5 Cara Agar Anak Mau Nyantri
Sumarni Selasa, 13-12-2022 | - Dilihat: 29

Oleh: Sumarni
Bagi sebagian orang tua yang menganggap bahwa pondok pesantren adalah tempat terbaik untuk menuntut ilmu agama, maka sudah dapat dipastikan mereka sangat menginginkan putera-puterinya untuk melanjutkan pendidikan di sana. Namun sangat disayangkan seringkali keinginan orang tua dan anak tidak sejalan.
Akhirnya banyak orang tua yang memaksa atau mengancam anaknya jika tak mau menuruti keinginan mereka. Ada juga orang tua yang membujuk atau mengiming-imingi anaknya dengan memberikan sesuatu berupa benda atau barang berharga dan branded. Semua akan mereka lakukan asalkan anaknya mau nyantri.
Hal tersebut sebaiknya jangan pernah dilakukan ya bapak ibu, sebab hanya akan menjadi solusi sesaat, namun akan mendatangkan permasalahan baru di kemuadian hari. Tentunya kita paham bahwa segala sesuatu yang dilakukan secara terpaksa, tak akan bertahan lama. Iya kan?
Sebenarnya ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh para orang tua agar anaknya mau nyantri tanpa terpaksa. Berikut ini adalah 5 cara mudah yang perlu dicoba oleh orang tua;
1. Jangan memasukan anak ke pesantren dengan niat ogah mendidik anak.
Banyak orang tua yang mengirimkan anaknya ke pesantren setelah merasa kewalahan mendidik anaknya. Mereka menjadikan pesantren sebagai tempat pembuangan atau sebagai bengkel yang dapat memperbaiki kelakuan anaknya dalam waktu singkat.
Selain itu banyak juga orang tua yang mengirim anaknya ke pesantren karena gak mau pusing dan repot alias ogah mendidik anaknya tentang ilmu agama. Menurut saya hal tersebut adalah sebuah kekeliruan besar dan harus diluruskan.
Memasukan anak ke pesantren adalah tindakan yang mulia. Oleh karenanya harus didasari oleh niat hanya untuk meraih ridho-Nya. Sebab sedikit saja melenceng, maka apa yang kita lakukan tidak akan bernilai apa-apa di sisi Allah. Seharusnya saat orang tua ingin memondokkan anaknya ke pesantren, niatkan dalam hati bahwa hal tersebut dilakukan sebagai salah satu usaha untuk memberikan pendidikan yang terbaik.
Pesantren hanyalah sebuah fasilitas sebagai lembaga pendidikan yang dianggap berkompeten untuk memberikan pendidikan yang sesuai harapan orang tua. Oleh karenanya semoga Allah meridhoi jalan yang ditempuh ini.
2. Sampaikan segala plus-minusnya pesantren.
Selama ini pada umumnya orang tua merasa bahwa mereka berhak mengatur anaknya secara mutlak. Seorang anak wajib mengikuti aturan orang tua. Berdosa jika membantah mereka. Pandangan tersebut benar adanya, tetapi bukan berarti harus membuat anak kehilangan haknya untuk mendapatkan informasi dan mengetahui alasan mengapa mereka harus mondok?
Orang tua yang bijak harus memberikan ruang kepada anak untuk mengutarakan keinginannya. Sebagai orang tua harus mampu memaparkan segala informasi yang dibutuhkan oleh anak.
Sampaikan semuanya dengan bahasa yang mudah dipahami sesuai kapasitas berpikirnya. Misalnya apa sih kelebihan dan kekurangan yang akan diperoleh jika masuk pesantren. Sebut saja kalau di pesantren dia tidak dapat bertemu orang tua setiap hari, tetapi hal itu akan membuat dia menjadi lebih mandiri.
Selanjutnya kalau di pesantren anak gak bisa main HP seperti di rumah, tapi hal itu akan membuatmu menjadi lebih fokus dalam belajar, dan lain sebagainya. Setelah itu berikan waktu padanya untuk berpikir sehingga ia dapat menentukan pilihannya.
3. Utarakan harapan besar kita pada mereka.
Mengutarakan harapan besar kita pada mereka, secara psikologis akan membuat anak merasa memiliki sebuah tanggung jawab yang besar. Mereka juga akan merasa bahwa dirinya begitu berarti bagi kedua orang tuanya. Oleh karenanya jangan pernah merasa malu apalagi gengsi untuk mengutarakan harapan besar kita pada mereka. Carilah waktu yang tepat untuk mengutarakannya.
Berikut ini adalah salah satu contoh ungkapan yang pernah saya sampaikan pada anak sulung saya.
”Nak, harapan terbesar Ummi dan Abi adalah memiliki anak-anak yang salih. Apapun profesi yang kalian geluti, kami akan mendukungnya. Jadikan profesimu sebagai fasilitas untuk mengabdi pada Allah. Kamu harus tahu apa yang menjadi perintah dan larangan-Nya dalam Al-qur’an. Akan tetapi kami tidak memiliki ilmu yang cukup untuk mengajarkan semua itu. Kami berharap kamu mau melanjutkan pendidikan di pesantren. Betapa indahnya kelak kamu akan menjadi seorang ahli geofisika yang Qur’ani. Insya Allah, keridhoan-Nya akan kamu raih dan kamu akan selamat di dunia dan akhirat. Ingat anak sulung itu akan ditiru oleh adik-adikmu.”
Alhamdulillah setamat SMP anak sulung saya masuk pesantren dan saat ini sudah kuliah jurusan Teknik Geofisika, sesuai keinginannya.
4. Carilah informasi dan referensi.
Mencari informasi dan referensi tentang karakteristik pesantren yang akan kita pilih dapat dilakukan dengan berbagai cara. Untuk tahap awal, informasi dapat kita akses lewat website, brosur dan testimoni dari beberapa alumni. Banyak hal yang harus diketahui dan dipahami oleh orang tua terkait karakteristik sebuah pesantren. Misalnya tentang profil pesantren, apakah pesantren tersebut merupakan pondok modern, pondok tahfizd atau model lainnya. Berapa biaya masuk dan SPP nya. Fasilitas dan sarana apa saja yang tersedia di sana. Apakah cocok dengan karakteristik anak kita atau tidak, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Untuk lebih meyakinkan, sebaiknya orang tua harus menyempatkan diri survey langsung ke lokasi. Mintalah penjelasan secara detail pada pihak pesantren tentang informasi yang kita butuhkan. Jangan lupa ajak anak kita saat survey, sehingga dia dapat melihat langsung kondisi yang sebenarnya. Pada akhirnya diharapkan cara ini dapat membantu orang tua dan anak untuk mengambil keputusan dan menentukan pesantren pilihannya.
5. Istikharah dan tawakal.
Istikharah dan tawakal adalah dua hal penting yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi dengan diri kita, meskipun hanya 1 detik ke depan. Oleh karenanya kita perlu meminta petunjuk Allah dalam menentukan sebuah pilihan, termasuk saat memilih sekolah anak.
Saya ingat betul betapa beratnya memperjuangkan agar anak saya bisa masuk pesantren. Selain harus memberikan pemahaman pada anak, saya juga harus berusaha meyakinkan suami bahwa pesantren adalah tempat terbaik bagi anak sulung kami. Di tengah ketidakberdayaan, akhirnya saya mengajak mereka untuk beristikharah.
Saya meminta pada Allah jika pesantren adalah hal yang terbaik bagi kehidupan dunia akhirat kami, maka mudahkanlah jalannya. Namun jika pesantren bukan yang terbaik, maka jauhkanlah dan berilah pengganti yang lebih baik darinya. Setelah melakukan segala usaha dan beristikharah maka bertawakal kepada Allah. Apapun hasilnya itulah pilihan yang terbaik menurut Allah. Yakinlah apapun yang terjadi dikemudian hari semuanya sudah tercatat di lauh mahfudz.
Begitu banyak cara yang dapat kita lakukan untuk membuat anak kita mau masuk pesantren tanpa merasa terpaksa kan? Semoga beberapa tips tersebut dapat membantu orang tua yang tengah mencari cara agar anaknya mau masuk pesantren ya. Wallohu’alam bishowab.
_____
Sumarni, Guru SMP N 46 Pekanbaru.
- Artikel Teropuler -
5 Cara Agar Anak Mau Nyantri
Sumarni Selasa, 13-12-2022 | - Dilihat: 29

Oleh: Sumarni
Bagi sebagian orang tua yang menganggap bahwa pondok pesantren adalah tempat terbaik untuk menuntut ilmu agama, maka sudah dapat dipastikan mereka sangat menginginkan putera-puterinya untuk melanjutkan pendidikan di sana. Namun sangat disayangkan seringkali keinginan orang tua dan anak tidak sejalan.
Akhirnya banyak orang tua yang memaksa atau mengancam anaknya jika tak mau menuruti keinginan mereka. Ada juga orang tua yang membujuk atau mengiming-imingi anaknya dengan memberikan sesuatu berupa benda atau barang berharga dan branded. Semua akan mereka lakukan asalkan anaknya mau nyantri.
Hal tersebut sebaiknya jangan pernah dilakukan ya bapak ibu, sebab hanya akan menjadi solusi sesaat, namun akan mendatangkan permasalahan baru di kemuadian hari. Tentunya kita paham bahwa segala sesuatu yang dilakukan secara terpaksa, tak akan bertahan lama. Iya kan?
Sebenarnya ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh para orang tua agar anaknya mau nyantri tanpa terpaksa. Berikut ini adalah 5 cara mudah yang perlu dicoba oleh orang tua;
1. Jangan memasukan anak ke pesantren dengan niat ogah mendidik anak.
Banyak orang tua yang mengirimkan anaknya ke pesantren setelah merasa kewalahan mendidik anaknya. Mereka menjadikan pesantren sebagai tempat pembuangan atau sebagai bengkel yang dapat memperbaiki kelakuan anaknya dalam waktu singkat.
Selain itu banyak juga orang tua yang mengirim anaknya ke pesantren karena gak mau pusing dan repot alias ogah mendidik anaknya tentang ilmu agama. Menurut saya hal tersebut adalah sebuah kekeliruan besar dan harus diluruskan.
Memasukan anak ke pesantren adalah tindakan yang mulia. Oleh karenanya harus didasari oleh niat hanya untuk meraih ridho-Nya. Sebab sedikit saja melenceng, maka apa yang kita lakukan tidak akan bernilai apa-apa di sisi Allah. Seharusnya saat orang tua ingin memondokkan anaknya ke pesantren, niatkan dalam hati bahwa hal tersebut dilakukan sebagai salah satu usaha untuk memberikan pendidikan yang terbaik.
Pesantren hanyalah sebuah fasilitas sebagai lembaga pendidikan yang dianggap berkompeten untuk memberikan pendidikan yang sesuai harapan orang tua. Oleh karenanya semoga Allah meridhoi jalan yang ditempuh ini.
2. Sampaikan segala plus-minusnya pesantren.
Selama ini pada umumnya orang tua merasa bahwa mereka berhak mengatur anaknya secara mutlak. Seorang anak wajib mengikuti aturan orang tua. Berdosa jika membantah mereka. Pandangan tersebut benar adanya, tetapi bukan berarti harus membuat anak kehilangan haknya untuk mendapatkan informasi dan mengetahui alasan mengapa mereka harus mondok?
Orang tua yang bijak harus memberikan ruang kepada anak untuk mengutarakan keinginannya. Sebagai orang tua harus mampu memaparkan segala informasi yang dibutuhkan oleh anak.
Sampaikan semuanya dengan bahasa yang mudah dipahami sesuai kapasitas berpikirnya. Misalnya apa sih kelebihan dan kekurangan yang akan diperoleh jika masuk pesantren. Sebut saja kalau di pesantren dia tidak dapat bertemu orang tua setiap hari, tetapi hal itu akan membuat dia menjadi lebih mandiri.
Selanjutnya kalau di pesantren anak gak bisa main HP seperti di rumah, tapi hal itu akan membuatmu menjadi lebih fokus dalam belajar, dan lain sebagainya. Setelah itu berikan waktu padanya untuk berpikir sehingga ia dapat menentukan pilihannya.
3. Utarakan harapan besar kita pada mereka.
Mengutarakan harapan besar kita pada mereka, secara psikologis akan membuat anak merasa memiliki sebuah tanggung jawab yang besar. Mereka juga akan merasa bahwa dirinya begitu berarti bagi kedua orang tuanya. Oleh karenanya jangan pernah merasa malu apalagi gengsi untuk mengutarakan harapan besar kita pada mereka. Carilah waktu yang tepat untuk mengutarakannya.
Berikut ini adalah salah satu contoh ungkapan yang pernah saya sampaikan pada anak sulung saya.
”Nak, harapan terbesar Ummi dan Abi adalah memiliki anak-anak yang salih. Apapun profesi yang kalian geluti, kami akan mendukungnya. Jadikan profesimu sebagai fasilitas untuk mengabdi pada Allah. Kamu harus tahu apa yang menjadi perintah dan larangan-Nya dalam Al-qur’an. Akan tetapi kami tidak memiliki ilmu yang cukup untuk mengajarkan semua itu. Kami berharap kamu mau melanjutkan pendidikan di pesantren. Betapa indahnya kelak kamu akan menjadi seorang ahli geofisika yang Qur’ani. Insya Allah, keridhoan-Nya akan kamu raih dan kamu akan selamat di dunia dan akhirat. Ingat anak sulung itu akan ditiru oleh adik-adikmu.”
Alhamdulillah setamat SMP anak sulung saya masuk pesantren dan saat ini sudah kuliah jurusan Teknik Geofisika, sesuai keinginannya.
4. Carilah informasi dan referensi.
Mencari informasi dan referensi tentang karakteristik pesantren yang akan kita pilih dapat dilakukan dengan berbagai cara. Untuk tahap awal, informasi dapat kita akses lewat website, brosur dan testimoni dari beberapa alumni. Banyak hal yang harus diketahui dan dipahami oleh orang tua terkait karakteristik sebuah pesantren. Misalnya tentang profil pesantren, apakah pesantren tersebut merupakan pondok modern, pondok tahfizd atau model lainnya. Berapa biaya masuk dan SPP nya. Fasilitas dan sarana apa saja yang tersedia di sana. Apakah cocok dengan karakteristik anak kita atau tidak, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Untuk lebih meyakinkan, sebaiknya orang tua harus menyempatkan diri survey langsung ke lokasi. Mintalah penjelasan secara detail pada pihak pesantren tentang informasi yang kita butuhkan. Jangan lupa ajak anak kita saat survey, sehingga dia dapat melihat langsung kondisi yang sebenarnya. Pada akhirnya diharapkan cara ini dapat membantu orang tua dan anak untuk mengambil keputusan dan menentukan pesantren pilihannya.
5. Istikharah dan tawakal.
Istikharah dan tawakal adalah dua hal penting yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi dengan diri kita, meskipun hanya 1 detik ke depan. Oleh karenanya kita perlu meminta petunjuk Allah dalam menentukan sebuah pilihan, termasuk saat memilih sekolah anak.
Saya ingat betul betapa beratnya memperjuangkan agar anak saya bisa masuk pesantren. Selain harus memberikan pemahaman pada anak, saya juga harus berusaha meyakinkan suami bahwa pesantren adalah tempat terbaik bagi anak sulung kami. Di tengah ketidakberdayaan, akhirnya saya mengajak mereka untuk beristikharah.
Saya meminta pada Allah jika pesantren adalah hal yang terbaik bagi kehidupan dunia akhirat kami, maka mudahkanlah jalannya. Namun jika pesantren bukan yang terbaik, maka jauhkanlah dan berilah pengganti yang lebih baik darinya. Setelah melakukan segala usaha dan beristikharah maka bertawakal kepada Allah. Apapun hasilnya itulah pilihan yang terbaik menurut Allah. Yakinlah apapun yang terjadi dikemudian hari semuanya sudah tercatat di lauh mahfudz.
Begitu banyak cara yang dapat kita lakukan untuk membuat anak kita mau masuk pesantren tanpa merasa terpaksa kan? Semoga beberapa tips tersebut dapat membantu orang tua yang tengah mencari cara agar anaknya mau masuk pesantren ya. Wallohu’alam bishowab.
_____
Sumarni, Guru SMP N 46 Pekanbaru.
0 Komentar
Tinggalkan Pesan