Loading Now

Syekh Qaradhawi tentang Membersihkan Gigi

Syekh Qaradhawi tentang Membersihkan Gigi - AnakPanah.id

Rasulullah Saw mengajarkan kepada umatnya untuk selalu menjaga kebersihan, mulai dari kebersihan tubuh, pakaian, lingkungan dan lain sebagainya. Dengan menjaga kebersihan kita dapan terhindar dari segala penyakit, karena awal mula datangnya suatu penyakit itu tergantung bagaimana kita menjaga pola hidup bersih. Sebagaiman tercatat dalam tinta emas sejarah, bahwa Nabi Muhammad SAW hanya mengalami dua kali sakit selama hidup beliau.

Keteladan sifat beliau sejalur dengan firman Allah ta’ala di dalam Al-qur’an Surah Al Baqarah ayat 222 yang berbunyi:

وَيَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلْمَحِيضِ ۖ قُلْ هُوَ أَذًى فَٱعْتَزِلُوا۟ ٱلنِّسَآءَ فِى ٱلْمَحِيضِ ۖ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّىٰ يَطْهُرْنَ ۖ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ ٱللَّهُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلْمُتَطَهِّرِينَ

Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah suatu kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri”. (QS Al Baqarah: 222).

Perlu digaris bawahi dalam ayat tersebut pada kata “ٱلْمُتَطَهِّرِينَ” memiliki banyak makna didalam pandangan mufassir. Namun penulis menyantumkan satu pendapat dari Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam tafsirnya menyebutkan bahwa makna kata tersebut adalah orang-orang yang bersuci dari jinabat, hadas, dan hal-hal yang kotor.

Salah satu cara Rasulullah SAW untuk menjaga pola hidup bersih adalah dengan membersihkan gigi. Dahulu kala, rasul tidak menggunakan pasta gigi sebagai media untuk membersihan gigi seperti zaman sekarang, akan tetapi Nabi SAW menggunakan siwak. Siwak atau Miswak adalah sebatang kayu yang diolah untuk memberihkan gigi.

Kayu ini berasal dari pohon Arak (Salvador persica) yang tumbuh di dataran timur tengah. Pohon ini termasuk kategori tanaman semak belukar. Tak diragukan lagi manfaat dari pohon ini, salah satunya yaitu untuk mencegah gigi berlubang. Tidak heran jika dahulu Nabi SAW dahulu menggunakan siwak sebagai media untuk membersihkan gigi.

Nabi Muhammad SAW bersabda pada hadits yang diriwatkan oleh Abu Hurairah RA:

عن أبي هريرة رضي الله عنه أنّ رسول الله ﷺ قال: ((لولا أن أشقّ علي أمتي لأمرتهم بالسّواق عند كلّ صلاة)).

Artinya: dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Sekiranya tidak memberatkan umatku, sungguh aku telah memrintahkan kepada mereka untuk bersiwak ketika hendak melaksanakan sholat.”

Syekh Dr Yusuf Al Qaradhawi dalam kitabnya Fiqih Maqasid Syari’ah menyebutkan bahwa maksud dari bersiwak yaitu membersihkan mulut hingga mendapat ridho dari tuhan. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits:

السِّوَاك مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ

Artinya: “siwak membersihkan mulut dan diridahi tuhan”.

Namun, apakah siwak maksud atau sekedar wasilah yang sesuai dengan dan mudah di negeri Arab? Nabi Muhammad SAW Menyifati siwak dengan sesuatu yang dapat mencapai maksud dan mudah bagi bangsa arab.

Di negeri-negeri lain wasilah tersebut bisa berubah. Karena, negeri tersebut akan kesusahan untuk mendapatkan pohon arak. Dengan demikian, mereka bisa membuat wasilah lain yang bisa memenuhi tuntutan ratusan juta manusia, seperti sikat atau yang lainnya.

Sebagian ahli fikih telah menulis hal tersebut. Dalam fikih Hambali, “Hidayah Ar-Raghib” ditulis, “Menggunakan kayu gaharu dari arak, zaitun, dan lainnya, tidak akan menyebabkan kesusahan dan kemudharatan.

Dimakruhkan hal yang bisa menyebabkan kesusahan dan kemudharatan. Yang memudharatkan adalah seperti delima, kemangi, tamarisk, dll. Orang yang bersiwak dengan tanpa kayu gaharu tidak melakukan sunnah.

Syaikh Abdullah Al-Bassam menukil bahwa An-Nawawi berkata, “Dengan apa pun seseorang bersiwak dengan sesuatu yang bisa menghilangkan perubahan dia telah bersiwak. Seperti kain dan jari. Ia adalah madzhab Abu Hanifah. Karena keumuman dalilnya.

Dalam Al-Mughni ditulis, “Sunnah telah dilakukan dengan hal yang bisa menyebabkan kebersihan. Sunnah yang sedikit tidak bisa ditinggalkan karena tidak bisa melaksanakan sunnah yang banyak. Itulah yang shahih.

Selain dari pada sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW, siwak juga memiliki kelebihan dalam bidang kesehatan. Dengan demikian siwak menjadi wasilah dalam menjaga kesehatan gigi, karena kandungan pada siwak yang mampu membasmi partikrel-partikel negatif terhadap kesehatan gigi. waahu’alam

sumber refrensi: Fiqih Maqasid Syari’ah Syekh Dr Yusuf Al Qaradhawi.

___

Ahmad Aditiya Pratama, Mahasiswa Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah Yogyakarta

Bagikan artikel ini :

Post Comment