untuk William James

”Yth Professor James, aku mohon maaf karena aku merasa agak malas menulis paper filsafat hari ini”

Lali William James menjawab : “Yth.Nn. Stein, aku sepenuhnya mengerti, karena aku juga sering merasa demikian”

lalu James memberikan nilai tertinggi untuk Stein. Ketika kita sudah berusaha semaksimal kita, jujur saja, kejujuran itu akan di hargai walaupun terlihat dan dirasa pahit untuk seseorang. Begitu juga dengan perasaanmu, dalam kasus mencintai seseorang jujurlah saja bisa saja jujurmu itu di hargai seperti Stein.

Socrates

Socrates sosok yang lahir 470 SM, dari seorang tukang batu dan bidan desa, dengan belajar filsafat kepada achelaus, murid anaxagoraz pada saat mudanya ini. kalo kata cicero “socrates ini orang pertama yang memanggil filsafat agar turun ndari langit, agar berdiam di kota kota tempat tinggal mereka lalu menarik filsafat untuk masuk ke rumah rumah mereka memerhatikan kehidupan dan moralitas, kebaikan dan kejahatan manusia

socrates punya konsep Gnotis Afton ( kenalilah dirimu ), yang sangat impactful dalam proses pendewasaan kita.

ada satu kisah yang dari Socrates soal bagaimana menjadi bijaksana itu bukan hanya membahagiakan kita tapi juga membahagiakan kita dengan orang lain. Kisah ini bernama Ujian Tiga Lapis.

Suatu hari ada teman nya membawa kabar tentang murid Socrates “tahukah kamu apa yang baru saja saya dengar tentang salah satu muridmu” lalu Socrates menjawab “Tunggu dulu, sebelum bercerita kepadaku, aku ingin kamu jawab dulu tiga pertanyaan berikut”

Pertanyaan pertama, “sudahkah kamu merasa pasti bahwa apa yang akan kamu katakan padaku adalah benar”

Jawabnya “tidak, sebenernya aku baru saja mendengar dari orang…”

Socrates memotong nya lalu mengatakan “baik, jika kamu benar benar tidak yakin, apa yang kamu ingin ceritakan tentang murdiku ini adalah sesuatu yang baik?”

Jawabnya kembali “tidak, justru sebaliknya”

Socrates kembali menjawab “jadi kamu ingin menceritakan sesuatu yang tidak baik soal; muridku yang tidak kamu yakini kebeneran nya. Lalu aku ingin menanyakan pertanyaan terakhir apa yang ingin kamu katakan kepadakuy soal muridku ada manfaatnya bagiku?”

jawabnya tidak.

“Kesimpulan nya, apa yang ingin kamu katakan kepadaku itu tidak benar, tidak baik dan tidak ada manfaatnya bagiku, lalu mengapa kamu masih ingin menceritakannya padaku?”

teman nya hanya terdiam dan malu.

Socrates tidak berniat menggurui, atau bahkan memarahinya dengan kata kata, ia hanya menanyakan sesuatu kepada teman nya pertanyaan pertanyaan esensial tapi dari situ kita belajar soal menghormati seseorang, socrates sangat menghormati teman nya yang ingin menjatuhkan muridnya dengan cara ujian tiga lapis itu, dan menghormati muridnya dengan cara melindunginya dari kabar burung tersebut tanpa kalimat tendesius. Bahagia bukan memiliki teman seperti Socrates?

Sebagai penutup, cerita cerita di atas menunjukkan “filsuf juga manusia” dengan kerumitan pemikirannya, keseharian nya juga memiliki pemikiran yang lucu dan sederhana, yang bisa kita petik ibrahnya untuk bahan dasar kebijaksanaan untuk mendapatkan kebahagiaan kita. Kesederhanaan itulah yang membebaskan mereka bukan? Mereka berfikir dan mereka bahagia dengan jalan nya sendiri sendiri.

Terkadang keseharian dan kesibukan manusia membuat diri kita tidak lagi mengenal diri kita sendiri. apa yang kita lakukan sekarang sudah sesuai dengan apa yang kita inginkan? Apakah kita bebas melakukan ini itu? Apakah hal ini membuat kita bahagia? Atau hanya mengejar validasi belaka? Dari sini saya belajar untuk fokus dengan masa sekarang, dengan lebih bijak dan bebas dalam belajar, mencintai dan tentunya bahagia di setiap momen kehidupan saya.

 

Tags
9 Komentar
banner

2024-07-18 10:49:24

pran

semangat

banner

2025-04-30 11:02:18

teri

supplier teri nasi ; jual sambal teri ; teri ;

banner

2025-06-07 05:10:13

344om

clomid challenge test buy generic clomid without dr prescription where buy cheap clomid price clomid rx cost of generic clomiphene buying generic clomid price can i order generic clomiphene pills

banner

2025-06-09 21:54:57

buy cialis canada online

This is a keynote which is virtually to my verve… Diverse thanks! Faithfully where can I notice the acquaintance details an eye to questions?

banner

2025-06-11 16:11:26

flagyl and

Facts blog you procure here.. It’s hard to espy strong worth writing like yours these days. I truly comprehend individuals like you! Withstand guardianship!!

banner

2025-06-13 10:34:41

litqa

order zithromax sale - order ofloxacin 200mg metronidazole 200mg ca

banner

2025-06-14 22:40:46

0kix6

semaglutide brand - rybelsus 14mg for sale periactin medication

banner

2025-06-16 21:53:31

wpk8e

buy domperidone for sale - motilium without prescription flexeril price

banner

2025-06-19 02:35:02

va6p2

order inderal 20mg online cheap - purchase methotrexate where to buy methotrexate without a prescription

Tinggalkan Pesan

- Artikel Terpuler -

Cinta Tiada Bertepi
Erik Tauvani Somae
Rabu, 24-5-2023
thumb
Nyala Muhammadiyah Hingga Akhir Hayat
Erik Tauvani Somae
Ahad, 29-5-2022
thumb
Kerja Sama Militer Indonesia dan Malaysia
Iqbal Suliansyah
Selasa, 27-12-2022
thumb
Saat Mata Buya Berkaca-kaca
Erik Tauvani Somae
Ahad, 19-12-2021
thumb
Perundungan dan Pelecehan: Fenomena yang Mengancam Generasi
Hanifatun Jamil
Sabtu, 26-10-2024
thumb
Cinta, Patah Hati, dan Jalaluddin Rumi
Muhammad Iqbal Kholidin
Ahad, 15-5-2022
thumb
Percakapan Terakhir dengan Buya Syafii
Sidiq Wahyu Oktavianto
Sabtu, 28-5-2022
thumb
Buya Syafii, Kampung Halaman, dan Muhammadiyah
Erik Tauvani Somae
Senin, 16-5-2022
thumb
Purnawirawan dan Pilpres 2024
Iqbal Suliansyah
Sabtu, 14-10-2023
thumb
Pengalaman Seorang Anak Panah
Ahmad Syafii Maarif
Ahad, 21-11-2021
thumb
Kekerasan Seksual Menjadi Cambuk bagi Semua
Nizar Habibunnizar
Kamis, 6-1-2022
thumb
Jumaldi Alfi: Kopi dan Seni
Iqbal Suliansyah
Senin, 3-2-2025
thumb
Lihat Semua Artikel....

Belajar Bebas dari Para Filsuf

Fadhil Raihan Hakim Kamis, 18-7-2024 | - Dilihat: 59

banner

Oleh: Fadhil Raihan Hakim

Sebagai seorang anak muda yang tidak muda-muda banget, mulai menghadapi realita yang asyik dan cukup membuat tertawa. Tertawanya ini bentuk defensif dalam menghadapi hal yang dikata orang-orang kejam bernama “dewasa”.

Dalam kedewasaan ini, salah satu hal populer yang selalu dikhawatirkan oleh berberapa orang selain pekerjaan, karir, dan keluarga, adalah soal percintaan. Dan aku cukup yakin percintaan ini juga bagian dari kebahagiaan hidup.

2 bulan lalu saya masih ingat betul, saya sedang tidak baik-baik saja perihal cinta. Tapi ada hal indahnya, saya mempelajari hal baru soal cinta, bahagia, dan kebebasan.

Layaknya anak muda pada umumnya, malam-malam saya pergunakan dengan baik untuk overthinking dan scroll tiktok tak sengaja ada wejangan Pak Fahruddin Faiz soal cinta dan kebahagiaan.

Saya kutip kurang lebih begini kalimatnya: “Cinta itu tidak harus memiliki, cinta itu harus membebaskan, kalau masih berharap aku dapat apa itu masih negosiasi, masih dagang.” Kata-katanya sederhana, tapi kebenerannya sangat valid.

Dari keresahan itu saya berpikir, bagaimana caranya mendapatkan kebahagiaan dari kebebasan itu ya? Ternyata tiktok ini mendengar keresehanku dan membawakanku sebuah video pemantik lagi dari Pak Fahruddin Faiz, “Kalau kamu mau bahagia, perbanyaklah rumus untuk mencapai kebahagiaan itu.”

semenjak saat itu, saya memutuskan untuk mencari kebahagiaan, salah satu jalannya adalah dengan membaca literatur dan video-video beliau. Kebebasan dan kebahagiaan adalah topik utama yang saya cari. Maka dari itu, saya berkeinginan membaca filsafat kebahagiaan Pak Fahruddin Faiz.

Saya membaca bukunya yang berjudul “Filsuf Juga Manusia”. Tanpa tersadar, hal ini yang membawa saya mulai mengerti soal kebebasan lewat “kebijaksanaan yang sederhana” dari para filsuf.

Filsafat yang berasal dari bahasa yunani yaitu philos artinya cinta dan shopia yang berarti kebijaksanaan. Kalau filsafat itu identik dengan pencarian kebeneran dan cinta di orang orang pada umumnya, pintu masuk saya dengan filsafat soal cinta dan kebahagiaan, dan secara deskripsi filsafat memenuhi visi saya untuk mempelajari hal itu.

Filsuf percaya bahwa kebeneran itu baik dan berharga untuk dicari sendiri dan demi manfaat yang lain nya, kalau mengutip kata bapak filsuf yaitu socrates “kehidupan yang tidak di uji adalah kehidupan yang tidak berharga”. cinta dan kekecewaan itulah ujian bagi kita untuk hidup kita jauh lebih berharga.

Kalau kita berkaca dengan filsuf, hal inilah yang mengakibatkan filsuf ini banyak melakukan hal-hal manusiawi yang jauh lebih berani dan idealis dibandingkan kita sebagai manusia pada umumnya. Hal-hal idealis inilah yang berlandaskan prinsip yang sangat kuat, yang mungkin bisa saya sebut cinta dan kebebasan.

Socrates lebih memilih mati meminum racun dibandingkan berhenti menyebarkan pemikirannya. Phytagoras memilih mati saat terjadi pembantaian dan pemusnahan Ordo Phytagorean di saat phytagoras di hadapkan oleh dua pilihan apakah dia harus melewati ladang buncis yang sangat ia benci atau berbalik arah dan mati. Penemu golden ratio ini lebih memilih berbalik arah dan di penggal karena hal sepele itu, lucu bukan?

Hal-hal seperti itulah yang membawa tawa pada saya. Seorang filsuf dengan kecerdasan, kepintaran, dan kebijaksanaannya punya cerita yang menggelitik untuk diulik dan dipetik ibrahnya.

Voltaire

Salah satu kisah voltaire yang paling saya suka adalah soal kopi, ini personal buat saya karena saya pribadi suka sekali kopi karena saya menganut kepercayaan “sedikit banyaknya rejeki, patut dirayakan dengan secangkir kopi” - Joko Pinurbo.

Faktanya Voltaire bisa menghabiskan 50 kopi dalam sehari, suatu hari ia di peringatkan oleh seseorang bahwa itu bisa menjadi racun dan membunuhnya secara perlahan. Lalu Voltaire menjawab “mungkin kerja racun itu memang benar benar lambat karena sudah lebih dari 55 tahun aku meminumnya dan aku belum mati”

Sigmund Freud

seorang tokoh psikolog terkenal yaitu sigmund freud pernah berkata “Pertanyaan besar yang tidak bisa aku jawab meskipun aku sudah menelitinya selama 30 tahun adalah apa yang diinginkan perempuan” jangankan kita filsuf sekelas freud saja berkomitmen selama 30 tahun untuk mencari hal itu dan tidak dapat menyimpulkan, tapi passion nya terhadap itu yang menyadarkan satu hal bahwa proses memahami wanita memang pelajaran seumur hidup.

Friedrich Nietzsche

Kalau kisah ini sering kita jumpai di dekat kita sehari hari yaitu “friendzone”

Pada tahun 1882, Nietzsche menemukan seorang wanita berusia 21 tahun bernama Lou Andreas - Salou, Nietzsche sempat mengajaknya liburan ke hutan Tautenberg, Lucerne dan menyatakan perasaan nya di sana, namun wanita tersebut menjawab dia hanya mengagumi pemikiran nya Nietzsche bukan untuk mencintai ataupun menikahinya.

kalian bisa bayangkan, kita sedang belajar soal mencintai tanpa harus memiliki, belajar soal mencintai itu soal memberi dari seorang filsuf pembawa teori eksistensial, seorang kritikus budaya dan penyari asal jerman itu.

Ludwig Wittgenstein

Kali ini kita belajar dari seseorang yang terlahir kaya raya dan rela melepas bajunya dan memilih kemiskinan dan depresi untuk menemukan kebijaksaan melalui medium menjadi guru sekolah rendah, pengangkut barang di rumah sakit, tukang kebun biara tapi berhasil menjadi filosof besar dan berpengaruh pada abad 20.

Dengan dinamika kehidupan yang keras itu, yang memilih sendiri untuk hidupnya di uji sendiri, Wittgenstein punya buah pemikiran yang lucu soal filsafat itu adalah humor ia menyatakan bahwa karya filsafat yang baik dan serius itu dapat ditulis dengan sepenuhnya berisi humor humor. Kalau ia memahami nya ia akan dapat menemukan aspek kelucuan nya.

dari sini kita belajar, kedamaian dalam menghadapi masalah yang rumit itu adalah dengan menertawakan nya

William James

James mengajar di Harvard University untuk bidang anatomi,fisiologi,psikologi, dan filsafat hingga tahun 1907. Saat mengajar William James memiliki mahasiswi favorit bernama Gertrude Stein, suatu hari stein tidak bisa menyelesaikan tugas paper nya karena habis party semaleman lalu ia menulis surat untuk William James

”Yth Professor James, aku mohon maaf karena aku merasa agak malas menulis paper filsafat hari ini”

Lali William James menjawab : “Yth.Nn. Stein, aku sepenuhnya mengerti, karena aku juga sering merasa demikian”

lalu James memberikan nilai tertinggi untuk Stein. Ketika kita sudah berusaha semaksimal kita, jujur saja, kejujuran itu akan di hargai walaupun terlihat dan dirasa pahit untuk seseorang. Begitu juga dengan perasaanmu, dalam kasus mencintai seseorang jujurlah saja bisa saja jujurmu itu di hargai seperti Stein.

Socrates

Socrates sosok yang lahir 470 SM, dari seorang tukang batu dan bidan desa, dengan belajar filsafat kepada achelaus, murid anaxagoraz pada saat mudanya ini. kalo kata cicero “socrates ini orang pertama yang memanggil filsafat agar turun ndari langit, agar berdiam di kota kota tempat tinggal mereka lalu menarik filsafat untuk masuk ke rumah rumah mereka memerhatikan kehidupan dan moralitas, kebaikan dan kejahatan manusia

socrates punya konsep Gnotis Afton ( kenalilah dirimu ), yang sangat impactful dalam proses pendewasaan kita.

ada satu kisah yang dari Socrates soal bagaimana menjadi bijaksana itu bukan hanya membahagiakan kita tapi juga membahagiakan kita dengan orang lain. Kisah ini bernama Ujian Tiga Lapis.

Suatu hari ada teman nya membawa kabar tentang murid Socrates “tahukah kamu apa yang baru saja saya dengar tentang salah satu muridmu” lalu Socrates menjawab “Tunggu dulu, sebelum bercerita kepadaku, aku ingin kamu jawab dulu tiga pertanyaan berikut”

Pertanyaan pertama, “sudahkah kamu merasa pasti bahwa apa yang akan kamu katakan padaku adalah benar”

Jawabnya “tidak, sebenernya aku baru saja mendengar dari orang…”

Socrates memotong nya lalu mengatakan “baik, jika kamu benar benar tidak yakin, apa yang kamu ingin ceritakan tentang murdiku ini adalah sesuatu yang baik?”

Jawabnya kembali “tidak, justru sebaliknya”

Socrates kembali menjawab “jadi kamu ingin menceritakan sesuatu yang tidak baik soal; muridku yang tidak kamu yakini kebeneran nya. Lalu aku ingin menanyakan pertanyaan terakhir apa yang ingin kamu katakan kepadakuy soal muridku ada manfaatnya bagiku?”

jawabnya tidak.

“Kesimpulan nya, apa yang ingin kamu katakan kepadaku itu tidak benar, tidak baik dan tidak ada manfaatnya bagiku, lalu mengapa kamu masih ingin menceritakannya padaku?”

teman nya hanya terdiam dan malu.

Socrates tidak berniat menggurui, atau bahkan memarahinya dengan kata kata, ia hanya menanyakan sesuatu kepada teman nya pertanyaan pertanyaan esensial tapi dari situ kita belajar soal menghormati seseorang, socrates sangat menghormati teman nya yang ingin menjatuhkan muridnya dengan cara ujian tiga lapis itu, dan menghormati muridnya dengan cara melindunginya dari kabar burung tersebut tanpa kalimat tendesius. Bahagia bukan memiliki teman seperti Socrates?

Sebagai penutup, cerita cerita di atas menunjukkan “filsuf juga manusia” dengan kerumitan pemikirannya, keseharian nya juga memiliki pemikiran yang lucu dan sederhana, yang bisa kita petik ibrahnya untuk bahan dasar kebijaksanaan untuk mendapatkan kebahagiaan kita. Kesederhanaan itulah yang membebaskan mereka bukan? Mereka berfikir dan mereka bahagia dengan jalan nya sendiri sendiri.

Terkadang keseharian dan kesibukan manusia membuat diri kita tidak lagi mengenal diri kita sendiri. apa yang kita lakukan sekarang sudah sesuai dengan apa yang kita inginkan? Apakah kita bebas melakukan ini itu? Apakah hal ini membuat kita bahagia? Atau hanya mengejar validasi belaka? Dari sini saya belajar untuk fokus dengan masa sekarang, dengan lebih bijak dan bebas dalam belajar, mencintai dan tentunya bahagia di setiap momen kehidupan saya.

 

Tags
9 Komentar
banner

2024-07-18 10:49:24

pran

semangat

banner

2025-04-30 11:02:18

teri

supplier teri nasi ; jual sambal teri ; teri ;

banner

2025-06-07 05:10:13

344om

clomid challenge test buy generic clomid without dr prescription where buy cheap clomid price clomid rx cost of generic clomiphene buying generic clomid price can i order generic clomiphene pills

banner

2025-06-09 21:54:57

buy cialis canada online

This is a keynote which is virtually to my verve… Diverse thanks! Faithfully where can I notice the acquaintance details an eye to questions?

banner

2025-06-11 16:11:26

flagyl and

Facts blog you procure here.. It’s hard to espy strong worth writing like yours these days. I truly comprehend individuals like you! Withstand guardianship!!

banner

2025-06-13 10:34:41

litqa

order zithromax sale - order ofloxacin 200mg metronidazole 200mg ca

banner

2025-06-14 22:40:46

0kix6

semaglutide brand - rybelsus 14mg for sale periactin medication

banner

2025-06-16 21:53:31

wpk8e

buy domperidone for sale - motilium without prescription flexeril price

banner

2025-06-19 02:35:02

va6p2

order inderal 20mg online cheap - purchase methotrexate where to buy methotrexate without a prescription

Tinggalkan Pesan

- Artikel Terpuler -

Cinta Tiada Bertepi
Erik Tauvani Somae
Rabu, 24-5-2023
thumb
Nyala Muhammadiyah Hingga Akhir Hayat
Erik Tauvani Somae
Ahad, 29-5-2022
thumb
Kerja Sama Militer Indonesia dan Malaysia
Iqbal Suliansyah
Selasa, 27-12-2022
thumb
Saat Mata Buya Berkaca-kaca
Erik Tauvani Somae
Ahad, 19-12-2021
thumb
Perundungan dan Pelecehan: Fenomena yang Mengancam Generasi
Hanifatun Jamil
Sabtu, 26-10-2024
thumb
Cinta, Patah Hati, dan Jalaluddin Rumi
Muhammad Iqbal Kholidin
Ahad, 15-5-2022
thumb
Percakapan Terakhir dengan Buya Syafii
Sidiq Wahyu Oktavianto
Sabtu, 28-5-2022
thumb
Buya Syafii, Kampung Halaman, dan Muhammadiyah
Erik Tauvani Somae
Senin, 16-5-2022
thumb
Purnawirawan dan Pilpres 2024
Iqbal Suliansyah
Sabtu, 14-10-2023
thumb
Pengalaman Seorang Anak Panah
Ahmad Syafii Maarif
Ahad, 21-11-2021
thumb
Kekerasan Seksual Menjadi Cambuk bagi Semua
Nizar Habibunnizar
Kamis, 6-1-2022
thumb
Jumaldi Alfi: Kopi dan Seni
Iqbal Suliansyah
Senin, 3-2-2025
thumb
Lihat Semua Artikel....
Anakpanah.id adalah portal keislaman yang diresmikan di Yogyakarta pada 8 Agustus 2020 di bawah naungan Yayasan Sang Anak Panah (YASAPA).

Copyright © AnakPanah.ID All rights reserved.
Develop by KlonTech