Loading Now

Nilai Islam dan Politik Mahasiswa

Nilai Islam dan Politik Mahasiswa - AnakPanah.id

Indonesia, dengan segala kekayaan dalam bentuk keanekaragaman suku, budaya, dan bahasa, serta populasi yang mencapai peringkat keempat di dunia, terus menghadapi beragam tantangan yang kompleks. Masalah-masalah ini mencakup aspek sosial, politik, dan keamanan, yang sering kali menjadi perhatian utama dalam diskusi tentang masa depan negara ini.

Dalam ranah politik, tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia telah kehilangan kepercayaan pada para pemangku kebijakan pada tingkat pemerintah. Obral janji manis yang disampaikan selama masa kampanye seringkali tidak diikuti dengan tindakan nyata yang bermanfaat bagi rakyat.

Dalam sebuah studi sederhana, mayoritas warga merasa bahwa kinerja para pemangku kebijakan dan birokrasi kurang memadai. Pertanyaan-pertanyaan sederhana tentang kinerja para pemangku kebijakan tersebut menunjukkan bahwa banyak masyarakat merasa kinerja mereka belum memenuhi harapan. Melihat kondisi ini kian larut kian memprihatinkan, sebagian perubahan menjadi sebuah keharusan bagi seluruh elemen negara termasuk adaptasi masyarakat.

Lalu apa hubungannya dengan mahasiswa? Dalam konteks tersebut, peran mahasiswa sebagai penggerak perubahan dalam lingkup politik dan pemerintahan menjadi semakin jelas. Mahasiswa dapat mengambil inspirasi dari pengalaman mereka di kampus untuk memahami dinamika politik nasional dengan lebih baik.

Dengan kritis dan objektif terhadap penilaian suatu hal, mereka dapat membawa pemikiran segar, solusi inovatif, dan semangat perubahan ke dalam politik nasional, membantu menciptakan transformasi positif yang sangat dibutuhkan dalam pemerintahan dan birokrasi. Kesadaran akan tanggung jawab ini akan membantu menciptakan pemimpin masa depan yang lebih kompeten dan peduli terhadap kepentingan rakyat, sehingga menciptakan perubahan yang lebih baik bagi negara ini.

Namun..

Banyak yang berpendapat bahwa kampus merupakan refleksi kecil dari negara itu sendiri. Struktur organisasi mahasiswa di kampus seringkali menyerupai struktur pemerintahan di Indonesia, meskipun tidak selalu secara identik. Kampus memiliki pimpinan mulai dari tingkat fakultas hingga tingkat universitas, mirip dengan tingkat daerah dan pusat dalam pemerintahan Indonesia.

Lembaga eksekutif, legislatif, dan bahkan lembaga yudikatif dalam beberapa kasus, juga ada di kampus. Dinamika politik kampus seringkali mencerminkan politik nasional, dengan mahasiswa yang membentuk kubu-kubu atau koalisi, berkompetisi untuk memenangkan suara dan meraih kekuasaan.

Tentu, politik kampus seharusnya menjadi wadah bagi mahasiswa untuk belajar berpolitik secara baik dan sehat. Ini adalah kesempatan bagi mereka untuk menghayati nilai-nilai integritas, tanggung jawab, dan etika. Seharusnya, politik kampus membantu melatih mahasiswa menjadi calon pemimpin yang paham etika dan memiliki integritas yang tinggi.

Akan tetapi terdapat risiko bahwa politik kampus bisa saja mengikuti pola politik nasional yang buruk. Konflik antarkubu saat pemilihan rektor, pelanggaran saat kampanye, dan praktik-praktik negatif lainnya tidak jarang terjadi. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk menjaga etika dan integritas dalam berpolitik di kampus. Politik kampus seharusnya menjadi pelajaran berharga sebelum mereka terjun ke dunia politik nasional.

Mahasiswa harus bisa beradaptasi dengan pergerakan zaman. Mereka dihadapkan pada berbagai polarisasi dan konflik kepentingan, jika mereka dapat bersikap independen, mereka dapat berperan dalam menjembatani perbedaan-perbedaan ini.

Mahasiswa, khususnya dalam konteks yang akan saya bahas, yakni mahasiswa muslim di Indonesia perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang konsep demokrasi dalam konteks ajaran Islam. Dalam negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam dan dasar negara Pancasila, pemahaman ini menjadi sangat penting.

Mahasiswa yang beridentitas Islam harus memahami bahwa demokrasi bukanlah konsep yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam, melainkan dapat menjadi alat untuk mewujudkan keadilan sosial dan keberagaman dalam masyarakat. Dalam perspektif Islam, demokrasi dapat dianggap sebagai cara untuk mencapai kesejahteraan bersama dan keadilan yang dianjurkan dalam ajaran agama.

Peran aktif mahasiswa dalam membangun dan menjaga demokrasi di Indonesia sangatlah vital. Mereka memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan yang menggerakkan pembangunan demokrasi yang kuat di negeri ini. Melalui pemikiran kritis, kepemimpinan yang baik, dan partisipasi dalam berbagai kegiatan politik dan sosial, mahasiswa Islam dapat berkontribusi pada upaya memperkuat fondasi demokrasi di Indonesia.

Indonesia sebagai negara dengan berbagai tantangan dan peluang ke depan harus dilihat sebagai panggung bagi mahasiswa untuk berperan aktif. Dalam mewujudkan masa depan yang lebih baik, mahasiswa Islam harus bersatu dalam semangat kebangsaan yang kuat.

Mereka harus melihat diri mereka sebagai agen perubahan yang memiliki tanggung jawab untuk mengatasi masalah-masalah sosial, politik, dan ekonomi yang dihadapi negara ini. Dengan memanfaatkan pendidikan dan pengetahuan mereka, mahasiswa dapat menjadi pemimpin yang membawa perubahan positif dan mengarahkan Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah.

Demokrasi dalam Islam mengajarkan nilai-nilai seperti musyawarah, keadilan, dan kebersamaan, yang sejalan dengan prinsip-prinsip demokrasi modern. Oleh karena itu, mahasiswa Islam memiliki potensi besar untuk menjadi jembatan antara ajaran agama dan praksis demokrasi di Indonesia.

Mereka dapat menjadi pelopor dialog antaragama dan antarbudaya, serta mempromosikan pemahaman yang lebih baik tentang demokrasi dalam masyarakat. Dengan cara ini, mereka dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan inklusif bagi seluruh warga Indonesia.

Dalam menghadapi masa depan yang penuh tantangan ini, mahasiswa muslim memiliki tanggung jawab besar untuk membantu membangun Indonesia menjadi negara yang lebih baik. Dengan memahami dan merangkul demokrasi dalam konteks Islam, berperan aktif dalam pembangunan demokrasi, dan menjunjung tinggi nilai-nilai moral, mereka dapat menjadi agen perubahan yang memberikan dampak positif dalam perjalanan politik dan sosial Indonesia.

_____

Zarkasy Bilal Arafat, Penulis, Penyair, Pemikir. Aktif sebagai Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Dakwah Universitas PTIQ Jakarta. Ia tertarik dengan fokusnya pada wawasan pendidikan politik pemuda.

Post Comment

Copyright ©2025 anakpanah.id All rights reserved.
Develop by KlonTech